Nice post mbak ambar..
Yang cukup menarik dalam kondisi darurat ini terdapat kesalahpahaman antara crew BA 009 dengan ATC Jakarta pada saat itu.. Kira2 begini petikan percakapannya: Co pilot: mayday.. mayday.. mayday.. speed bird 9 (call sign british airways) we have lost all four engine. Now at flight level 360 ATC: (nggak ada jawaban) Co pilot: Jakarta control, speed bird 9 we have lost all four engine.. repeat.. all four engine.. now decending to FL350 ATC: speed bird 9, you have lost number 4 engine? (ATC mengira bahwa yang mati Cuma engine nomer 4 *geleng2 kepala* :D) Co pilot: (berusaha menjelaskan).. Jakarta control, speed bird 9 we have lost all four engine. Now decending to FL350 (berulang2) ATC: speed bird 9, all four engines out.. understood..? (baru mengerti ATC-nya kalo engine-nya mati semua).. Beruntung pesawat dapat landing di bandara halim perdana kusuma dan semua penumpang selamat pada saat itu.. Salam, Tri Setyo Wijanarko <http://www.wijanarko.net/> http://www.wijanarko.net/ From: indobackpacker@yahoogroups.com [mailto:indobackpac...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ambar Briastuti Sent: Tuesday, May 18, 2010 2:42 AM To: indobackpacker@yahoogroups.com Subject: [indobackpacker] Kisah Penerbangan BA Nomer 9 Kisah Penerbangan BA Nomer 9 Tak banyak orang yang menyadari asap vulkanis di Islandia yang menyebabkan beberapa bandara Eropa ditutup sejak bulan April lalu adalah hasil dari sebuah peristiwa yang terjadi di Indonesia 28 tahun yang lalu. Itu terjadi sebagai akibat dari meletusnya Gunung Galunggung di Jawa Barat pada tanggal 24 Juni 1982. Saat itu sebuah pesawat Boeing 747 British Airways pesawat No 9 yang tinggal landas dari Kuala Lumpur menuju Perth Australia nyaris jatuh di perairan Indonesia setelah melewati asap panas yang menyebabkan keempat mesinnya mati. Kisah penerbangan ini saya tonton pertama dalam program 'Air crash Investigation' di National Geographic beberapa tahun lalu. Peristiwa yang disebut "Jakarta Incident' terjadi pada penerbangan malam pesawat BA ketika berada di atas Samudra Hindia. Pukul 20:40 WIB, sang pilot pertama Roger Greaves dan teknisi senior Barry Townley-Freeman merasakan efek api St Elmo di kaca dashboard. Efek ini berupa percikan api atmospher yang diakibatkan perubahan cuaca. Sang kapten, Eric Moody sedang berada di kamar kecil juga melihat adanya asap yang memasuki kabin pesawat. Pada tahun 80an, rokok masih diperkenankan di kabin sehingga kecurigaan pertama adalah dikarenakan akumulasi asap perokok. Beberapa penumpang juga melihat sayap dan mesin pesawat menyala terang dengan tidak wajar. Bau asap juga dikenali seperti bau sulphur. Dua menit kemudian, mesin pesawat no 4 tidak bekerja, disusul ketiga mesin yang lain dalam jeda waktu hanya beberapa menit. Baik Kapten, Pilot pertama dan teknisi tidak bisa mengenali apa penyebab mesin mati karena radar di pesawat tidak menunjukkan adanya badai. Tidak ada gerakan menghentak yang luar biasa ataupun kemungkinan kebakaran. Pukul 20:43 pesawat BA terbang tanpa mesin dan melakukan gerakan melayang (glide). [Catatan: jika mesin mati, pesawat tidak serta merta jatuh tetapi gliding terlebih dahulu]. Pada menit itu tim pilot menyampaikan kabar Mayday (darurat) pada bandara Halim. Hambatan paling menegangkan adalah pesawat harus berada paling tidak diatas 3000 kaki untuk mampu melewati pegunungan di Jawa jika Kapten melakukan pendaratan darurat di Halim. Dengan rasio gliding, Kapten Moody memperkirakan pesawat tidak akan mampu mencapai ketinggian tersebut dan memutuskan balik ke samudra. Tim pilot berusaha keras menghidupkan mesin kembali sembari gliding. Sambil berharap mampu mengangkat badan pesawat paling tidak melampaui batas minimal atau mendarat di samudra dengan aman. Upaya darurat ini ada dalam prosedur penyelamatan, tetapi belum pernah dilakukan dengan pesawat B747. Dikarenan mesin mati, seluruh fungsi elektronik di pesawat tidak berfungsi. Gliding juga menyebabkan tekanan di kabin yang membuat kadar oksigen menurun dengan cepat. Para penumpang merasakan susah bernafas dan masker oksigen keluar dari kompartemen. Dengan segala upaya tim pilot dan teknisi mencoba menghidupkan mesin hingga berpuluh kali. Pada ketinggian 4100kaki pada pukul 20:56 mesin no 4 tiba-tiba menyala kembali. Dengan hanya satu mesin tim memutuskan menaikkan badan pesawat kembali. Beberapa menit kemudian, ketiga mesin kembali bekerja hanya dalam selang beberapa saat. Dengan kondisi yang bisa dibilang keajaiban, Kapten Moody memutuskan untuk melakukan pendaratan ke Halim dengan memutar pesawat kembali. Begitu mendekati wilayah udara Jawa, kejadian itu berulang. Tim pilot memilih mematikan mesin setelah melewati pegunungan dan menghidupkan kembali. Begitu mendekati Halim, kru melaporkan tidak bisa melihat dengan jelas lintasan bandara. Rupanya kaca dashboard menjadi berawan, walaupun pihak menara di Halim melaporkan cuaca cerah. Dengan bantuan peralatan mendarat, pesawat berhasil mencapai bandara dengan aman. Tidak ada catatan luka serius dari penumpang BA dan kru. Ketika badan pesawat diperiksa oleh tim Roll Royce, nyaris cat di pesawat seperti terkelupas. Kaca dashboard yang 'berawan' merupakan hasil abrasi dari abu vulkanis yang menabrak pesawat dalam kecepatan tinggi. Tim ahli yang menyelidiki mesin mengenali adanya abu vulkanis berbentuk seperti pasir yang tajam, menghambat putaran baling-baling ketika menjadi gumpalan. Matinya mesin karena tidak adanya oksigen yang cukup untuk menggerakkan rotor. Sedangkan hidupnya kembali mesin secara tiba-tiba adalah dikarenakan tekanan dan perubahan ketinggian membuat gumpalan abu tadi terlepas kembali. Sejak peristiwa ini, badan aviasi dunia mulai memperhitungkan abu vulkanis sebagai elemen yang berbahaya bagi penerbangan. Ini karena abu vulkanis tidak bisa ditangkap dengan radar karena tidak mengandung kelembaban udara. Radar didesain menangkap pergerakan cuaca yang mengandung air seperti awan. Ini juga menambah daftar panjang sumber alam yang bisa membahayakan Indonesia setelah gunung api, gempa bumi, dan tsunami. Dengan gunung api yang paling aktif di dunia, Indonesia mempunyai potensial masalah seperti halnya yang dialami Islandia saat ini. Mungkin sudah saatnya memikirkan kembali kejayaan dunia maritim yang dipunyai nenek moyang kita. We are sitting in hotbed! Salam, Ambar Tautan: Video program Air crash Investigation Nat Geo episode All Engines Failed! bisa dinikmati via: VideoWire di http://tinyurl.com/2eb4252 atau Youtube dalam lima bagian. Part1 di http://www.youtube.com/watch?v=vVI0yLxFdHM* * [Non-text portions of this message have been removed] No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.437 / Virus Database: 271.1.1/2880 - Release Date: 05/17/10 18:26:00 [Non-text portions of this message have been removed]