Hi guys,
Guys! this is the real "Wasiat" ... halal meat:-)
Salam
-- Look Skywalker (http://tsipil.ugm.ac.id/~djoko_luknanto)
"Nobody knows you when you're down and out
- Derek and the Dominos" --
WASIAT PALSU SYEKH AHMAD
Dr. Yusuf Qardhawi
PERTANYAAN:
Pada suatu saat secara kebetulan saya menerima sepucuk surat
dan setelah saya baca, saya merasa bingung mengenai isinya.
Karena itu, saya mohon kesediaan Ustadz untuk menjelaskan
isi surat tersebut, apakah benar atau tidak.
Surat tersebut ditandatangani oleh seorang fa'il khair
(pembuat kebaikan, dermawan) yang berisi wasiat Syekh Ahmad,
juru kunci makam (kubur) Rasulullah saw., yang ditujukan
kepada segenap kaum muslimin di dunia timur maupun barat.
Juga berisi macam-macam nasihat.
Pada bagian akhir surat tersebut dikatakan, "Di Bombay
terdapat seseorang yang memperbanyak surat tersebut dan
membagi-bagikannya kepada tiga puluh orang, lalu Allah
memberikannya rezeki sebanyak dua puluh lima ribu rupiah;
ada pula yang membagi-bagikannya lalu ia mendapat rezeki
dari Allah sebanyak enam ribu rupiah. Sebaliknya, ada pula
orang yang mendustakan wasiat tersebut, sehingga anaknya
meninggal dunia pada hari itu."
Dalam surat tersebut dikatakan bahwa orang yang telah
memperoleh dan membaca wasiat itu tetapi tidak
menyebarkannya kepada orang lain, akan ditimpa musibah
besar.
Bagaimanakah pendapat Ustadz mengenai masalah tersebut?
Apakah benar atau tidak?
JAWABAN:
Memang banyak orang yang menanyakan wasiat tersebut. Dan
sebenarnya kemunculan surat wasiat ini bukan saja baru-baru
ini, tetapi saya telah melihatnya sejak puluhan tahun lalu.
Surat tersebut dinisbatkan kepada seorang lelaki yang
terkenal dengan sebutan Syekh Ahmad, juru kunci makam
Rasulullah saw.
Untuk mengecek kebenaran berita yang disampaikan dalam
selebaran tersebut, saya pernah menanyakan kepada
orang-orang di Madinah dan di Hijaz. Saya mencari informasi
mengenai orang yang disebut Syekh Ahmad itu beserta
aktivitasnya. Dari informasi yang didapat, ternyata tidak
ada seorang pun di Madinah yang pernah melihat dan mendengar
berita mengenai Syekh Ahmad ini. Tetapi sayangnya, wasiat
yang menyedihkan itu telah menyebar di negara-negara umat
Islam.
Wasiat tersebut dengan segala isinya tidak ada arti dan
nilainya sama sekali dalam pandangan agama. Di antara isi
wasiat yang didasarkan pada impian Syekh Ahmad yang katanya
bermimpi bertemu Nabi saw. itu ialah tentang telah dekatnya
hari kiamat.
Masalah berita kedekatan kiamat ini sebenarnya tidak perlu
mengikuti impian Syekh Ahmad atau Syekh Umar, karena Al
Qur'an telah mengatakan dengan jelas:
"... boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat
waktunya." (Al Ahzab: 63)
Begitu pula Nabi saw. telah bersabda:
"Aku dan hari kiamat diutus (secara berdekatan)
seperti ini. Beliau (mengatakan demikian) sambil
memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya." (Muttafaq 'alaih dari hadits Anas dan
Sahl bin Sa'ad)
Hal lain dari isi wasiat itu ialah bahwa kaum wanita
sekarang sudah banyak yang keluar rumah, dan banyak yang
telah menyimpang dari agama. Masalah ini pun sebenarnya
tidak perlu mengambil sumber dari mimpi-mimpi, karena kita
sudah mempunyai kitab Allah dan sunnah Rasul yang sudah
memuaskan untuk dijadikan pedoman. Allah berfirman:
"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu
agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atas kamu,
dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu ..." (Al
Maa'idah: 3)
Orang yang beranggapan bahwa Din Islam yang telah
disempurnakan Allah ini masih memerlukan keterangan yang
diwasiatkan oleh orang yang tidak dikenal itu, berarti dia
meragukan kesempurnaan dan kelengkapan Dinul Islam. Islam
telah sempurna dan telah lengkap, tidak memerlukan wasiat
apa pun.
