Banyak lho cara memperalat stasiun TV untuk mendukung calon pemimpin negara dari Partai tertentu (Taroklah Partai Unyil) untuk rubrik pemberitaan. Salah satunya begini (diilhami oleh cara jurnalistik Jahudi) Pertama : melakukan identifikasi terhadap berbagai pihak tentang partai apa yang mereka pilih. Caranya bukan dengan jalan bertanya, "Anda kemarin memilih partai apa" atau "Anda mencalonkan siapa untuk menjabat Pemimpin negara ini?", karena sifatnya tembak langsung. Bisa saja mereka tidak menjawab. Apakah itu karena risih, takut, atau apaaaaaaa...gitu. Jadi harus bagaimana? Ajaklah ngobrol terlebih dulu tentang kepemimpinan nasional masa depan. Kalau jawabannya secara tersirat mendukung calon pemimpin negara dari Partai Unyil, kita catat nama dan alamatnya. Taroklah dari 100 orang yang kita temui, ada 10 pihak dari beragam segmen, seperti pengemudi taksi, pengusaha besar, dll, yang kelihatannya (secara tersirat) lebih banyak mendukung Partai Unyil. Kedua : kita kirimkan semua data itu kepada rekan kita di stasiun TV, agar dipersiapkan kru wawancara terhadap ke sepuluh orang itu di rumahnya masing-masing. Si pewawancara itu bisa langsung bertanya, "Bagaimana dengan beberapa tokoh yang dicalonkan partai untuk menjadi pemimpin negara ?" Yakinlah, peluang untuk memperoleh informasi berupa jawaban dukungan kepada calon yang diajukan Partai Unyil akan semakin besar. Dengan kata lain, dari 10 pihak yang diwawancara itu sebagian besar akan memberi pernyataan bernada nama sama, yakni secara tersirat memberi dukungan kepada calon yang diajukan Partai Unyil. Walaupun mungkin saja mereka tidak menyampaikan dukungan secara terus-terang, tetapi dari jawabannya memberi indikasi dukungan. Ketiga : Tayangkanlah pada rubrik pemberitaan televisi, "BERIKUT INI KAMI SAMPAIKAN KOMENTAR BERBAGAI PIHAK TENTANG CALON PEMIMPIN NEGARA" Dengan sendirinya terbentuklah publik opini pada audens bahwa tokoh yang diajukan Partai Unyil memperoleh dukungan paling tinggi ketimbang calon pemimpin negara yang dicalonkan partai lainnya. Salam, Nasrullah Idris