9.1.09

Rudi Hartono

Agresi militer Israel terhadap palestina mengundang kecaman
internasional. Berbagai protes dilancarkan pemimpin-pemimpin dunia,
bahkan berbagai organisasi sosial dari berbagai spectrum politik
melancarkan aksi protes dimana-mana. Protes tidak hanya dijumpai dalam
negeri-negeri islam, tetapi nampak cukup massif dilancarkan di eropa,
Amerika latin, Australia, dan juga beberapa negara asia. masalahnya
adalah kemanusiaan, sehingga penyikapannya pun adalah bentuk
solidaritas kemanusiaan.

Di Indonesia, kecaman datang dari berbagai kelompok sosial masyarakat.
Namun sejak awal, protes dan mobilisasi massa sudah didominasi oleh
ormas-ormas dan partai-partai Islam, terutama PKS. Dalam mobilisasi
ini, mereka bukan saja menunjukkan bentuk-bentuk keprihatinan dan
solidaritas, tetapi yang cukup menonjol adalah symbol-simbol dan
bendera-bendera partai yang kebetulan adalah kontestan pemilu 2009.
Pihak Bawaslu sendiri menilai mobilisasi massa PKS untuk palestina
sudah masuk kategori kampanye politik terbuka, padahal kampaye pemilu
secara terbuka seyogyanya baru dimulai 15 maret 2009.


Kerangka Solidaritas Palestina

Pada saat Israel menggempur Gaza, pada dasarnya ahli militer dan
otoritas Israel sudah menyakini bahwa tindakan ini tidak akan
mengakhiri perlawanan kelompok militan Palestina. Apalagi jika waktu
yang diperhitungkan cukup singkat. Seperti diketahui, Israel sendiri
sebentar lagi memasuki arena pemilu, dan isu mengenai palestina
merupakan isu yang sangat sensitif dan tak dapat dihindari oleh
kekuatan politik manapun di Israel. Menurut Jonathan Cook, seorang
analis dan wartawan yang berbasis di Nazareth, Israel, serangan Israel
ke Palestina bukan hanya untuk mengakhiri serangan mortar gerilayawan
Palestina, tetapi juga untuk mengembalikan moral militer Israel
setelah dikalahkan secara memalukan oleh Hezboullah pada tahun 2006.

Sedangkan bagi Shir Herver, seorang ekonomis yang bekerja di
Alternative Information Centre (AIC), maksud serangan Israel ini
memiliki beberapa pengertian; pertama, secara politik adalah untuk
menjatuhkan pemerintahan Hamas yang sulit diajak bekerjasama. Seperti
diketahui, Hamas merupakan faksi politik Palestina yang punya komitmen
tegas memerangi Israel, dan daerah Gaza merupakan basis pendukung
terbesar bagi Hamas. Kedua, secara ekonomis, Israel berkehendak
memastkan Gaza yang dikendalikan Hamas dapat mengadopsi
neoliberalisme, seperti juga daerah-daerah palestina lainnya yang
berada di bawah control patah.

Michel Chossudovsky, dalam sebuah analisisnya di majalah Global
Research menyatakan, invasi yang begitu terencana oleh otoritas Israel
ke jalur Gaza adalah terkait dengan perebutan ladang gas di lepas
pantai Gaza, Palestina. Kematian Arafat yang moderat dan kenaikan
hamas ke puncak kekuasaan merupakan ancaman bagi kepentingan Israel
atas control gas-gas itu. Ketika Aril Sharon terpilih sebagai presiden
pada tahun 2001, ia mengatakan; "otoritas Israel tidak akan pernah
membeli gas dari palestina". Hal itu menandaskan bahwa seolah-olah
ladang gas di wilayah Gaza tersebut telah dimiliki Israel secara de
facto. Pihak Inggris sendiri (British Gas-BG Group) punya kepentingan
besar untuk memenangkan kontrak gas di lepas pantai gaza tersebut,
tentunya dengan menggunting kepentingan Mesir.

Serangan Israel ini juga kelihatan dirancang lama dengan pencarian
momentum yang tepat. Baru-baru ini, dunia dilanda krisis ekonomi yang
bersumber pada negara-negara pusat imperialisme, yakni AS dan kemudian
Eropa. Meminjam analisis Marxisme, perang merupakan salah satu
pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. Waktu penyerangan
dipilih bertepatan dengan fase transisi kepemimpinan di Gedung Putih,
dimana diluar AS tak ada lagi otoritas yang dipatuhi AS untuk menerima
tawaran gencatan senjata atau perundingan.

Sehingga, kerangka solidaritas terhadap palestina adalah penghentian
perang, penolakan pemberlakuan neoliberalisme, serta jaminan
masyarakat internasional atas kelansungan pemerintahan hamas yang
terpilih secara demokratis.

Solidaritas Yang Bermuatan Politis

Menurut saya, dukungan besar dari berbagai kelompok Islam di
Indonesia, terutama partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak
berkontribusi pada penghentian kepentingan ekonomi dan politik Israel
di wilayah Pelestina. Perang terhadap "Zionisme" ataupun "yahudi"
hanya merupakan penciptaan musuh yang diraba-raba, namun tidak
menyerang atau berhadapan dengan musuh sebenarnya; imperialisme Israel
dan kepentingan neoliberalisme.

Di Indonesia, PKS merupakan partai pendukung neoliberalisme, yakni
sebuah sistem ekonomi yan ditolak Hamas, dan hendak dipaksakan Israel
di seluruh teritori palestina. Bulan lalu, PKS mendukung pengesahan UU
BHP dan minerba yang pro-neoliberal dalam proses legislasi di
parlemen. Selain itu, PKS yang merupakan salah satu pendukung
pemerintahan SBY-JK tidak juga merumuskan sikap tegas terhadap campur
tangan AS di negara-negara dunia ketiga, termasuk di Indonesia.

Dari sudut pandang sikap politik Internasional, politik PKS juga tidak
konsisten, karena berbagai kejahatan imperialisme di daerah-daerah
yang beragama islam lainnya, seperti di Iran, Darfur (Sudan),
Afghanistan, Lebanon, dan sebagainya kurang mendapat perhatian. Di
dalam negeri, PKS sendiri tidak berani bersikap ketika pemerintahan
megawati memberlakukan DOM di Aceh.

Ketika saudara-saudara kita petani Suluk Bongkal di perlakukan tidak
manusiawi oleh aparat polda Riau, dimana 700 rumah hangus, dua orang
tertembak, dua balita tewas, dan ratusan orang tertangkap, fraksi PKS
di parlemen tidak bersikap sedikitpun. Demikian pula, ketika
saudara-saudara kita di Monokwari, Papua, meradang akibat gempa bumi
mereka (PKS) tidak juga memperlihat solidaritas yang memadai. Lantas,
kita bertanya; "solidaritas anda sebenarnya murni atau tidak? Pantas,
jika ada kecurigaan bahwa ini adalah kampanye untuk pemilu 2009.


Penulis adalah Pengelola Jurnal Arah Kiri dan Pemimpin redaksi
Berdikari Online. 


------------------------------------

Bersatu Rebut Kekuasaan: Hancurkan Kapitalisme, Imperialisme, Neo-Liberalisme, 
Bangun Sosialisme!

Situs Web: http://www.indomarxist.co.nr/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:indo-marxist-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:indo-marxist-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    indo-marxist-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke