Tolak Pengalihan Beban Krisis Kapitalisme AS kepada Buruh Indonesia! Batalkan SKB Empat Menteri! Naikkan upah buruh untuk tingkatkan daya beli! Turunkan Harga BBM! Krisis finansial di Amerika Serikat, yang menyebar ke hampir seluruh dunia, bisa dipastikan sedang dan akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Daya beli masyarakat di berbagai negara, terutama Amerika Serikat, mendadak anjlok ke titik paling rendah sejak depresi besar tahun 1929-1930-an. Ini berakibat pada industri Indonesia yang selama ini banyak bergantung pada pasar luar negeri (ekspor) menghadapi tantangan berat, yaitu; pertama, kehilangan banyak pasar/pembeli produknya, sehingga berdampak pada, kedua; anjloknya harga komoditi yang diekspor. Industri dalam negeri pun menjerit, setelah sebelumnya dihantam kenaikan harga BBM, sulitnya akses dan tingginya bunga kredit, korupsi penguasa/birokrasi, serta berbagai persoalan lain. Untuk dapat bertahan dan tetap hidup, sistem kapitalisme Amerika Serikat (AS) membutuhkan dana yang sangat besar (lebih dari 1 triliun USD, atau lebih dari sepuluh ribu triliun rupiah), sebagai akibat spekulasi serakah dalam pelipatgandaan modal. Bagi kapitalisme AS, solusi untuk mendapatkan dana tersebut adalah dengan eksploitasi atau penghisapan yang lebih masif terhadap rakyat di negerinya (antara lain dengan efisiensi alias PHK massal, pemangkasan anggaran sosial, serta bantuan negara sebesar 700 Milyar USD bagi bank yang bangkrut), dan terhadap rakyat di negeri-negeri dunia ketiga melalui penarikan cash dari perbankan, penguasaan dan pengerukan sumber daya alam yang lebih besar dengan harga semurah-murahnya, serta tekanan upah yang lebih rendah terhadap tenaga kerja/buruh. Respon pemerintahan neoliberal SBY-JK menyetujui atau sejalan dengan kepentingan ekonomi kapitalisme AS tersebut. Pernyataan presiden SBY bahwa Indonesia tidak ingin bekerjasama atau mengikuti petunjuk IMF (salah satu instrumen kapitalisme neoliberal) sepenuhnya bohong dan menyesatkan, karena baru pada tanggal 13 Oktober 2008 kemarin pemerintah Indonesia bertemu IMF untuk mengantongi pinjaman (standby loan) senilai lima milyar USD. Wajar, bila sampai hari ini tidak ada langkah signifikan dari pemerintah untuk mempertahankan ekonomi nasional dari ulah spekulasi, tidak mencegah aliran dana ke luar negeri, atau singkatnya; justru mengalirkan likuiditas untuk membayar utang-utang AS. Lebih jauh, dalam rangka mengantisipasi dampak terhadap sektor industri, pada tanggal 24 Oktober 2008 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Dalam Negeri) yang intinya merubah mekanisme penetapan upah dari mekanisme tripartit menjadi bipartit. Dalam posisi yang lemah tanpa kekuatan tawar (bargaining position) akibat banyaknya pengangguran, buruh Indonesia dipaksa melakukan negosiasi sendiri atas besaran upah mereka dengan majikan/pengusaha. Dengan kata lain, menyerahkan penentuan besaran upah kepada MEKANISME PASAR! Hasilnya sudah bisa ditebak, upah buruh akan semakin ditekan murah lagi, dari keadaan sekarang di mana lebih dari 80% tenaga kerja menerima upah kurang dari dua juta rupiah tiap bulan. KAMI MENUNTUT PEMBATALAN SKB EMPAT MENTERI, KARENA SAMA DENGAN KEMBALI MEMINDAHKAN BEBAN KRISIS KE PUNDAK KAUM BURUH YANG SUDAH MENDERITA SELAMA PULUHAN TAHUN DI BAWAH CENGKRAMAN GANAS KAPITALISME NEOLIBERAL/PASAR BEBAS. Langkah ini tidak akan menyelamatkan industri nasional, sebaliknya hanya melanggengkan ketergantungan dan eksploitasi modal asing (yang layaknya drakula kelaparan, sedang membutuhkan lebih banyak darah segar untuk dihisap). KAMI JUGA MENYERUKAN KEPADA SELURUH KAUM BURUH SERTA RAKYAT INDONESIA UNTUK MENGKONSOLIDASIKAN DIRI, DAN MENOLAK SETIAP UPAYA MEMINDAHKAN BEBAN KRISIS KE PUNDAK RAKYAT. Sebagai solusi, langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan industri nasional dan buruh (rakyat) Indonesia adalah: Turunkan harga BBM, baik untuk kebutuhan industri maupun untuk kebutuhan konsumsi.Naikkan upah buruh, minimal sebesar 1,2 juta rupiah secara nasional (sesuai hasil survey PP FNPBI), untuk meningkatkan daya beli pasar di dalam negeri.Pemberian insentif bagi industri berorientasi ekspor, berupa penghapusan tarif ekspor dan meningkatkan tarif impor barang konsumsi.Mencegah mengalirkan likuiditas perbankan ke luar negeri, serta mencegah ulah spekulan dengan menetapkan pajak terhadap transaksi finansial.Tunda pembayaran atau penghapusan sama sekali utang luar negeri publik, untuk dialokasikan bagi belanja sosial (pendidikan, kesehatan, infrastruktur) serta untuk kebutuhan stimulus industrialisasi/peningkatan tenaga produktif sektor pertanianyang juga akan mendorong peningkatan daya beli pasar domestik. Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran untuk mengantisipai dampak krisis yang akan diderita oleh kaum buruh dan rakyat Indonesia. Cukup sudah jadi bangsa kuli! Bangkit jadi bangsa mandiri! Jakarta, 26 Oktober 2008 Pengurus Pusat Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia PP-FNPBI Dominggus Oktavianus Desi Arisanti Ketua Umum Pjs. Sekjend "Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia" (Multatuli) Stand up for Democracy! Website http://www.arahkiri2009.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Bersatu Rebut Kekuasaan: Hancurkan Kapitalisme, Imperialisme, Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme! Situs Web: http://www.indomarxist.co.nr/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/