Saya juga pernah tertawa tertabah-bahak. Ceritanya, saya nonton berita di
ABC (Amerika). Waktu otu menjelang pemilu. Si maha siswa  (sambil
menangis) mengeluh panjang lebar (dalam bahasa Inggris): "Kena apa abri
pakai peluru, kami kan cuma pakai batu". Lalu, anak saya yang lima tahun
komentar: Lho pak, apa abri yang harus pakai batu pula? 

Salam,
Id

On Fri, 24 Sep 1999 [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> 
> Ada yang lihat laporan Stop Press RCTI lepas Dunia Dalam Berita tadi
> malam..?
> Mereka mewawancarai seorang mahasiswa tentang kenapa mereka memprotes RUU
> PKB. SI mahasiswa bercerita panjang lebar tentang RUU PKB dan upaya untuk
> memunculkan kembali dwi fungsi ABRI. Tapi ketika di 'cecar', bab mana atau
> bagian mana dari RUU PKB yang tidak mereka setujui, si mahasiswa ini tidak
> bisa menyebutkan dan terus berceloteh tentang Dwi Fungsi ABRI. Reporter
> RCTI (Dian Islamiyati) kemudian menyodorkan naskah RUU PKB dan meminta si
> mahasiswa untuk menunjukkan bab mana yang tidak mereka setujui... Tetap si
> mahasiswa tidak bisa menunjukkan bagian mana yang mereka tidak
> setujui...... Sangat menyedihkan...! Dan semua kejadian itu ditayangkan
> secara utuh oleh RCTI. Apakah ini gambaran mahasiswa kita sekarang, yang
> rela menyabung nyawa tapi tidak tahu dasar permasalahan... Apakah tiga
> korban mahasiswa yang tewas dalam demo part II ini worth it..?
> Mudah-mudahan ini bukan gambaran umum mahasiswa kita sekarang...
> 
> Yang lebih menarik lagi, karena dalam berita RCTI tadi malam juga,
> diwawancarai seorang tokoh dari YLBHI... Kejadiannya sama... dia pun
> berceloteh panjang lebar tentang RUU PKB yang menurutnya sangat potensial
> melanggar HAM.... Ketika ditunjukkan naskah RUU PKB, diapun tak bisa
> menunjukkan bagian mana yang melanggar HAM... padahal dia mengaku sudah
> baca naskahnya....
> 
> 
> 
> Salam kenal dari anggota baru,
> Rane Hafied
> 
> 

Kirim email ke