Betul Bung NI...

At least... di Australia... begitulah sistem yg diterapkan.
AUD 0.25 sekali nelpon..... tidak terbatas waktunya....
Jadi asyik banget buat internet atau buat pacaran...
Hanya nyesek 'n nyebelin banget kalo nelpon ternyata
yg ngejawab answering machine. 

Trus... yg lebih asyik lagi.... kalo nggak salah...
Optus selaku pesaing Testra (telkom-nya Oz),
mereka berani menetapkan tarif lebih murah yaitu
AUD 0.20.

Eh... tapi tulisan saya diatas berdasarkan situasi
akhir 1996 lho. Nggak tau deh sekarang kayak apa.

But... apapun itu.... rasanya Telkom tetap kurang pada
tempatnya untuk menaikkan tarif. Mustinya banyak cara lain yg
bisa ditempuh selain menaikkan tarif.

-Jamil-


> ----------
> From:         Nasrullah Idris[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Monday, January 11, 1999 7:37 AM
> To:   Multiple recipients of list
> Subject:      CALL yang Terpakai, bukan PULSA yang Terpakai ?
> 
> Rekan-Rekan Yth:
> ----------------------
> 
>       Saya memperoleh kabar bahwa di negara seperti Singapura, USA, dan
> Kanada,
> telekomunikasi bisa menerarapkan "BILLING" berdasarkan "Jumlah CALL yang
> terpakai", bukan berdasarkan "Jumlah PULSA yang terpakai". 
>       Maksudnya begini : di sana jika kita menelepon dari satu tempat
> ke  tempat  lain  (local),  maka  biaya  yang  bisa dikenakan hanya biaya
> "CONNECT" saja. Sedangkan berapa  lama  kita "CONNECT"  (artinya
> jumlah pulsa yang terpakai) tidak dikenakan biaya lagi. 
>       Yang mengherankannya, mereka itu justru tetap memperoleh keuntungan?
>       Saya mempersoalkan ini, karena pada bulan Pebruari 1999 mendatang
> dikabarkan
> tarif telepon di Indonesia akan naik sebesar 24 persen. 
> 
> Salam,
> 
> Nasrullah Idris
> --------------------
> Nara Sumber :  Syafril Hermansyah
> 
> 

Kirim email ke