Turis Eropa batalkan kunjungan ke Manado Pariwisata Sulut Terancam Hancur TN Bunaken (juga) di ambang bencana
UPAYA menjadikan Sulut (Manado) sebagai kota pari-wisata dunia, menghadapi kendala besar. Ada dua faktor penyebabnya. Pertama soal kebijakan Uni Eropa yang melarang warganya di Bali untuk terbang ke daerah lain di Indonesia, termasuk Sulut. Kedua, aset pariwisata dunia milik Sulut, yakni Taman Na-sional Laut Bunaken, sedang di ambang bencana. Berikut laporannya. Awal Juli 2007 ini, Uni Eropa telah mem-black list maskapai Indonesia terbang ke Eropa. Buntutnya, wisatawan dari negara-negara Eropa yang sedang berlibur di Indonesia, oleh agen perjalanan di nega-ranya diminta membatalkan penggunaan penerbangan dari satu kota ke kota lain di Nusantara. "Kami menerima keluhan dari beberapa agen di Bali dan Surabaya yang menjadi mitra agen Eropa. Turis asal Eropa yang ditanganinya diminta membatalkan penggunaan penerbangan di negeri ini," kata Ketua DPD Asita Bali, Al Purwa, akhir pekan lalu. Al Purwa malah menyebutkan bahwa sejumlah wisatawan dari Prancis dan Jerman yang ke Bali dan sedang melancong di Surabaya, diminta membatalkan penerbangan lanjutan ke Manado, Sulawesi Utara. Selain itu, sejumlah turis dari Eropa yang berlibur di Bali, dan hendak melanjutkan per-jalanan ke Makassar, juga diminta membatalkan penerbangan ke Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan itu. "Ini bisa gawat. Kalau pun tidak ada maskapai Indonesia yang terbang ke Eropa, larangan itu memberikan pengaruh besar terhadap kepercayaan dunia pada penerbangan dalam ne-geri," ucap Ketua DPD Asso-ciation of The Indonesia Tours & Travel Agencies Bali ini. Akan lebih gawat lagi, kata-nya, jika negara-negara lain pemasok turis terbanyak ke Indonesia dan Bali khususnya, seperti Jepang dan Australia, juga ikut-ikutan melakukan hal serupa. Menteri Kebuda-yaan dan Pariwisata Jero Wacik mengakui hal ini membahayakan Pariwisata Indonesia. "Di dalam negeri kita pariwisata juga kena. Kalau terlalu lama berbahaya. Mudah-mudahan ini hanya temporary," kata Wacik. BUNAKEN Secara terpisah, Pakar coral Ir JR Pahlano Daud MSc dan Prof Mutsunori Tokeshi PhD, dalam email-nya yang dikirim ke Komentar melaporkan, TN Bunaken sedang dalam an-caman bencana serius. Pa-salnya, hewan pemakan coral 'pumparade' makin merajalela. Pumparade ini bisa mengha-biskan terumbu karang yang ada di Bunaken. Menurut Daud dan Tokeshi, 'pumparade' atau Bintang Laut Berduri (Acanthaster planci) yang populer disebut Crown of Thorns (COTs) tersebut, statusnya berada pada tingkatan yang sangat mengkhawatirkan. ''Walau distribusi populasi COTs secara umum di lima pu-lau dalam kawasan TNB ber-ada pada status non-outbreak level, namun beberapa lokasi telah berada dalam tingkat spot outbreak, khususnya di bagian selatan Bunaken.'' Kepadatan populasi COTs secara umum begerak pada kisaran 'intermediate' ke 'high density', hanya pada Bunaken bagian timur, barat, Siladen dan beberapa lokasi di Manado Tua, Mantehage dan Nain rata-rata berada pada level 'low intermediate'. "Ditakuti jika tak diantisipasi segera dalam waktu dekat akan terjadi 'active outbreak' dimulai dari Pulau Bunaken bagian selatan tersebar ke lokasi lain. Active outbreak apabila populasinya melimpah dalam jumlah besar lebih dari 30 ind/Ha berdiameter ukuran lebih dari 18 cm mencapai dewasa, maka COTs menjadi sangat berbahaya, ganas dan cepat memangsa coral hidup dalam areal luas sampai ribuan hektar terumbu me-ninggalkan kerangka mati berwarna putih,'' ungkap Daud.(sum/rik HARIAN KOMENTAR 03 jULI 2007 [Non-text portions of this message have been removed]