Nasi Plecing dan Ikan Bakar

 

 

Nasi putih berteman plecing ayam adalah sajian khas masyarakat Bali Barat.
Tak hanya disukai warga setempat, sajian ini juga digemari para wisatawan.
Rasanya memang sedap, harganya murah pula, hanya Rp 3.000 per porsi.

 

Jika ingin menikmati nasi plecing yang nikmat, Loloan adalah tempatnya. Ada
Loloan Barat, ada pula dan Loloan Timur. Warga dari dua desa yang terletak
di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini sama-sama piawai mengolah nasi
plecing. Mereka juga pintar membuat kue-kue tradisional. Jadi, Anda bisa
berwisata kuliner di dua desa ini.

 

Penduduk di sekitar Kota Negara pun biasa membeli makanan di desa ini.
Begitu pula para wisatawan dari Pulau Jawa, tak sedikit yang menyinggahi
Loloan untuk menikmati aneka makanan tradisional, sekaligus berziarah ke
makam KH Ali Bafaqih, yang berada di Kampung Kerobokan, Loloan Barat.

 

''Biasanya wisatawan datang ke Loloan menjelang Subuh, lalu mereka shalat
berjamaah di Masjid Mujahidin, Loloan Barat. Pagi hari, mereka sarapan
dengan membeli nasi plecing, kemudian berziarah ke makam dan melanjutkan
perjalanan,'' kata Muhammad Idris, salah satu pemilik warung makan di
Loloan.

 

Soal makanan, Kota Negara bisa dibilang 'jagonya'. Berada di kota ini,
wisatawan tak perlu cemas bakal kesulitan mencari pengisi perut. Selain nasi
plecing, tersedia banyak pilihan makanan lainnya, seperti satai kambing,
soto ayam, juga ikan bakar.

 

Anda penyuka ikan bakar? Jika begitu, sebaiknya Anda menuju ke Pantai
Pebuahan, sekitar lima kilometer sebelah barat Kota Negara. Di pantai ini,
warga Kota Negara kerap nongkrong atau bercengkerama bersama keluarga
sembari makan ikan bakar.

 

Kendati menu yang disajikan mirip dengan olahan ikan bakar di Jimbaran,
Kuta, namun harga ikan bakar di Pebuahan jauh lebih murah. Kedai ikan bakar
di Pebuahan buka mulai pagi hari sampai larut malam. Selain cita rasanya
'kena' di lidah, ikan bakar Pantai Pebuahan diolah dari ikan segar yang
diperoleh dari para nelayan yang baru pulang melaut.

 

Aneka makanan yang lezat dan terjangkau kantong, tentu menjadi daya tarik
kuat bagi para pelancong untuk menyambangi Bali bagian barat. Dan seperti
dikatakan Kepala Dinas Pendidikan, Pariwisata dan Budaya Kabupaten Jembrana,
Drs AA Gede Putrayasa, pariwisata Bali Barat, khususnya Jembrana, memang
tengah menggeliat. Angka kunjungan wisatawan pun terus meningkat.

 

Saat ini, aku Putrayasa, banyak pejabat dari kabupaten lain di Indonesia
yang datang ke Jembrana untuk mempelajari penerapan otonomi daerah di
wilayah ini. Jumlah mereka bisa mencapai 20 orang per hari atau sebanyak 600
orang dalam sebulan. ''Mereka juga dikategorikan sebagai wisatawan, karena
selain melakukan studi banding, mereka juga jalan-jalan dan berbelanja di
Kabupaten Jembrana,'' kata Putrayasa. 
Kapan Anda menyusul?

 

Republika



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to