Catatan A. Umar Said
SUHARTO, ORDE BARU DAN
GOLKAR
ADALAH SATU DAN SENYAWA
Menurut harian Suara Merdeka 28 November 2005,
mantan presiden Suharto akan tetap menerima penghargaan Widya Bhakti Karya
Pratama dari Partai Golkar. Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dan beberapa
fungsionaris partai akan mendatangi kediaman Suharto di Cendana dalam waktu
dekat ini.
Kalau rencana
Partai Golkar ini betul-betul dilaksanakan, maka hal ini akan merupakan
manifestasi dari puncak kecongkakan yang luar biasa dan keterlaluan dari Partai
Golkar. Partai Golkar yang sudah sepenuhnya ( atau 100 % ) mendukung mati-matian rejim
militer Orde Baru selama 32 tahun, sekarang ini merasa tidak segan-segan, tidak
malu-malu dan juga tidak
takut-takut lagi untuk - secara
terang-terangan serta provokatif -
memberikan penghormatan atau penghargaaan kepada Suharto.
Pemberian penghargaan oleh Partai Golkar kepada Suharto, seorang yang menanggung
dosa raksasa dan menyandang aib besar, karena telah melakukan berbagai
macam kejahatan dan kesalahan selama puluhan tahun menjadi diktator kejam
dan korup, merupakan hinaan atau cemooh yang menyakitkan hati rakyat dan
generasi muda yang dalam tahun 1998 telah ramai-ramai melemparkannya dari
kedudukannya sebagai presiden.
Cobalah mari sama-sama kita renungkan hal-hal yang
berikut ini : Partai Golkar tahu betul bahwa sebagian besar rakyat dan generasi
muda Indonesia sudah menjijikkan atau menajiskan Suharto. Tetapi, sekarang
Partai Golkar telah mengangkatnya tinggi-tinggi sebagai orang yang terhormat dan
berjasa banyak. Ini sama saja dengan menantang kemarahan sebagian besar rakyat
dan generasi muda. Ini juga merupakan provokasi yang tidak kepalang tanggung
terhadap semua orang yang sudah menjatuhkan talak tiga kepada Orde
Baru.
SUHARTO, ORDE BARU DAN GOLKAR ADALAH
SATU
Untuk dapat melihat secara jernih betapa busuknya
penghargaan Golkar kepada Suharto ini perlu, sekali lagi, dan untuk kesekian kalinya,
diulangi bahwa - berdasarkan bukti-bukti yang sudah
ditunjukkan selama ini - mantan
presiden dan penglima tertinggi ABRI dan Ketua Dewan Pembina Golkar ini adalah
dalam sejarah bangsa Indonesia
merupakan tokoh yang paling banyak sekali melakukan KKN, pelanggaran
HAM dan kejahatan-kejahatan politik lainnya. Dalam hal-hal ini, Suharto tidak
ada bandingannya.
Oleh karena itu, berbagai kejahatan
perikemanusiaan, pelanggaran
hak-hak demokrasi, dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Suharto ini perlu
sekali berulangkali dibeberkan secara jujur, seadanya, adil, transparan,
objektif dan akurat, untuk diketahui seluruh rakyat dan generasi yang akan
datang. Membeberkan kejahatan dan kesalahan Suharto adalah tugas luhur kita
semuanya, demi kepentingan rakyat dan bangsa, baik sekarang maupun di hari
kemudian.
Selama ini sudah dapat dibuktikan dengan jelas
bahwa, pada hakekatnya, Suharto
sama sekali tidaklah dapat dipisahkan dari rejim militer Orde Baru. Bahkan, boleh dikatakan bahwa Suharto adalah
satu dengan Orde Baru. Dan sejarah juga sudah membuktikan jelas pula bahwa
Suharto dan Orde Baru adalah satu dengan Golkar. Jadi, dapat dirumuskan bahwa Suharto,
Orde Baru dan Golkar, adalah satu dan senyawa.
Dari sudut ini dapat dilihat bahwa segala
kejahatan dan kesalahan Suharto adalah juga kejahatan dan kesalahan Orde Baru.
Dan karena ada saling hubungannya yang erat sekali antara Suharto, Orde Baru dan
Golkar, maka tidak bisa lain, kejahatan dan kesalahan Suharto dan Orde Baru
adalah juga bagian dari kesalahan Golkar.
SIASAT GOLKAR DENGAN WAJAH
MANIS
Suharto telah berbuat banyak untuk Golkar selama
32 tahun, dan begitu juga, Golkar juga sudah berbuat banyak untuk Suharto.
Suharto telah membesarkan Golkar karena ia butuh dukungan dari organisasi yang
dapat menghimpun banyak orang, untuk menopang rejim militernya. Sebaliknya,
Golkar yang berwajah sipil juga memerlukan Suharto, untuk mendapat
bermacam-macam fasilitas (termasuk yang paling haram!) dan untuk mendapat
pangayoman dalam berbagai operasi politik, ekonomi dan sosialnya.
