Abangku yang terhormat Nasrul,

Menarik sekali subject diatas, sehingga ada perasaan ingin mendukungnya.
Terutama karena persoalan kepercayaan atau apapun namanya adalah seperti
belajar ilmu sosial, walaupun tidak persis sama, karena persoalan
kepercayaan ini setingkat dengan iman. 

Kalau didalam ilmu sosial misalnya, bentuk negara spt apa yang terbaik,
strategi pembangunan yang bagaimana yang terbaik, dll, kalau ada 1000
kepala, demikian juga persepsinya. Rambut sama hitam, kaus kaki
"belang-belang". Namun dalam krismon ini jadi "bolong-bolong".

Anyway...apa yang telah disabdakan dalam Al-Ikhlas ayat 3 tadi sudah benar.
Tidak ada yang salah didalamnya. Yang mungkin menjadi penyebab adalah kaus
kaki yang belang-belang itu. Karena pabriknya berbeda, designernya berbeda,
pemakainya berbeda, akhirnya terjadilah keanekaragaman itu.

Si Rui ingin pakai kaus kaki, yang ada "Banana-Pijama", ada yang ingin
"bigelborg" ada yang ada gambar "Barni" ada yang "kongkoperenjer". Ada yang
nggak pernah pakai kaos kaki, ada juga yang senang pakai kaos kaki yang ada
aroma asam butirat. Melihat keanekaragaman selera kaus kaki tadi, orang
bijak mengatakan O gosto nao sei discutir. 

Walaupun pada dasarnya umat muslimin & muslimah sama-sama mengenal Nabi
Isa, namun umat Hindu & Budha, Kong Hu Chu mengenal yang lain. Ada juga
umat yang menjadi pengikut Sai Baba.

Namun ada yang sama dari semuanya yang indah untuk amalkan, dan juga indah
untuk dikenangkan, yaitu sama-sama mengasihi.

Salam Ramadhan
Anor



----------
> From: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Kriteria Menyindir Agama Lain
> Date: Friday, 8 January 1999 10:17
> 
>       Ngomong-ngomong kriteria menyindir agama lain itu apa ya?
>       Misalkan ada seorang Qori (pembaca Al-Qur'an) pada saat Musabaqah
> Tilawatil Qur'an membaca surat Al-Ikhlas ayat 3, yaitu "LAM YALID
> WALAM YULAD", yang artinya, : "TIDAK BERANAK DAN TIDAK DIPERANAKKAN"
> (Allah). 
>       Apakah itu dikatakan menyindir agama lain? Karena terus-terang saja,
> latar belakang diturunkannya wahyu tersebut, sekaligus untuk
> membantah "Nabi Isa itu sebagai anak Tuhan". 
> 
> Salam,
> 
> Nasrullah Idris
> 
> 

Kirim email ke