Mas Dayat,

Pertanyaan saya pada tanggapan sebelum ini belum Anda jawab. Silakan buktikan 
bahwa orang-orang liberal menerima dana asing dan apa saja program yang 
disetujui dan tidak disetujui dengan dana itu. Kalau perlu, silakan Anda 
menyebutkan nama-nama mereka satu per satu. Jangan menggenalisir atau 
mensimplifikasi persoalan.

Mengenai data bahwa PKS menerima dana dari Saudi, tenang saja. Meski data itu 
kurang memuaskan, tapi saya bisa memperlihatkan langsung pada Anda. Tentu saja 
setelah Anda menanggapi pertanyaan saya di atas yang tak kunjung Anda jawab. 

M. Subhan Zamzami



--- On Wed, 7/15/09, r_arihidayat <r_arihida...@yahoo.co.id> wrote:

From: r_arihidayat <r_arihida...@yahoo.co.id>
Subject: [IKBAL Al-Amien] Dana Saudi vs Dana Zionis......
To: ikbal_alamien@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 15, 2009, 12:03 AM











    
            
            


      
      Bila Anda hendak menghitung-hitung berapa dana Kingdom of Saudi Arabia 
(KSA) masuk ke sini....wah bisa puyeng sendiri. Hubungan kita dengan KSA sudah 
terjalin dalam berbagai tingkatan. Bukan hanya dari kalangan pesantren (ingat 
salah satu Kiai kita pernah bermukim puluhan tahun di KSA) dan intelektual 
muslim, pembantu rumah tangga, dongdot, mafia TKW, jemaah haji hingga tukang 
ngebor minyak yang bergaji USD 10,000 per bulan dan akhir-akhir ini perbankan. 



Saking banyaknya dua provinsi di Indonesia juga beberapa kabupaten di luar 
provinsi itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mereka kalah dengan kiriman duit 
dari luar negeri yang sebagian berasal dari KSA. Dan mereka yang cari duit di 
sana berasal dari berbagai pendukung partai dan ormas di Indonesia. Bukan hanya 
PKS dan teroris. 



Menurut data BNP2TKI ada 600.000 orang kita yang cari makan di sana. Menurut 
pihak KSA ada 900.000. Saya lebih percaya dengan data KSA(bukan karena mereka 
lebih jujur) sebab dalam data BNP2TKI tak dihitung berapa orang kita yang masuk 
secara ilegal; hanya mendapat visa umroh yang dua minggu itu tapi malah menetap 
di sana, mencari makan, bertahun-tahun.    



Begitu kompleksnya hubungan bangsa kita dengan KSA. Kalau Anda menduga ada dana 
PKS berasal dari sana wajar saja. Meski tak pernah ada data terbuka mengenai 
itu. Tapi ingat sekali lagi yang berhubungan dengan KSA bukan hanya PKS! 



Domba Yesus aja ada yang cari makan di sana yang duitnya bisa jadi sebagian 
disumbangkan ke gereja. Dan itu wajar. Sebab hubungan Indonesia dan KSA adalah 
hubungan yang wajar menurut norma internasional, norma agama kita lebih-lebih.  



Sekarang bandingkanlah dengan negara Zionis yang menjajah saudara kita di 
Palestina sana. Siapa yang tidak meradang bila ternyata negara itu membantu 
salah satu kelompok muslim di sini?! Pakai terima penghargaan segala! Indikasi 
adanya hubungan timbal balik, moral maupun materil. 



Sementara tak ada satupun negara secara terang-terangan (secara 
sembunyi-sembunyi banyak, makanya kita tampar-tamparan dengan Barat) di dunia 
ini yang bisa menerima kolonialisme. Dan Israel melakukannya tanpa malu-malu. 
Hebatnya segelintir intelektual muslim kita berjabat erat dengan tangan para 
Zionis itu. Sesuatu yang bahkan tidak dilakukan intelektual non muslim di sini 
(entahlah kalau sembunyi-sembunyi) . 



Dan dana Zionis masuk lewat dua level saja; segelintir intelektual muslim dan 
selebihnya melalui pebisnis. Hal terakhir memang tak bisa dikendalikan oleh 
siapapun.



Sekarang kembali kita bandingkanlah dengan KSA: 

Apa pernah mereka bantu organisasi katakanlah Katolik Liberal dan beroperasi di 
Brazil sana? Atau ada tidak orang beruang dari UEA bantu ormas Kristen bikin 
buku yang nyerang Kristen lainnya? 