Selama ini sudah banyak hujatan yang dilontarkan
oleh berbagai kalangan terhadap Suharto dan juga berbagai kutukan sudah
dimuntahkan terhadap Orde Baru. Tindakan ini adalah wajar, benar, sah, adil, dan
sudah seharusnya. Tetapi, perlu kita sama-sama akui bahwa hujatan dan kutukan
terhadap Golkar tidaklah sebesar atau seberat yang sudah dilakukan terhadap
Suharto dan Orde Baru. Padahal, kalau ditilik dalam-dalam, berbagai kejahatan
Golkar bisalah disamakan besarnya dengan yang dibuat
Suharto.
Kalau sama-sama kita teliti dengan cermat, maka
akan nyatalah bahwa sesudah Suharto dijatuhkan dalam tahun 1998, Golkar yang merupakan
pendukung setia Orde Baru selama puluhan tahun, telah dengan amat lihai telah
mengambil siasat low profile ,
bermuka manis dengan memasang kedok baru.
Untuk siasat ini Golkar telah bersuara lantang tentang paradigma baru
Golkar , turut-turut bersorak-sorai tentang reformasi, dan ikut-ikut juga mengumbar
slogan-slogan tentang pemberantasan KKN.
Selama 7 tahun, siasat Golkar yang licik ini
rupanya berhasil sebagian, karena banyak orang mengira bahwa Golkar bisa
mengubah diri, meninggalkan sama sekali hal-hal buruk dan busuk, yang telah
disandangnya selama puluhan tahun Orde Baru. Oleh karena itu, dan karena
sebab-sebab lainnya (dana besar yang dikuasai, penggunaan pengaruh dan
penyalahgunaan kekuasaan birokrasi yang masih dikangkanginya, dan berbagai macam
rekayasa lainnya) maka Golkar masih mendapat suara yang cukup besar dalam pemilu
yang lalu.
Dengan merosotnya kekuatan politik PDI-P, maka sekarang ini boleh dikatakan bahwa secara riil Partai Golkar adalah kekuatan politik yang paling besar, paling kaya dengan dana (ingat: sebagian terbesar adalah dana haram yang telah diperoleh dengan cara-cara bathil !), paling lama dalam pemerintahan, paling banyak mempunyai orang-orangnya dalam jajaran birokrasi, dan karenanya juga paling berpengalaman dalam memanipulasi segala soal-soal penting. Itu semua adalah wajar, kalau diingat bahwa Golkar telah ikut memerintah negeri kita selama puluhan tahun, bersama-sama Suharto dan rejim militer Orde Baru.
APAKAH ORBA JILID II SUDAH DIMULAI
?
Sekarang ini, dengan adanya kenyataan bahwa Wakil
Presiden RI kita adalah juga Ketua Umum Partai Golkar, dan bahwa Ketua DPR
adalah juga Wakil Ketua Umum Golkar, maka bisa dimengertilah kiranya kalau ada orang yang bertanya-tanya :
apakah ini pertanda bahwa Orde Baru jilid II sudah mulai dibuka?
Untuk pertanyaan semacam ini, maka penghargaan
Partai Golkar kepada Suharto yang berupa anugerah Bhakti Pratama bisa dianggap sebagai jawabannya. Kalau
Partai Golkar selama 7 tahun ini masih bisa pura-pura ikut reformasi dan juga
pura-pura meninggalkan Orde Baru dengan paradigma baru-nya, maka
penghargaannya kepada Suharto adalah tanda yang jelas sekali bahwa sebenarnya
apa yang dipertontonkan oleh Partai
Golkar sesudah jatuhnya Suharto adalah hanya siasat dan penipuan terhadap rakyat
saja. Artinya, penipuan yang sudah dilakukan oleh Golkar selama 32 tahun
telah disambungnya dengan 7 tahun
penipuan sesudah jatuhnya Suharto. Penghargaan Partai Golkar kepada Suharto
menunjukkan bahwa puluhan tahun pengabdiannya kepada diktator yang telah
mendatangkan berbagai malapetaka
dan kesengsaraan bagi rakyat banyak di Indonesia masih mau diteruskan dalam
bentuk lain.
BUANGLAH ILUSI TENTANG PERUBAHAN BESAR DI
GOLKAR
Perkembangan ini patut menjadi perhatian - dan juga keprihatinan - kita semua yang selama puluhan tahun
sudah berjuang melawan segala kejahatan Suharto dengan rejim militernya Orde
Baru, dan juga terhadap Golkar. Sekarang sudah waktuya untuk membuang segala
ilusi tentang kemungkinan perubahan yang radikal di Partai Golkar. Sekarang
tibalah saatnya juga untuk melihat kenyataan yang pahit, yaitu bahwa Partai
Golkar yang sekarang adalah sama saja dengan Golkar yang pernah puluhan tahun
menjadi satu dengan Suharto dan Orde Baru.
Ini berarti bahwa seluruh kekuatan demokratik
negeri kita, yang terdapat di berbagai kalangan dan golongan masyarakat, dan
yang mendambakan adanya reformasi yang sungguh-sungguh, perlu mengambil sikap
perlawanan terhadap usaha Partai Golkar yang mau merestorasi atau mengulangi masa gelap
bangsa yang pernah mendatangkan selama puluhan tahun berbagai penderitaan bagi
rakyat banyak.
Kita sudah sama-sama menyaksikan dari pengalaman
selama 40 tahun, bahwa kehadiran Golkar di negeri kita tidaklah mendatangkan
kebaikan bagi kehidupan negara dan bangsa atau rakyat banyak. Sebaliknya,
melalui penyatuan dirinya dengan Suharto dan rejim militer Orde Baru, Golkar telah ikut juga menjadi pelaku
aktif berbagai kejahatan dan pelanggaran yang banyak sekali terhadap kepentingan
negara dan rakyat Indonesia.
GOLKAR IKUT BERTANGGUNGJAWAB ATAS KESALAHAN
SUHARTO
Pembantaian
besar-besaran terhadap orang-orang tidak bersalah dalam tahun 65, atau
pemenjaraan para tapol (yang juga tak bersalah!) dalam jangka lama, atau
perlakuan sewenang-wenang selama 40 tahun terhadap puluhan juta keluarga dan
sanak-saudara para korban 65, adalah juga menjadi tanggungjawab Golkar. Sebab,
Golkar telah selalu atau terus-menerus menyetujui politik dan tindakan-tindakan
rejim militer ini. Golkar tidak pernah mengutuk terang-terangan atau menghujat
tegas-tegas segala kejahatan dan pelanggaran rejim militer Orde Baru ini.
Dalam hal-hal ini Golkar telah
sekongkol dengan Suharto dan Orde Baru, dan itu berlangsung lama sekali, selama
lebih dari 32 tahun!
Sebenarnya, pengkhianatan secara licik dan
besar-besaran terhadap Presiden Sukarno bukan hanya dilakukan oleh pimpinan
TNI-AD saja waktu itu, melainkan juga oleh Golkar dan unsur-unsur lain dalam
masyarakat yang terbawa-bawa oleh hasutan kekuatan nekolim (terutama
imperialisme AS) untuk menghancurkan kekuatan politik Bung Karno beserta
pendukungnya yang utama, yaitu golongan kiri yang dipelopori PKI. Kita ketahui
dari sejarah, bahwa penggulingan Bung Karno dari tampuk kekuasaannya adalah
terutama sekali ulah pimpinan TNI-AD waktu itu, dengan dukungan sepenuhnya dari
tokoh-tokoh Golkar.
DARI GOLKAR TIDAK BISA DIHARAPKAN
PERUBAHAN
Berdasarkan pengalaman itu semuanya kiranya sudah
jelas bahwa kita semua tidak bisa
dan tidak patut mengharapkan bahwa Partai Golkar akan dapat membawa perbaikan
besar atau perobahan radikal yang menguntungkan rakyat dan bangsa. Selama 32
tahun Orde Baru, ditambah 7 tahun masa transisi dan reformasi (yang sudah
mandeg!) , Golkar sudah menunjukkan dengan jelas apa yang telah dikerjakannya
untuk rakyat dan negara. Sedikit sekali, kalau tidak dikatakan malah
merugikannya. Segala persoalan besar yang rumit, dan segala keburukan yang
membusuk, yang sama-sama kita hadapi bersama dewasa ini, pada hakekatnya, adalah
hasil atau akibat atau produk Orde Baru selama 32 tahun, dimana Golkar mempunyai
andil atau saham yang besar sekali.
Dari Partai Golkar yang sudah selama 32 tahun ikut
secara aktif merusak Republik Indonesia Proklamasi 45, dan yang sudah secara
gigih dan mati-matian mendukung Orde Baru dan Suharto dalam melakukan berbagai
kejahatan politik, ekonomi dan sosial (termasuk pelanggaran HAM yang sudah
terkenal di dunia), tidaklah bisa
diharapkan sesuatu yang menguntungkan kepentingan rakyat dan bangsa. Kita
semuanya dapat mengamati bahwa di kalangan Partai Golkar tidak banyaklah (kalau ada !!!) orang yang sungguh-sunguh bisa dijadikan
contoh baik, dalam soal moral dan di bidang pengabdian kepada rakyat.
Sejarah bangsa akan membuktikan bahwa perjuangan - dalam macam-macam bentuk dan cara
- berbagai kalangan rakyat
Indonesia melawan Partai Golkar adalah adil, benar dan
sah.
Sebab, ini yang akan dicatat oleh anak-cucu kita,
bahwa berjuang melawan Partai Golkar berarti membela yang haq dan melawan yang
bathil.
Paris,
6 Desember 2005
Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
[EMAIL PROTECTED] (langganan)
[EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist
Indonesia visa | Indonesia phone card | Indonesia calling card |
Indonesia travel | Indonesia | Indonesia hotel |
YAHOO! GROUPS LINKS
- Visit your group "indo-marxist" on the web.
- To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
- Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.