Definisi "ilmuwan" di Indonesia itu segera dirubah. Disesuaikan dengan pasaran globalisasi. Berarti setiap ilmuwan Indonesia harus dibentuk untuk orientasi kelas dunia. Bukan kelas nasional. Ilmuwan seperti itu tidak bisa lagi hanya diukur dengan banyaknya buku yang terhapal olehnya. Namanya juga ilmuwan kelas global. Berarti ia harus mencari ilmu yang tidak/belum terpikirkan oleh mayoritas masyarakat di seluruh dunia. Itu baru namanya ilmuwan kelas global. Jadi ilmuwan kelas global bukanlah mereka di mana * Kalau bicara hanya mengutip ilmuwan asing, yaitu melalui deretan buku berbahasa Inggeris di rak bukunya. * Ia hapal semua isi buku di lemari dalam kamarnya. Memang adakalanya orang merasa dirnya sebagai ilmuwan, tetapi kalau berbicara bersifat kutipan, terlebih kalau nara sumbernya berasal dari negara yang memang sudah punya nama. Apalagi kalau kepalanya botak. Wah ... legitimasi sebagai ilmuwan akan semakin mudah diperoleh dari masyarakat. Itu sih bukannya ilmuwan. Ya ... lebih tepat dikatakan sebagai "mediator ilmu" atau "public relation". Apalagi untuk dikatakan sebagai ilmuwan kelas global. Salam, Nasrullah Idris