Cina yang sekarang punya cadangan terbesar di dunia saja tidak melakukan itu! 
Sama dengan India yang sudah punya beberapa konglomerat tingkat dunia tak 
berbuat selicik itu. 



Soal adanya kemungkinan yang Anda sebut pengikwanulmuslimin an PKS seperti yang 
terjadi di Mesir, ya mungkin saja terjadi, kalau suatu hari nanti kita tak lagi 
berdemokrasi. Sebab kalau kita memegang prinsip demokrasi tentu kita akan 
setuju bila siapapun yang bisa menarik hati rakyat ya monggo.....silakan 
memimpin negeri ini.        



--- In ikbal_alamien@ yahoogroups. com, "M. Subhan Zamzami" <saker...@.. .> 
wrote:

>

> Seharusnya kita sadar bahwa PKS bukan hanya sekedar partai biasa, tapi ia 
> juga menjajakan kerangka berpikir yang salah satunya melalui doktrinisasi di 
> halaqah-halaqah mereka. Lihat saja kader-kadernya ketika partai ini dikritik, 
> mereka akan membelanya sekuat mungkin. Kita tak akan menemukan hal serupa 
> dari kader partai-partai lainnya, termasuk partai-partai Islam selainnya.

> 

> Ideologi politiknya diadopsi dari Ikhwan Muslimin Mesir, sementara dananya 
> konon dari Saudi Arabia. Saya hanya khawatir apa yang dulu telah terjadi 
> dengan Ikhwan Muslim akan terjadi juga dengan PKS di masa yang akan datang.   

> 

> M. Subhan Zamzami

> 

> 

> 

> --- On Fri, 7/10/09, Iwan Kuswandi <iwan...@... > wrote:

> 

> From: Iwan Kuswandi <iwan...@... >

> Subject: Fw: [IKBAL Al-Amien] PKS Berharap Jatah Menteri Lebih dari Tiga

> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com

> Date: Friday, July 10, 2009, 11:04 PM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>     

>             

>             

> 

> 

>       

>       PKS lebih terhormat numpuk di parlemen ketimbang minta nambah jatah 
> menteri di kabinet...

> 

> --- On Fri, 7/10/09, badrie sofyan <sofy...@yahoo. co.uk> wrote:

> 

> From: badrie sofyan <sofy...@yahoo. co.uk>

> Subject: [IKBAL Al-Amien] PKS Berharap Jatah Menteri Lebih dari Tiga

> To: ikbal_alamien@ yahoogroups. com

> Date: Friday, July 10, 2009, 11:50 AM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>     

>       

>        

> 

> Salam, 

> 

> ini ada berita menarik dari milis tetangga sebelah...

> Sofyan BadrieYouneral 1991

> 

> PKS Berharap Jatah Menteri Lebih dari Tiga 

> 

> Jumat, 10 Juli 2009 | 17:19 WIB 

> 

> JAKARTA,

> KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap mendapatkan

> lebih dari 3 kursi menteri dalam kabinet pemerintahan Presiden SBY yang akan

> datang. Hal ini didasarkan pada

> pertambahan jumlah kursi yang didapatkan PKS di DPR RI periode 2009-2014. 
> "Saat

> ini jumlah kursi kita di DPR ada 45 kursi dan kita dapat 3 kursi menteri, dan

> di periode 2009-2014 kita dapat 57 kursi, dan logikanya kursi kabinet juga

> bertambah, tidak hanya 3 kursi, tapi lebih," kata Ketua DPP PKS, Mahfud

> Sidiiq di DPR RI, Jakarta, Jumat (10/7). 

> 

> Ia mengaku, saat PKS

> melakukan kontrak politik mendukung SBY menjadi capres di Pilpres 2009 
> beberapa

> waktu yang lalu, PKS telah mengajukan 8 nama kader PKS untuk dipilih SBY

> mengisi posisi menteri di kabinet yang akan datang, dan mengenai siapa yang

> akan dipilih, PKS menyerahkan sepenuhnya kepada SBY. "Dari 8 orang

> itu ada nama pak Tiffatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid, Irwan Prayitno,"

> katanya. 

> 

> Meski demikian, ia

> mengaku, PKS tidak meminta jumlah kursi menteri tertentu kepada SBY. Namun ia

> berharap pembagian tersebut dapat dilakukan secara profesional. "PKS

> berharap pembagian itu dilakukan secara profesional berdasarkan power

> sharing dari partai koalisi," katanya. 

> 

>    

> 

>    

> 

>   

>




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke