Teman-teman Indoz-net semua,

Tolong baca dan renung baik-baik percakapan ketiga teman kita
dibawah     ini. Selamat membaca,  merenungkan dan mohon di-
tanggapi.

Raras pratiwi <[EMAIL PROTECTED]>:
   > > simpati saya buat staf kbri dan bapak wiryono.
   > > semoga permasalahan ini bisa menjadi perhatian 
   > > bagi warga oz.

 Semmy Littik <[EMAIL PROTECTED]>: 
   > Saya juga kasihan melihat dan mendengar diplomat2 kita 
   > menjadi korban demo, padahal yang bikin orang2 Oz demo 
   > adalah tindakan biadab TNI di Timtim.  

 Yusuf L. Henuk:
    Saya juga simpati buat staf KBRI di Australia dan Bapak
    Dubes Wiryono  yang menjadi korban demo, tetapi  saya
    tidak  mau menyalahkan/memaki-maki  TNI, seperti yang 
    dilakukan  oleh Sdr. Semmy  Littik karena saya menyadari 
    bahwa  tidak ada untungnya bagi saya untuk menyalahkan 
    tindakan  TNI  di Tim-tim.

 Semmy Littik <[EMAIL PROTECTED]>:     
  > > sekarang   saya baru bisa  memahami, kenapa banyak 
  > > sekali  demo dikedutaan/perwakilan oz di ri. ternyata 
  > > kasus tim-tim  membawa luka yg teramat dalam bagi 
  > > persahabatan ri-oz.

Yusuf L. Henuk:
   Ternyata  Sdr. Semmy Littik  baru memahami kenyataan
   yang sudah   dipahami   oleh  kita semua sehingga semua
   kata-katanya   yang  berhubungan   dengan TNI bernada
   baru.  Padahal semua kita tahu bahwa staf KBRI dan 
  Duta Besar-Duta Besar  kita untuk Australia (Agust
  Marpaung - Sabam Siagian - Wiryono) sudah kenyang
  dengan banyak demo di kedutaan/perwakilan RI di OZ
  sejak Tim-tim berintegrasi dengan Indonesia pada tahun
  1975.

 Semmy Littik <[EMAIL PROTECTED]>: 
> Itulah kalau binatang buas TNI itu dibiarkan berkeliaran 
> tanpa kontrol, maka   semua akan disakiti.  Bukan cuma 
> negara  lain,   tapi   bangsa sendiripun dimakannya juga 
> ..namanya saja   binatang   buas.  AKibatnya, diplomat2 
> Indonesia harus ngomong yang bertentangan dengan kata 
> hati mereka   dan  merekapun didemo sama orang2 yang 
> tidak mau terima penjelasan sepihak.  

Yusuf L. Henuk:
  Untung sekali Sdr. Semmy Littik bukan seorang diplomat
  Indonesia sehingga Sdr. Semmy Littik memalukan bangsa-
  nya di luar negeri dengan bebas  memaki-maki TNI dengan 
  sebutan 'binatang buas'. Saya juga   sakit tetapi  saya tidak   
  mau menyalahkan/memaki-maki   TNI karena   kalau saya 
  salahkan/memaki-mati  TNI berarti saya salahkan/memaki-
  maki diri saya  sendiri sebab semua anggota  TNI dan saya 
  adalah sama-sama orang Indonesia. Jelasnya,   tugas semua  
  diplomat yang dikirim oleh bangsa mereka  ke negeri adalah 
  membela mati-matian nama baik negara mereka   walaupun 
  negara mereka salah dan bahkan omongan mereka  tentu ber-
  tentangan  dengan  suara hati mereka.   

Raras pratiwi <[EMAIL PROTECTED]>:  
  > > salam prihatin,

 Semmy Littik <[EMAIL PROTECTED]>: 
  > Salam hormat dan simpati untuk staf KBRI,

Yusuf L. Henuk:
    Bravo staf KBRI dan Bapak Dubes Wiryono!   

 Raras pratiwi <[EMAIL PROTECTED]>:
    > > ps:
    > > kepada Semmy (juga yg lain), silahkan \'memaki-maki\' 
    > > saya lagi kalo saya menyatakan simpati ini atau 
    > > \'mendramatisir\' berita ini.

Yusuf L. Henuk:
    Mbak Raras .......tidak ada untungnya kita saling memaki-maki.
    Apalagi   kita-kita   pelajar   Indonesia yang tidak mempunyai 
    "Brain-blanking" seperti   kebanyakan   anggota  TNI yang ber-
     pendidikan paling tinggi SMP. Jelasnya, orang Indonesia yang
     suka maki-maki adalah orang Indonesia yang hanya mengandal-
     kan "Seeing" tanpa "Thinking",  apalagi "Moralizing". Padahal, 
    kalau orang Indonesia  betul-betul    mengandalkan "Thinking" 
    plus "Moralizing"   berarti    kata-kata  mereka agak "Politing" 
    untuk dibaca.

 Semmy Littik <[EMAIL PROTECTED]>: 
> Sorry mbak kalau tulisan saya terbaca sebagai \'makian\' 
> padahal di kampung saya di Kupang sana dan di kota 
> tempat saya kerja (Ambon), kata2 saya itu sudah paling 
> halus lho...tapi mungkin \'kasar\' kalau diukur dengan 
> rasa budaya tertentu.  Keragaman budaya bangsa kita ini 
> juga mau diseragamkan oleh militer.  

Yusuf L. Henuk <[EMAIL PROTECTED]>:
  Mbak Raras, saya juga orang Kupang dan kampung/desa
  saya bertetangga langsung dengan  Sdr. Semmy Littik dan
  saya   juga   punya  teman kerja dari Ambon, tetapi  saya
  tidak  suka memaki-maki secara halus seperti Sdr. Semmy 
  Littik. Jelasnya, kalau kemarin-kemarin Sdr. Semmy Littik 
  mengaku bahwa Bapaknya  seorang   ABRI,  maka  hari ini
  Yusuf L.  Henuk mau   mengaku   juga   bahwa   Bapaknya 
  seorang   guru   SD yang   selalu     mengajarnya    pepatah: 
  "ALA  BISA KARENA  BIASA".

Singkatnya,    SALING   MEMAKI-MAKI   TNI  TIDAK 
ADA UNTUNGNYA. 


Salam Indonesia,

Yusuf L. Henuk

Kirim email ke