Bencana banjir bandang, banjir dan longsor bukan hanya di Morowali (23/7), 
melainkan melanda hampir seluruh Pulau Sulawesi. Di Luwu, Sulawesi Selatan pun 
banjir melanda sejak Rabu (25/7), padahal puluhan korban longsor di Morowali 
pun belum bisa dievakuasi. Banjir dan longsor yang terjadi di Luwu diakibatkan 
oleh hujan deras yang terjadi selama empat hari. Salah satu titik longsor 
terparah yakni Desa Komba. Tak hanya rumah warga, longsor juga menimbun area 
persawahan dan kebun Kakao serta tambak siap panen milik warga. Sementara itu, 
ribuan rumah di sembilan kecamatan masih terus terendam banjir. Kecamatan Sulih 
Barat merupakan wilayah terparah yang terendam banjir  

Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara pun diterjang banjir yang tak kalah 
dahsyatnya. Selain karena hujan dalam sepekan turun sangat deras, kerusakan 
hutan di wilayah ini menjadi penyebabnya. Bencana ini menyebabkan tak kurang 
dari seribu rumah terendam air setinggi 1-2 meter, ratusan rumah hanyut, 
infrastruktur umum rusak, kegiatan ekonomi dan pendidikan lumpuh. Sekitar 7 
ribu warga menjadi pengungsi.  
 Yayat Supriyatna, ACT Rescue Leader, yang kini masih berada di Morowali terus 
memberikan informasi seputar kondisi Morowali dan sekitarnya, juga terkait para 
pengungsi. “Hari ini masih hujan di beberapa daerah bencana. Kami kini berada 
di Desa Uewaju dan terus ke Tolaka Bawah. Pengungsi di SD Baturube 2 dan 
Puskesmas berjumlah 191 kk atau sekitar 786 jiwa. Bantuan yang sudah disalurkan 
untuk para pengungsi itu antara lain beras, sarden, telor, mie instan, juga 
kompor dan pakaian layak pakai,” ujar Yayat, Senin (30/7). 
 
Sehari sebelumnya, Yayat pun mengirimkan kabar tentang sulit dan beratnya medan 
bencana di Morowali. “Areanya luas dan memanjang, mulai dari Soyo Jaya, Takala 
Bawah, Baturube, Siliti, Uereru, Boba, Kolo Atas, Kolo Bawah dan Mamosalato,” 
terangnya. Karenanya, tim ACT ‘terpaksa’ membeli sebuah perahu untuk 
mendistribusikan bantuan ke berbagai titik tersebut. Pembelian perahu tersebut 
bekerjasama dengan lembaga PKPU. 
 Sementar itu dari Minahasa Tenggara, Ahyuddin, Direktur Eksekutif ACT 
mengungkapkan, banjir menyebabkan tak kurang dari seribu rumah terendam air 
setinggi 1-2 meter, ratusan rumah hanyut, infrastruktur umum rusak, kegiatan 
ekonomi dan pendidikan lumpuh. Sekitar 7 ribu warga menjadi pengungsi. 
 
Ditambahkan Ahyuddin, diantara 3 kecamatan yang paling parah, kecamatan Belang 
menjadi pilihan induk Posko. MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) Sulawesi Utara 
yang menjadi operator ACT bergerak lincah menyambangi titik pengungsian. Peran 
yang diambil MRI, selain secara langsung memberikan bantuan pangan, medis, 
sandang dan perlengkapan dapur, yang terpenting mengkoordinir para relawan 
lokal termasuk para pengungsi untuk aktif berpartisipasi mendistribusikan 
bantuan secara cepat dan tepat. “Aktivitas ini merupakan hal terpenting dalam 
manajemen posko emergency. Melalui kesiapan relawan dan manajemen posko yang 
baik, penanganan fase emergency diharapkan menjadi jaminan sukses penanganan 
bencana di Minahasa Tenggara. 

Beragam bantuan logistik yang datang mengalir dari berbagai pihak dengan 
kesiapan relawan dan posko yang terorganisir ini, semua pihak merasa puas. Dan 
yang terpenting, pengungsi pun terlayani dengan baik,” jelas Ahyuddin lagi. 
 
Peran ACT di Sulawesi Utara, selain mengasisteni MRI Sulut dalam penanganan 
bencana secara profesional, membantu mendistribusikan bantuan dari berbagi 
pihak secara langsung ACT menjawab dua kebutuhan fundamental pengungsi, yaitu 
menyediakan minyak tanah dan air bersih. “Minyak tanah menjadi kebutuhan 
penting karena tidak ada bahan bakar lain, listrik pun mati. Selain langka, 
harganya pun mahal, mencapai 7 ribu per liter. Demikian juga dengan air bersih, 
baik untuk minum maupun untuk mandi sulit,” tambahnya. 
 
Menurut Ahyuddin, persoalan jangka pendek fase emergency akan mudah diatasi. 
Tetapi yang paling penting adalah bagaimana agar semua pihak memikirkan dan 
mengambil peran pada fase berikutnya, yaitu fase recovery (rehabilitasi dan 
rekonstruksi). Peran inilah yang saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk 
kita tangani. Dalam waktu cepat, segera ACT akan menyajikan sejumlah strategi 
recovery yang bisa dirujuk semua pihak yang berkepentingan. “Inilah 
sesungguhnya peran yang sangat dinantikan oleh ribuan pengungsi,” tutup 
Ahyuddin. 
 
Untuk penanganan bencana di seluruh Sulawesi ini, atau kami menyebutnya 
Sulawesi Humanitarian Journey (SHJ), ACT langsung mendapat sokongan dari 
Baznas-Dompet Dhuafa. Bagi ACT, sinergi kemanusiaan seperti yang dilakukan di 
Sulawesi ini bukan kali pertama. Di berbagai bencana sebelumnya pun, ACT selalu 
bersinergi dengan banyak lembaga, korporat peduli maupun instansi pemerintah. 
Sebab, semua pun tahu bahwa urusan bencana adalah urusan semua orang, tidak 
terkecuali. (gaw)

Salurkan Bantuan Anda Melalui ACT di :

Bank Central Asia     
Acc. No. 676 030 3133     
(Swift Code: Cenaidja)     

Bank Syariah Mandiri     
Acc. No. 004 011 9999     

Bank Mandiri     
Acc. No. 128 000 4555 808     

Bank Muamalat Indonesia     
Acc. No. 304 0022 915     

Bank Negara Indonesia Syariah     
Acc. No. 009 611 0239     

ACT HOTLINE : 021-741 4482



       
---------------------------------
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke