Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di Indonesia merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi, kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah terbentuk. Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan nasionalis maupun berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak tokoh yang agamis dan nasionalis. Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu oleh pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan. Hendaknya jangan diulangi lagi. Salam, Nasrullah Idris