Teman-teman Indonesia semua, Ternyata 'longsor'-nya BJH tidak hanya membawa ke- dukaan yang mendalam bagi para 'lonte' politik asal Makassar, seperti: Marwah Daud yang berpura-pura: "Do Cry For Eastern Indonesia!", karena katanya: "Masyarakat Indonesia Timur sangat mengidolakan Habibie" (Pikiran Rakyat, Sabtu 23 Oktober 1999: Marwah Menangis Ungkapkan Kekecewaan), tetapi juga mengobarkan keinginan mahasiswa Makassar khususnya dan bukannya mahasiswa Indonesia Timur pada umumnya untuk mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT) atau Sulawesi Merdeka. Dalam kaitan dengan 'katanya' Marwah Daud, masya- rakat Indonesia Timur justru di-adu domba oleh antek- antek BJH yang kebanyakkan berasal dari Makassar di saat BJH berkuasa sehingga terjadinya kasus- kasus SARA, seperti Kupang dan Ambon. Akibatnya, hanya masyarakat Makassar khususnya yang sangat mengidolakan Habibie dan bukannya semua masyarakat Indonesia Timur pada umumnya. Begitupun juga halnya keinginan dibentuknya NIT, ke- inginan yang sebenarnya dari mahasiswa Makassar adalah membentuk Negara Islam Indonesia Timur (NIIT) yang berpusat di Makassar dengan memanfaatkan sen- timen anti-Jawa atau dikotomi Jawa-luar Jawa. Kenyata- an ini didukung oleh pernyataan Kasdam VII/Wirabuana, Brigjen TNI M Husni Thamrin: "....sejauh ini aksi tersebut [gerakan mahasiswa untuk mendirikan negara baru] hanya terjadi di Makassar, belum mendapat respons dari daerah lain di wilayah timur Indonesia" (Kompas, Minggu, 24 Oktober 1999: Gubernur Sulsel Soal "Negara Indonesia Timur" Tak Perlu Ditanggapi Serius). Sebagai seorang asal Indonesia Timur, SAYA MERASA AGAK SEDIKIT LEBIH AMAN JIKA BERGAUL DENGAN ORANG JAWA YANG TIDAK SELALU MEMBAWA KERIS KEMANA-MANA KETIMBANG BERGAUL DENGAN ORANG MAKASSAR YANG SELALU MEMBAWA BADIK KEMANA-MANA. Singkatnya, masyarakat Makassar khususnya, janganlah kamu mengatasnamakan masyarakat Indonesia Timur pada umum- nya dalam perjuangan kamu untuk mendirikan NIIT, karena masyarakat Indonesia Timur lainnya yang berbasis "Kristen" tidak akan bergabung dengan kamu sampai kapanpun. Selamat berjuang para penggerak "RSS" (Republik Sulawesi Selatan = 'Rasio Sangat Sempit'). Salam dari orang Indonesia Timur bagian Selatan, Yusuf L. Henuk