---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- SUARA PEMBARUAN Mantan Presiden RI BJ Habibie harus berjiwa besar untuk datang jika dipanggil oleh tim Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM) untuk dimintai keterangannya menyangkut masalah pelanggaran HAM di Timor Timur (Timtim). Hal itu dikemukakan anggota DPR RI dari Fraksi Reformasi Dr Ahmad Farhan Hamid MS ketika ditemui Pembaruan dan El Shinta, Rabu (5/1) siang di Jakarta, menanggapi pernyataan juru bicara tim advokasi TNI Ruhut Sitompul bahwa Habibie tidak akan datang jika dipanggil KPP HAM karena persoalan Tim-tim sudah tertuang dalam TAP MPR tahun 1999 Pembaruan (4/1). Menurutnya, langkah KPP HAM untuk melakukan pemanggilan terhadap Habibie tidak salah. Alasannya, karena memang sudah menjadi tugas KPP HAM untuk mencari kebenaran-kebenaran berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan, ditambah lagi pemanggilan itu sudah memenuhi aspek hukum. ''KPP HAM ingin melakukan konfirmasi. Persoalan dia (Habibie Red) bertanggungjawab atau tidak, itu nanti akan dibuktikan pada tingkat mana kesalahan terjadi,'' lanjut calon anggota Komisi II DPR RI ini. Ditambahkan, meskipun Habibie seorang mantan presiden, namun ia tidak mem-punyai kekebalan hukum. Selain itu, pemanggilan tersebut jangan sampai dikaitkan dengan perlindungan terhadap seorang mantan pejabat. Perlindungan terhadap mantan pejabat tinggi negara tidak menjadi faktor yang dapat membebaskan dia dari tuntutan hukum. Namun Farhan meragukan pernyataan tidak mau memenuhi panggilan KPP HAM itu keluar dari mulut Habibie. Ia menduga ada perbedaan persepsi antara Habibie dan tim advokasi TNI. Dikatakan pula, persoalan yang terjadi saat ini adalah mencari bukti-bukti nyata, apakah benar yang terjadi di Tim-tim merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara sistematis oleh negara. Jika itu benar, harus dicari tingkat responsibilitasnya sampai dimana. Sedang Ketua Komisi I DPR RI Yasril Ananta Baharuddin mengatakan, persoalan apakah Habibie mau datang atau tidak, terserah dari mantan presiden itu sendiri. ''Kita tidak boleh memaksa. Tapi saya tidak melihat apa alasan hukum yang kuat bagi KPP HAM untuk memanggil Habibie. Apakah sekadar ingin gagah-gagahan dengan memanggil mantan presiden, atau memang ada hal serius ditemukannya indikasi yang sangat kuat bahwa Habibie melanggar hukum,'' ujar Yasril. Lagipula menurutnya, KPP HAM bukan sebuah lembaga peradilan. Tugas KPP HAM hanya meminta kete-rangan, sehingga tidak ada kewajiban bagi Habibie untuk memenuhi panggilan itu. Yasril juga tidak melihat akan timbul persepsi negatif dimasyarakat jika Habibie tidak memenuhi panggilan itu. Karena menurutnya, yang terpenting bagi masyarakat adalah hasil dari pengusutan tersebut. Baik Farhan maupun Yasril berpendapat, apa yang sudah dikerjakan KPP HAM selama ini adalah hal yang wajar dan biasa-biasa saja. Menurut Farhan, apa yang dilakukan KPP HAM merupakan hal yang biasa dilakukan di negara-negara lain. Karena baru pertama kali terjadi di Indonesia, sehingga begitu terjadi ledakan-ledakan perdebatan, KPP HAM seolah-olah dilebih-lebihkan. ''Maka ketika ada mantan pejabat negara yang dipanggil, kita seperti meletup-letup antara eforia, rasa kagum dan ketidakmengertian,'' lanjut Farhan. Namun menurut Yasril kerja KPP HAM selama ini patut dihargai. Dengan adanya KPP HAM, yang ingin menegakkan hukum di Indonesia, akan menunjukkan kepada dunia internasional kesungguhan Indonesia dalam menangani masalah-masalah HAM. ''Itu penting, sehingga pihak luar negeri tidak hanya menggurui Indonesia soal HAM, apalagi mencampuri kita,'' tambah Yasril.*** ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 12 Jan 2000 jam 03:39:05 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++