---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 ---------------------------------------------------------- VIRUS KOMPUTER BISA BERAKIBAT PADA GAGALNYA JAJAK PENDAPAT DAN TERCIPTANYA PERANG SAUDARA Oleh : Tony Halomoan, pemerhati masalah Timtim Kerjasama misi PBB dengan pemerintah Indonesia untuk mensukseskan penentuan pendapat di Timtim telah memperlihatkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Meskipun dalam perkembangannya muncul pesimisme kenetralan masing-masing pihak terhadap proses jalannya jajak pendapat tersebut, namun tahap-tahapan pelaksanaan jajak pendapat terus berjalan. Selain tahapan pendaftaran telah dilalui dengan baik seperti tercermin dari total jumlah rakyat yang terdaftar yaitu sekitar 90%, tahapan selanjutnyya yaitu kampanye pemilihan, pada saat sekarang pun sedang dilakukan baik oleh kelompok pro-otonomi maupun kelompok anti-otonomi. Aparat keamanan Indonesia yang diwakili aparat kepolisian sebagai penanggungjawab keamanan di wilayah tersebut juga terdeteksi berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi suksesnya momentum bersejarah bagi rakyat Timtim untuk menentukan masa depannya. Sementara itu, munculnya sikap sinis sebagian kalangan terhadap kenetralan Pemerintah Indonesia patut dimaklumi, khususnya jika muncul anggapan bahwa Indonesia dekat dengan kalangan pro-otonomi. Namun kita pun harus ingat jika UNAMET juga terkesan punya kedekatan dengan kelompok anti-otonomi. Selain beberapa kasus yang telah memperlihatkan keberpihakan institusi tersebut terhadap kelompok anti-otonomi, pada 15 Agustus 1999 yang lalu, pada saat berlangsung kampanye CNRT, seorang staff UNAMET, William Peterson berkebangsaan Swedia bahkan juga terlihat sedang ikut membagi- bagikan poster CNRT dan gambar Xanana Gusmao. Namun proses jajak pendapat tersebut sampai sekarang masih dapat dianggap cukup berhasil. Hal itu seperti diungkapkan Kapolsek Maubisse Letda Pol Beraliando bahwa kampanye jajak pendapat yang telah berlangsung selama 5 hari berjalan dengan baik, aman dan tidak ada gangguan. Namun, keberhasilan jajak pendapat seperti terancam gagal setelah seorang tokoh anti integrasi yang saat sekarang tinggal di Australia mengeluarkan ancaman dengan rencananya yang akan memasukkan virus untuk merusak jaringan komputer yang digunakan dalam menghitung hasil perolehan suara jajak pendapat. Hal itu terungkap setelah harian The Age dan The Sydney Morning Herald edisi 18 Agustus 1999 memberitakan pernyataan Ramos Horta bahwa pihaknya sedang mempersiapkan lebih dari 100 pakar komputer dari Portugal, Spanyol, Irlandia, Belgia, Brasil, AS dan Kanada agar menyiapkan virus komputer untuk merusak sistem komunikasi elektronik Indonesia. Akibat bisa dibayangkan. Jika virus suara jajak pendapat dapat diacak-acak, maka masing-masing kelompok baik pro-otonomi maupun anti-otonomi pasti akan saling mengklaim diri sebagai pemenang. Sementara itu, hasil kerja yang telah lama dipersiapkan untuk proses jajak pendapat akan percuma, sedangkan kredibilitas UNAMET dan Pemerintah Indonesia juga akan dipertanyakan oleh masyarakat internasional. Oleh karena itu, jika kita menengok kebelakang dimana telah sering disuarakan mengenai kekhawatiran akan terjadinya perang saudara jika referendum tetap dipaksakan, dengan adanya ancaman Jose Ramos Horta tersebut, bukan tidak mungkin pelaksanaan jajak pendapat di Timtim akan gagal dan akibatnya perang saudara yang sering dikhawatirkan akan menjadi kenyataan. Harapan kelompok pro-otonomi yang ingin terus hidup bersama dengan warga negara Indonesia yang lain akan sirna, sedangkan kelompok anti-integrasi yang selama ini berjuang untuk merdeka akan sia- sia. Yang tersisa adalah "kemenangan semu" figur-figur yang selama ini memanfaatkan isu Timtim sebagai komoditas politik untuk meraup keuntungan ekonomi sebesar-besarnya, seperti yang diperlihatkan oleh seorang yang selama ini mengaku berjuang dengan mengatasnamakan rakyat Timtim. Adanya rencana Jose Ramos Horta menyiapkan virus komputer untuk merusak sistem komunikasi elektronik Indonesia dapat dinilai sebagai tindakan emosional dan gegabah. Rencana tersebut selain tidak menguntungkan rakyat Timtim, juga akan menimbulkan masalah baru dalam penyelesaian masalah Timtim. Oleh karena itu, patut dipertanyakan kepentingan apa yang ada di balik rencana Jose Ramos Horta tersebut Jakarta, 23 Agustus 1999 ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 27 Aug 1999 jam 03:38:09 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++