Ini sejarah yang mana lagi ya.

Kalau dilihat-lihat dari dokumen yang ada, dulu IANA mendelegasikan
ke pak Samik. Beliau yang mendapat mandat untuk mengelola domain .ID.

Selanjutnya, beliau kembalikan ke IANA dan IANA memberikan mandat
kepada Budi Rahardjo.

Jadi pemegang mandat adalah Budi Rahardjo.

Apakah Budi ini orang APJII ?

Terus bagaimana mekanisme pemilihan para Admin di bawah Budi ?
Apakah APJII yang menentukan ? Atau Budi yang menentukan ?

Terus peran APJII itu di mana sih ?
Apakah Budi mendelegasikan proses penagihan domain kepada APJII ?

Terus mengapa banyak domain kena recycle ?
Gak bayar ? Gak bisa ditagih ?

Hitung-hitungan orang bodo aja, domain yang tidak tertagih jumlahnya
besar sekali.

Total 860 domain. .web.id 517 domain.
kalau .web.id 2 kali tidak bisa ditagih artinya :
860 - 517 + (517 *  2) = 1377

Berarti ada uang tidak tertagih Rp. 206.550.000.

Pantes aja banyak  ISP yang ingin jadi registrar.

Wah banyak juga.

Ma'af ya banyak tanya, habis gak ngerti sih.

-Tedi



On Mon, 21 Mar 2005 12:18:59 +0700, ACCESS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> IMHO:
> 
> Memang, kalo dikupas sejarahnya,
> IDNIC dirancang untuk IP,ASN, dan DomainName .id,
> bahkan untuk bagi2 tugas admin di IDNIC, APJII
> menempatkan: Rekan Sanjaya sbg net-admin, dan
> rekan IKH sbgai co-admin. Dng pertimbangan net.id
> ditangani oleh orang yang berpengalaman di network,
> dan co.id orang yang mempunyai intensitas penanganan
> di corporate. Saat ini, fase menumbuhkan jasa internet,
> sehingga ISP perlu jelas mengenai sosialisasi internet
> di perusahaan2 yang merupakan market segment para
> ISP di corporate yang bisa mengapi/ignition ke arah
> individual users. Jika ditarik kebelakang memang tdk
> ada bedanya rencana IDNIC mengelola IP, ASN dan Domain
> dgn beberapa negara lain.
> 
> Namun, perkembangannya, cc-TLD ingin mandiri
> dengan tujuan menjadi cc-TLD yang lembaga yg
> accountable.
> Karena masing2 merupakan lembaga, jadi bila ada
> perubahan, pasti ada komunikasi dari dua belah
> pihak (APJII & cc-TLD), IDNIC ini akan diapakan.
> 
> Nah, kira2 begitu, semoga bisa menjawab:-)
> 
> Cheers,
> -teddy
> 
> At 12:39 AM 3/19/2005, Budhi S. wrote:
> >Maaf, saya awam masalah dunia per-internet-an. Cuma, ngebaca thread yang
> >ada, gak tahan juga untuk komentar. Maaf, bukan bermaksud untuk nambah
> >ngaco keadaan yang ada.
> >
> >Saya ambil contoh negara tetangga, Singapura.
> >Urusan domain ccTLD .SG, dihandle oleh SGNIC.
> >Mereka bisa pake banyak domain untuk satu nama SGNIC:
> >    www.nic.net.id
> >    www.sgnic.net.id
> >    www.sgnic.net
> >
> >Adapun untuk urusan IP dan ASN, banyak organisasi di negara itu yang
> >jadi anggota APNIC.
> >Ngeliat dari daftar National Internet Registries di link:
> >    http://www.apnic.net/community/other_orgs.html
> >sepertinya gak ada yang mewakili Singapura.
> >
> >Juga, informasi link di atas (daftar National Internet Registries) cocok
> >dengan info Pak Bill pada email sebelumnya:
> >
> > > Sedang negara yg sekaligus melayani Domain, IP dan ASN
> > > registration diantaranya:
> > >   China: cnnic.net.cn
> > >   Japan: jpnic.net
> > >   Korea: krnic.net
> > >   Taiwan: twnic.net
> > >   Vietnam: vnnic.net or vnnic.net.vn
> >
> >Jadi, di Indonesia ada pengecualian, dimana urusan domain dan IP/ASN
> >dipegang oleh dua "institusi" yang berbeda.
> >
> >Kalau lah APJII sudah mendaftarkan nama ID-NIC (ada garis
> >penghubung-nya), apa gak berbeda dengan nama IDNIC (tanpa garis
> >penghubung)? Kalo bahasa hukum, jelas berbeda. Kalo bahasa non hukum,
> >gak ngerti lagi saya-nya. :-)
> >
> >Di beberapa negara lain, pada link berikut:
> >    http://www.apnic.net/community/partnership.html
> >
> >Untuk asosiasi penyelenggara internet (seperti APJII), gak ada tuh yang
> >ngotot harus menggunakan nama NIC, seperti:
> >- http://www.ispai.com/ - "APJII"nya India
> >- http://www.ispan.net.np/ - "APJII"nya Nepal
> >- http://www.ispak.org/ - "APJII"nya Pakistan
> >
> >Untuk urusan domain name ccTLD-nya, memang beda2 untuk negara2 tersebut
> >di atas:
> >- www.registry.in --> India
> >- www.pknic.net.pk --> Pakistan (mirip dengan cc-TLD di Indonesia)
> >
> >Juga domain IDNIC.NET udah diambil oleh APNIC. Untuk urusan apa, domain
> >name atau IP/ASN?
> >Boleh nggak ccTLD-ID yang udah ada sekarang menggunakan domain name
> >IDNIC.NET tersebut?
> >
> >Juga, kalau lah sudah diputuskan di Munas APJII tentang penggunaan nama
> >ID-NIC (pake garis penghubung) sejak tahun 1996, kenapa baru tahun 2005
> >ini dipermasalahkan? Kan yang dipake selama ini oleh ccTLD-ID adalah
> >IDNIC, bukan ID-NIC.
> >
> >Tolong lah, kalau memang ini untuk kepentingan bersama bangsa kita,
> >kenapa harus maen "tubruk" seperti ini? Sebelum surat resmi diluncurkan
> >oleh APJII, apa gak lebih baik dibicarakan secara non formal dulu kepada
> >pihak ccTLD-ID alias IDNIC "lama"? Maaf, kalau proses tersebut pernah
> >dilakukan, tapi hanya untuk kalangan internal informasinya.
> >
> >Maaf, kok kesannya kalo gak pake nama IDNIC, entar dianggap melanggar
> >janji Munas-nya APJII. Apa seperti itu kah?
> >Juga, melihat contoh kasus di negara Asia lainnya, apa gak ada jalan
> >lain bagi APJII supaya tidak "ngotot" harus menggunakan nama IDNIC?
> >Terlepas dari adanya perbedaan antara nama ID-NIC dengan IDNIC.
> >
> >Mohon maaf apabila email ini dianggap mengganggu. Semoga tidak menambah
> >"kisruh" permasalahan yang sudah ada, khususnya kepada Pak BR dan Pak
> >HN.
> >
> >Nuwun,
> >
> >Budhi S.
> 
>

Kirim email ke