..
>Rasanya di subjek udah cukup jelas opininya. Kalo dipikir
>jernih, andaikan sekarang ini ibukota (dan berlangsungnya SU
>MPR) di Balikpapan (misalnya, or somewhere di luar Jawa),
>kondisi kerawanan ibukota (yg bukan lagi Jakarta) itu tidak
>akan seperti sekarang. Tidak setuju?
>
>Yw.
>
>Komentar:
>He…he…he… Yang lebih bikin rawan itu orangnya, bukan lokasinya. Kalau lokasi
>dipindah di Balikpapan (tapi orang-orangnya masih yang ini-ini juga), ya
>kerawanannya pindah ke Balikpapan!!!
>
>Satrio
Yw: Ya, kerawanan di tingkat atas sih mungkin hampir sama.
Cuma di level itu kan nggak usah dipikirin (mereka dong
harusnya mikir sendiri); tapi utk rakyat kecil yg dijalanan
itu, kan kecian... Dg dipindah hot spots-nya ke -misalnya-
Balikpapan, (sementara sebagai kota bisnis Jakarta insya
Allah tetap marak) kan rakyat kecil di Jkt banyak yg
gembira... (karena Betawi dsk. tentram aman).
Kemudian di ibukota yg baru, kerawanan juga nggak separah
waktu di Jkt. Soalnya apa? Yg bikin rawan itu kan karena
Jkt. diserbu massa bonek dari berbagai daerah yg ke situ
naik bus. Sekali lagi naik bus. Nah, di pulau Kalimantan
yg bisa naik bus ke Balikpapan jumlahnya tidak akan
sebanyak itu. Kalo ada provokator yg niat bayarin naik
kombinasi (bus-kapal, atau bus-pesawat) duit yg sama
(utk ke Jkt) akan lebih kecil efeknya (kalo dipake ke Blpp)...
Lainnya itu, nilai strategis ibukota baru tdk segawat
Jkt. (Karena di sana cuma kota pemerintahan aja, sementara
major business cities-nya kan tetap di Jkt, Sby, Medan, etc).
Kalo sekarang ini... apa-apa Jakarta... Bahkan kantor
otorita Batam, otorita Asahan, otorita celah Timor, dan
berbagai HQ perusahaan banyak banget yg di Jkt (walaupun
operasinya, misalnya pertambangan, ribuan kilometer jauhnya
dari Jkt). Apa itu tidak rawan pangan (nggak pake pangan)?
Apa emangnya di Batam lahan udah abis, kok otoritanya harus
berkantor di Jkt? Dst.
Pointnya: Kalo nggak semau ngumpul di satu titik, tapi lebih
tersebar... Kan nggak seberapa gerah...
Indonesia ini luas.
;-)