Rupanya pemerintah Howard tetangga kita ini benar-benar jahat,
jauh sebelum ada Jajak pendapat 30 Agustus
Oz telah mempersiapkan segalanya, dari kegiatan-2 inteljen, penyelaman, 
pelatihan bahasa Inggris bagi calon staf Unamet asal pro-kemerdekaan sampai 
kejahatan ketidak adilan unamet yang jelas sudah direncanakan itu,
target pokoknya pro kemerdekaan harus menang

pejabat tingkat tinggi sudah mengetahui
radar Indonesia sudah menangkap kegiatan helicopter Oz ke timtim
ternyata TNI itu hanya kancil, beraninya sama rakyatnya sendiri, sudah tahu 
ada infiltrasi kenapa TNI tidak menghajar mereka, apa gunakan dibelikan 
pesawat canggih kalau tidak digunakan,

cepat atau lambat, rakyat umum kedua belah pihak Indonesia dan Oz akan tahu, 
dan akhirnya rakyat Indonesia dan Oz akan marah kepada pemerintahannya 
masing, apakah akhirnya kita memang tetangga yang baik ?

kawan Oz di milis ini, apa pendapat anda tentang target bahwa TimTim harus 
merdeka dengan segala persiapan-2 yang dilakukan Oz

http://www.kompas.com/kompas-cetak/9910/12/LN/oper16.htm
Selasa, 12 Oktober 1999

Operasi Rahasia Australia di Timtim

Sydney, Senin

Pasukan komando (SAS = Special Air Services) dan penyelam AL
(CDT = Clearance Diving Team) Australia ternyata sudah
melancarkan berbagai operasi rahasia di Timtim sejak bulan April
lalu. Hal itu berarti jauh sebelum PBB menugaskan pasukan Interfet
ke wilayah itu. Operasi-operasi rahasia itu diketahui oleh TNI, yang
berkali-kali menyampaikan peringatan bahwa tindakan itu merupakan
provokasi.Demikian diberitakan harian Sydney Morning Herald (SMH)
edisi Senin (11/10), yang mengutip sejumlah sumber di kalangan
pejabat pertahanan Australia. Namun, jubir militer Australia
membantah berita SMH itu, seperti ditulis AFP.

Menurut SMH, SAS bertugas di Timtim untuk mengintai aktivitas
pasukan TNI dan milisi, diterjunkan melalui helikopter yang dapat
terbang rendah untuk menghindari lacakan radar. Sedangkan para
personel CDT diturunkan di laut melalui kapal-kapal selam.

Akan tetapi, pihak TNI mengetahui operasi penerjunan itu, dan curiga
SAS juga menyalurkan persenjataan kepada kelompok milisi
prokemerdekaan. Panglima TNI Jenderal Wiranto, menurut SMH,
pada tanggal 9 Juni segera memerintahkan ditingkatkannya
pengintaian laut dan udara untuk mengantisipasi operasi rahasia
tersebut.

Pada bulan Mei dan Juni, TNI mengetahui bahwa intervensi helikopter
itu sudah lima kali melanggar wilayah kedaulatan Indonesia di
Timtim. TNI juga tahu dua helikopter Seahawk yang dioperasikan
oleh AL Australia (RAN = Royal Australian Navy) pernah mendarat di
Larinkuten, dekat Viqueque.

Lewat Unamet

Sementara pasukan CDT bertugas mencari ranjau-ranjau antikapal di
perairan sekitar Dili, sekaligus menyeleksi lokasi-lokasi yang
memadai untuk pendaratan pasukan amfibi. Pasukan ini-juga
SAS-terus-menerus menyampaikan laporan-laporan operasi rahasia
itu hanya kepada sekitar 20 pejabat, termasuk PM John Howard.

Tokoh-tokoh Timtim, termasuk Ramos Horta, meminta Australia juga
memberikan laporan mengenai operasi rahasia tersebut kepada PBB
sebagai sumber penting bagi penyelidikan terjadinya pelanggaran
hak asasi manusia (HAM). Namun Australia menolaknya, dan ini
menimbulkan kemarahan pada berbagai pihak, termasuk AS.

Beberapa instansi AS, termasuk dinas-dinas intelijen, telah
menyampaikan protes kepada Dubes Australia di Washington,
Andrew Peacock, karena negaranya tak mau berbagi informasi
rahasia itu.

AS juga telah mengerahkan AL-nya dan dinas intelijen Cen-tral
Intelligence Agency (CIA) untuk melancarkan operasi rahasia yang
sama di Timtim, antara lain dengan mengirim kapal-kapal selam
kelas LosAngeles.

Melalui operasi-operasi rahasia itu, Australia diduga memang
memiliki berbagai data penting yang dapat dijadikan sebagai
bukti-bukti penting untuk menyidik terjadinya pelanggaran HAM di
Timtim setelah diadakannya referendum. Namun, menurut SMH,
dalam operasi-operasi rahasia itu pasukan infiltrasi Australia tidak
diperintahkan dan tidak memiliki kemampuan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran HAM.

Selain melalui SAS dan CDT, seorang personel intelijen Australia,
Patrick Burgess, juga ketahuan melancarkan operasi serupa dengan
memakai seragam Unamet. Kasus ini telah disampaikan kepada
pihak Australia, yang sampai sekarang masih tutup mulut.
                                               (SMH/AFP/Reuters)

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke