--- In ikbal_alamien@yahoogroups.com, "r_arihidayat" <r_arihida...@...> wrote:
>
> --- In ikbal_alamien@yahoogroups.com, rifai Ipai <rifai_bkl@> wrote:
> >
> > ustad ari hidayat yang saya hormati, memang PKS dkk kalo
> > dipandang secara institusional memang tidak nampak meniru institusi negara
> > arab. sebab negara arab berpenduduk homogen, lain halnya dengan indonesia 
> > yang
> > berpenduduk heterogen, bermacam-macam suku adat dan budaya bersarang
> > didalamnya. akan tetapi substansi dan ideologi yang mereka usung tidaklah 
> > jauh
> > beda, menegakkan negara berhukum islam. 
> > 
> Pendapat saya:
> Semua partai punya ideologi masing-masing. Tak ada yang tidak. Makanya 
> mereka-mereka mendirikan partai ya untuk memperjuangkan ideologi 
> masing-masing. Bangsa kita sudah dikuasai berbagai macam ideologi. Dari yang 
> mapan di banyak negara (Demokrasi parlementer) hingga ideologi hasil racikan 
> sendiri (Nasakom zaman Soekarno dan Demokrasi Pancasila zaman Soeharto dan 
> Orba) yang gagal itu. 
> 
> Sekarang demokrasi kita bercorak liberal (dengan aroma parlementer juga). 
> Kita sudah mengikat diri dengan UUD 45 (hasil amandemen), dilengkapi lagi 
> dengan berbagai UU yang dibikin setelah reformasi. Dan itu semua memungkinkan 
> kita punya berbagai macam partai dengan berbagai ideologi. 
> 
> Itulah resiko demokrasi yang kita terapkan sekarang. Tak sempurna memang, 
> tapi itulah yang terbaik untuk sementara ini. Karenanya kalau Anda rela 
> dengan demokrasi Anda terpaksa menerima kehadiran PKS seperti Anda menerima 
> PDS. Arah negara demokrasi sedikit banyak akan terpengaruh oleh ideologi 
> partai pemenang. Sah-sah saja kalau itu didapat lewat pemilu. Kalau PKS mampu 
> ya silahkan, PKNU mampu juga gak apa-apa, jikalau PDS menang pemilu, kita 
> umat Islam harus ikhlas sembari intropeksi. Dibawah kekuasaan PKB, PDIP, 
> Demokrat dan Golkar kita sudah rasakan seperti apa. 
> 
> Btw, Anda tak ingin merasakan hidup dibawah kekuasaan partai yang beraneka 
> ragam? Kalau saya mau.....karena saya suka rasa yang beraneka. Masa menunya 
> nasi + ikan teri + bayam & bakwan. Bosan ah:) Ganti-ganti dong. Misalnya 
> sesekali nasi biryani + kambing guling + sambosa. Karenanya saya suka slogan 
> Bhinneka Tunggal Ika. Serius nih....! 

ustad, bukannya ana tidak suka dengan keanekaragaman yang mengakar dalan negri 
ini. bahkan karena saking kuatnya keinginan mempertahankan keanekaragaman itu, 
makanya ana tidak sejalan dengan ideologi dari PKS dkk. sebab ideologi yang 
mereka usung, akan memberangus bhineka tunggal ika itu sendiri, bahkan 
mengancam keutuhan NKRI. walaupun mereka selalu memakai topeng syari'at islam, 
yang masih membutuhkan klarifisi dan masih banyak menyimpan 
pertanyaan-pertanyan yang belum jelas.

> 
> Tentang keberagaman budaya :
> Bangsa kita memang hetorogen. Tapi budaya yang beraneka itu tersingkir. Yang 
> saya herankan malah sebagian kita menyalahkan organisasi dan parpol Islam 
> sebagai penyebab. Syariat jadi sasaran tembak. Padahal lenyapnya kesenian, 
> adat istiadat dsb bukan karena misi Islam. Selain memang pengusungnya makin 
> sedikit, media massa (cetak maupun elektronik) berperan paling besar. Dan 
> mereka yang besar-besar itu semua bukan milik parpol atau ormas Islam. Mana 
> pernah mereka menayangkan model dengan wajah Papua? Semua tipi menampilkan 
> presenter yang memakai busana menyamai Madonna dan omongan ala Jakarta! Metro 
> TV bahkan merasa gengsi kalau membuat acara dengan bahasa Indonesia. Media 
> massa adalah pembawa misi perubahan paling dahsyat dan cepat. Aa Gym saya 
> yakin setuju dengan pendapat ini. Tiba-tiba ketika ada UU yang dituduhkan 
> berbau syariat mereka menyalahkan kelompok Islam. Karena bisnis mereka 
> terancam. Sekali lagi kalau hanya parpol Islam yang mendukung suatu rancangan 
> UU, takkan bisa lolos dari Senayan! Gabungan mereka semua takkan bisa 
> mengalahkan PDIP, Golkar dan Demokrat yang nasionalis itu. 

nah ini dia! sepengetahuan ana sebelum adanya PKS dkk, ormas dan parpol islam 
adem ayem aja. sebab tokoh ormas dan parpol itu meracik ajaran islam sedemikian 
rupa sehingga perjalanannya selaras dengan bhineka tunggal ika dan NKRI. 

bahkan seinget saya, dulu ada parpol islam "Masyumi" yang berideologi hampir 
sama seperti PKS dkk terpaksa dibubarkan. sebab soliditas negara indonesia 
sudah terpatri dalam UUD 45, yang terangkum dalam kekuatan sosisal dan 
religius. sebagaimana pengakuan bung. hatta sang founding father indonesia, 
yang berkeyakinan fondasi demokrasi di indonesia sudah cukup solid, karena 
didukung oleh kombinasi organik kekuatan sosial-relegius yang sudah mengakar di 
sebagian besar masyarakat kita.  

tersingkirnya keberanekaragaman yang antum jelaskan itu bener. tapi syariat 
jadi sasaran tembak yang antum kira itu, sebenarnya timbul setelah ideologi 
syariat ala PKS dkk muncul. sebab ideologi syariat yang mereka usung, malah 
tambah menyingkirkan keberanekaragaman itu sendiri. dengan membuat hukum yang 
menyeragamkan keaneraragaman. hehehe...

 
> 
> 
> > dan satu hal yang harus antum ketahui, hingga saat ini kerajaan arab saudi
> > masih setia dengan ideologinya syaikh muhammad bin abdul wahhab, sang 
> > pelopor
> > paham wahabi yang sama sekali tidak ada toleransinya bahkan boleh dikatakan
> > ekstrem. sehingga hukum islam yang mereka agung-agungkan, bukanlah syari'at
> > islam murni yang rahmatan lil'alamin mengindahkan perbedaan dan penuh
> > keadilan, melainkan hukum hudud ala wahabi. tak salah bila pemikir islam
> > terkini memandang hukum negara arab bukanlah hukum syari'at islam melainkan
> > hukum wahabi, seperti pernyataan jamal al-banna yang mengatakan "saudi
> > arabia baru bisa cocok kalau disebut sebagai negara wahabi".
> >
>  
> Pendapat saya:
> Kalau memang hanya itu yang diinginkan oleh rakyat Arab Saudi, ya biarkan 
> saja. Kita mau bilang apa? Ideologi tak bisa dipaksakan. Kecuali kalau kita 
> mau berdarah-darah. Dan saya kira itu tak sepadan. Luka yang ditimbulkan 
> terlalu dalam kalau kita sesama muslim saling serang. Arab Saudi dengan 
> Wahabinya biarkan saja. Kalau rakyat bosan mereka juga akan cari ideologi 
> baru. 
> 
> > nah kaitannya dengan PKS dkk, yang memiliki kesamaan ideologi dengan negara
> > arab, tentunya menimbulkan kekawatiran. memang ana akui, awalnya ana
> > anggap PKS tidaklah sama dengan wahabi. tapi setelah ana baca tragedi ketua 
> > PKS
> > mengancam serta hendak membunuh ketua PBNU tahun 2004 di mesir, yang 
> > diungkap
> > dalam buku "ilusi negara islam" ternyata hal itu memang realita,
> > setelah ana tanyakan kebenaran tragedi itu kepada senior ana, yang 
> > mengetahui
> > tragedi tersebut. ditambah lagi orang-orang PKS yang selalu menekankan pada
> > pembid'ahan sesuatu yang dianggapnya tidak ada pada zaman nabi. dari situ 
> > maka
> > anggapan ana PKS adalah sama dengan wahabi. adapun kekawatiran ana bila PKS 
> > dkk
> > jika berkuasa adalah mengekkan syari'at islam ala PKS dkk, sepertihalnya
> > syari'at hudud ala wahabi yang ditegakkan di arab.    
> > 
> 
> Pendapat saya: 
> Kalaulah PKS menang lalu timbul kekhawatiran ada syariat yang diusung, ya mau 
> bagaimana lagi. Itu pilihan rakyat. Tandanya partai yang mengusung ideologi 
> yang non Islam harus bekerja lebih keras. Begitu juga sebaliknya. Tapi saya 
> kira warna kita takkan banyak berubah karena kita terikat dengan UUD 45. Toh 
> pemerintah yang berkuasa tak bisa mensyahkan suatu aturan tanpa persetujuan 
> komponen bangsa lainnya yang terwakili di DPR. Selain itu apa yang perlu 
> ditakutkan dari syariat sementara kita hingga saat ini masih berpegang pada 
> KUHP (yang pasal-pasalnya masih banyak) buatan penjajah Belanda. Karenanya 
> ada ibu-ibu yang mengeluh di internet lalu dijebloskan ke penjara. Apakah 
> hukum itu lebih digjaya dari syariat versi PKS atau lebih hebat dari hukum 
> syariat ala Wahabi? 
> 

sungguh Naudzubillah kalau PKS menang! 
ustad, apakah UUD 45 beserta Pancasila yang sudah menjadi dasar sitem negara 
kita itu menyalahi ajaran syari'at islam? maaf, sepertinya antum alergi dengan 
UUD 45. mungkin antum kira syari'at islam itu hanya tergambar pada hukum hudud 
ala wahabi dan sistem daulah islamiyah di masa lampau saja, sehingga antum 
alergi dengan sistem demokrasi ala indonesia. (mohon penjelasan) 

> Yang jelas perda beraroma syariah yang marak dimana-mana bukan prestasi PKS. 
> Karena suara medioker PKS didaerah gak memungkinkan itu. Dimana-mana partai 
> nasionalis yang berjaya. Salahkan mereka dan rakyat yang memilih mereka.
> 
> Mengenai ada personel dari PKS yang mengeluarkan ancaman pembunuhan atau 
> menabrak aturan hukum lainnya ya adukan saja ke aparat. Berbuat salah bukan 
> kejahatan ekslusif milik PKS. Siapa saja dan dari partai mana saja berpotensi 
> berbuat salah juga benar. Karenanya bahkan Nabi pun menjamin akan menghukum 
> putri tercintanya bila berbuat salah. Tapi Nabi tak lalu surut dengan 
> membubarkan ajaran agamanya yang diperintahkan Allah untuk disebarkan.
>   
> > satu hal terakhir yang harus antum cerna baik-baik, pandangan tokoh pemikir
> > islam muhammad abduh : 
> > "islam tanpa kaum muslimin, kaum muslimin tanpa islam"
> > syukron, ustad.
> > 
> 
> Tanggapan saya :
> Saya tak cukup pintar untuk mencerna ungkapan sependek itu. 
> Hehehehehehe......Bagi saya ucapan itu seolah : Kalau tak ada lagi yang mau, 
> Islam kita pajang di musium saja.... Wallahu a'alam. 

jika syari'at islam yang dipandang hanya dengan hudud ala wahabi, jelas tidak 
ada yang mau dan memang sangat pantas dipajang di musium.
   
> 
> Syujron juga.
> 


Reply via email to