Isi wasiat tersebut justru merupakan indikasi yang
memperlihatkan kebohongan dan kepalsuan wasiat tersebut.
Sebab, pewasiat telah mengancam dan menakut-nakuti orang
yang tidak mau menyebarluaskannya bahwa ia akan mendapat
musibah dan kesusahan, anaknya akan mati, dan hartanya akan
habis. Hal ini tidak pernah dikatakan oleh seorang manusia
pun (yang normal pikirannya), terhadap kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya. Tidak ada perintah bahwa orang yang
membaca Al Qur'an harus menulisnya setelah itu kemudian
menyebarluaskannya kepada orang lain; dan jika tidak, akan
terkena musibah. Begitu pula tidak ada perintah bahwa orang
yang membaca Shahih Bukhari harus menulisnya dan
menyebarluaskannya kepada khalayak ramai, sebab kalau tidak,
akan tertimpa musibah.
Kalau Al Qur'an dan Sunnah Rasul saja tidak begitu, maka
bagaimana dengan wasiat yang penuh khurafat itu? Ini
merupakan sesuatu yang tidak mungkin dibenarkan oleh akal
orang muslim yang memahami Islam dengan baik dan benar.
Kemudian dalam wasiat tersebut dikatakan bahwa si Fulan di
negeri ini dan ini karena telah menyebarluaskan wasiat
tersebut ia mendapat rezeki sekian puluh ribu rupiah. Semua
itu merupakan khurafat dan penyesatan terhadap umat Islam
dari jalan yang benar dan dari mengikuti Sunnah serta
peraturan Allah terhadap alam semesta.
Untuk memperoleh rezeki, ada sebab-sebabnya, ada jalan dan
aturannya. Adapun bersandar kepada khayalan dan khurafat
seperti dalam wasiat itu adalah merupakan upaya untuk
menyesatkan dan meyelewengkan akal pikiran umat Islam.
Kita perlu menjaga dan mengawasi kaum muslimin agar tidak
membenarkan dan percaya kepada khurafat seperti ini dan agar
tidak mempunyai anggapan bahwa orang yang menyebarluaskan
wasiat palsu tersebut akan mendapat syafaat dari Nabi saw.
sebagaimana yang dikatakan oleh penulis selebaran yang batil
itu.
Sesungguhnya syafaat Nabi saw. juga diperuntukkan bagi
umatnya yang pernah melakukan dosa-dosa besar. Hal ini sudah
disebutkan dalam hadits-hadits sahih (dan tidak perlu
bersumberkan pada wasiat lewat mimpi; penj.) bahwa
Rasulullah bersabda:
"Orang yang paling berbahagia akan memperoleh
syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang telah
mengikrarkan laa ilaaha illallah dengan perasaan
ikhlas dan lubuk hatinya." (HR Bukhari)
Kami mohon kepada Allah Azza wa Jalla semoga Ia berkenan
menjadikan umat Islam mengerti tentang agama mereka. Semoga
memberi petunjuk dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang
lurus, serta melindungi mereka agar tidak mempercayai
berbagai khurafat, khayalan, dan kebatilan.
-----------------------
Fatwa-fatwa Kontemporer
Dr. Yusuf Qardhawi
Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388
ISBN 979-561-276-X