---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- Pamplet Referendum di Aceh Selatan Dihapus Serambi-Banda Aceh Pamplet dan grafiti bertuliskan "referendum" yang selama ini terpajang di Kabupaten Aceh Selatan, dalam dua hari ini, mulai dibersihkan secara marathon oleh aparat Polri/TNI. Dalam aksi "pembersihan" yang dimulai di tiga kecamatan, Kuala Batee, Susoh, dan Blangpidie itu, ada yang berlangsung aman-aman saja, ada pula yang menimbulkan ekses. Kepada masyarakat, aparat meminta untuk menghapus grafiti referendum yang ditulis di atas aspal jalan. Masyarakat pun membersihkannya dengan cara memoleskan cat warna hitam. Begitupun, aksi pembokaran pamplet referendum di Kuala Batee, Susoh, dan Blangpidie menimbulkan keresahan masyarakat. Soalnya, dalam aksi tersebut dilaporkan belasan warga mendapat perlakukan kasar dari aparat. Selain itu kantor KUD, warung kopi, dan beberapa Pos Siskamling yang berada dipinggir jalan raya lintas Kuala Batee - Blangpidie ikut dirusak. Keterangan masyarakat menyebutkan, aksi pembersihan pamplet referendum ini dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. Kegiatan ini dimotori aparat yang di-BKO-kan di Kecamatan Kuala Batee. Dalam kegiatan itu, aparat membawa senjata lengkap dengan menggunakan dua truk. Setiap bentuk tulisan referendum baik yang diterakan di atas spanduk, maupun billboard yang dipasang di jalan maupun atau tempat umum seperti masjid, meunasah, sekolah, dan kantor, diturunkan. Sedangkan, sejumlah pos yang berada di sisi jalan Kuala Batee sampai Blangpidie yang selama ini digunakan masyarakat untuk siskamling, ikut dirobohkan. Malah di Desa Aluer Sungai Pinang, Blangpidie, kantor KUD Ingin Sejahtera ikut menjadi sasaran pengrusakan, sehingga jendela kaca nakonya pecah. Selain itu, posko relawan kemanusiaan Sefa Wakampas Atjeh dan sebuah warung kopi ikut obrak-abrik. Dirusaknya, kantor KUD dan Posko Wakampas ini karena disebut-sebut di dua tempat itu ada tertera tulisan referendum. Sementara, belasan pemuda setempat yang sedang minum kopi di salah satu warkop menjadi sasaran kemarahan dan sempat dipukul aparat hingga mengalami bibir pecah dan muka memar serta sesak napas. "Kami sangat menyesali atas tindakan aparat tersebut, kalau pamplet referendum yang ingin dicopot silakan saja karena itu mungkin tugas yang harus dijalankan mereka. Tapi jangan masyarakat dan posko kami yang jadi korban," kata Ir Lukman selaku Koordinator Posko Relawan Kemanusiaan Sefa Wakampas Atjeh, Alue Sungai Pinang. Akibatnya, ketika berlangsung aksi pembersihan itu itu banyak masyarakat yang mengurung diri di rumah masing-masing karena merasa ketakutan, sehingga terlihat suasana menjadi sunyi-senyap. masyarakat baru berani ke luar rumah setelah beberapa saat aparat berlalu dari desanya. Tapi tak di semua tempat terjadi ekses dalam pembersihan tulisan referendum itu. Di beberapa lokasi, justru aparat memperlihatkan sikap simpati dan ramah kepada penduduk setempat. "Jangan takut pak, kami tidak mengganggu kok," kata seorang aparat kepada warga yang di dekat rumahnya terdapat tulisan referendum.(tim) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 14 Jan 2000 jam 12:49:00 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++