Bunuhlah seekor ayam utk menakuti seribu ekor kera
Kira2 di indonesia bisa nggak ya diterapkan seperti ini ......

Bangsa Ini Memerlukan Zhu?
Oleh: Asro Kamal Rokan (Republika Online)

Amazing!
Dari tahun 2001 sampai 2005 Cina telah menghukum mati 4000 orang karena 
korupsi, dan menurut Amnesti Internasional (AI) fakta sesungguhnya masih lebih 
banyak lagi. Orang bilang komunis itu kejam, tapi cara tsb
terbukti sukses memberantas korupsi dan hasilnya terlihat indikator 
perekonomian Cina melesat. Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor 
kera, beranikah Indonesia meniru?

Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya -- yang 
dibiayai dalam kehidupan mewah-- mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 
tahun. Tidak ada yang bisa membantunya. Deputi manajer cabang Bank Konstruksi 
China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum 
mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar 
Rp 3,9 miliar
sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan 
pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah 
dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. 
Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional
(AI),jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, 
yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu 
Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi 
perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ''Berikan kepada saya 
seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika 
saya
melakukan hal yang sama.'' 

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum 
mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. 
Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional
itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya 
meminta uang suap, dihukum penjara.  

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. 
Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan 
bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak
hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama 
empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya 
karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan,
membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Agaknya Zhu 
Rongji paham betul pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu 
ekor kera. 
Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi 
Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestic bruto sebesar 
1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka
sudah mencapai 300 miliar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, 
karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan 
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu
mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa 
belajar ke
luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina. 

    
Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia. Pengangguran terus bertambah, 
anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pelacur di kota, lulusan SMU menjadi 
pengamen, anak-anak SD yang malu
tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke 
kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga 
kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka adalah korban. 
Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada
yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, 
hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, 
hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan. 

Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu? Pemerintah bukan 
penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari 
orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan 
pecundang atau pesolek yang tiap kali berbicara atau mengambil kebijakan selalu 
mwngutip kalimat "atas nama rakyat", tetapi hasil yang didapat jauh panggang 
dari api.

Inilah Indonesia saat ini!

Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka, 
yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor 

Kirim email ke