--- Yusuf Henuk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Teman-teman Indoz-net semua,
>
>
> Silahkan baca percakapan kedua teman kita dibawah
> ini
> dimana seorang teman kita mengangkat topik:
> "Pilihan
> yang menyakitkan!". Sedangkan, seorang teman kita
> yang
> lain menanggapi: "Jika 'LOVE' semua 'OK'!.
>
---------------------------------------------------------------
> Date sent: Tue, 9 Nov 1999 19:59:46 +1100
> (EST)
> Send reply to: [EMAIL PROTECTED]
> From: "Nasrullah Idris"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> To: Multiple recipients of list
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Pilihan yang menyakitkan !
>
> Nasrullah Idris:
> > Suami kepada istri yang berlainan daerah : "IKUT
> KE DAERAH
> > SAYA ATAU KITA CERAI SAJA?"
>
> Yusuf L. Henuk:
> CONTOH PERKAWINAN YANG TERJADI KARENA 'BANTUAN
> HANSIP' ATAU 'MARRIED BY ACCIDENT' ('MBA').
DavidG:
Amin
>
> Nasrullah:
> > Suami/Istri yang berlainan daerah kepada
> anak-anaknya, "MAU
> > IKUT AYAH ATAU IKUT IBU?"
>
> Yusuf L. Henuk:
> CONTOH KELUARGA YANG TIDAK BAHAGIA KARENA PER-
> KAWINAN MEREKA TIDAK DIDASARKAN CINTA.
DavidG:
Amin
>
> Nasrullah Idris:
> > Orangtua kepada anaknya yang bermenantukan dari
> daerah
> > lain, "MAU IKUT ORANTUA ATAU IKUT DIA?"
>
> Yusuf L. Henuk:
> CONTOH PERKAWINAN YANG TERJADI KARENA KE-
> HENDAK ORANG TUA.
DavidG:
Amin lagi
>
> Nasrullah Idris:
> > Demikianlah tiga buah fenomena sosial yang mungkin
> terjadi
> > bilamana integrasi bangsa terwujud.
>
> Yusuf L. Henuk:
> INTEGRASI BANGSA TIDAK BISA DISAMAKAN DENGAN
> INTEGRASI KELUARGA.
> Nasrullah Idris:
> > Sungguh menyakitkan !
> SUNGGUH TIDAK MENYAKITKAN KALAU SUATU
> PERKAWINAN DIAWALI DENGAN CINTA!
> DavidG:
Amin lagi..amin laaaaaagi
>
> Yusuf L. Henuk:
> (1). PERNAHKAH BUNG NASRULLAH JATUH CINTA?
>
> (2). SUDAH BER-ISTRI-KAH BUNG NASRULLAH IDRIS?
>
> (3). SUDAH BER-ANAK-KAH BUNG NASRULLAH IDRIS?
>
> Salam bersama,
>
> Nasrullah Idris & Yusuf L. Henuk
DavidG
Berikut ini adalah pengalaman saya sebagai suami orang
lain bangsa. Saya sama istri sudah menikah empat
tahun. Istri saya berasal dari Jawa Tengah...Salatiga.
Kami menikah di Brisbane. Pada bulan-bulan pertama
pernikahan kami, istri saya sangat rindu pada kampung
halamannya di Salatiga. Karena saya juga sudah hampir
dua tahun tinggal di Salatiga yg udaranya sejuk, dan
"Bakso Salatiga"nya sangat lezat (apalagi
enting-entingnya), saya juga sangat pengin kembali ke
Jawa. Habis dua tahun, kami sudah menabung cukup duit
supaya istri saya bisa pulang untuk nengok keluarganya
selama dua bulan. Istri saya sangat gembira dapat
kesempatan yg sangat diinginkan untuk pulang lagi ke
kampung halamannya di Jawa Tengah. Tidak begitu lama
sesudah dia sampai rumahnya di Salatiga, dia mulai
mengalami bagaimana sifat banyak orang Jawa terhadap
dia sebagai istri orang 'bule'. Kalau keluarga dia
sendiri, yaitu, Ibu, Bapak, Kakak2, Adik2 nggak apa2
soalnya keluarga itu sudah dididik yang baik oleh
Ibunya, tapi sering istri saya diminta "Aku dibeliin
emas ya mbak!!" "Enak, nikah sama bule, pasti kaya,
aku dibeliin baju ya, sama perfum Davidoff...minta
dibeliin emas ya mbak"... sampai istri saya sebel
sekali.Padahal istri saya sendiri enggak suka pakai
emas, enggak mau jadi kayak toko emas berjalan, enggak
suka pameran. Terus, sebab dia tidak pakai emas,
sering ada yang bilang "Aneh, nikah sama bule, pasti
kaya, kok nggak mau pake emas sich?"
Padahal kami sudah dua tahun berusaha keras untuk
nabung uang yang baru saja cukup untuk istri saya
pulang nengok keluarganya.Kaya?? Satu malam saya
ditelepon istri dari Salatiga. Dia baru saja 2 minggu
di sana, tahu-tahu sudah pengin naik pesawat
secepatnya, pulang lagi ke Australia. "Aku sebel
banget, sama orang-orang di sini" kata dia
marah-marah. "Ya sudah-lah, jangan gitu" saya bilang,
pasti kamu mengalami sedikit kultur-shok, soalnya,
sudah dua tahun di Australia. Terus, aku ngabarin
istri saya bahwa saya baru dapat pekerjaan sebagai
Guru ESL di EF-English First, Semarang, Jl LetJen, MT
Haryono, No. 802. Pada waktu itu saya kira dia senang
dengar kabar itu. Tapi saya tahu sekarang bahwa waktu
itu istri saya hanya berbasa-basi saja, soalnya dia
sudah ngerti aku pengin banget kembali ke Jawa dan
tinggal di Jawa selama jangka waktu yg tidak tertentu.
aku pengin dapat visa menetap, bikin rumah penginapan,
ya, pokoknya, sudah tidak mau tinggal di Australia
lagi.
Istri saya pulang dari Salatiga. 10 hari lagi kami
sudah naik pesawat lagi (atas pembiayaan EF) menuju
Semarang untuk mulai kehidupan baru di Jawa. Kami di
Semarang empat bulan saja. Pada bulan Mei, banyak
kerusuhan di Jakarta, Solo, dan Jogja. Semarang juga
lumayan tegang. Kadang-kadang kami semua (guru-guru
sama yg lain dari EF) pergi naik van, nonton demo-demo
di depan gedung Gubernur. Presiden Suharto terus
jatuh. Gaji-ku sudah nggak cukup lagi buat bayar
rekening listrik yang sampai rp700,000 sebulan,
soalnya ada orang yg tahu rumah kami ditinggali 'bule'
terus listrik kami dicuri,meternya putar cepet banget;
bank-bank dimana-mana tutup, payah ini, mau tukar cek
gaji di mana?
Habis itu kami berdua memutuskan untuk pulang ke
Brisbane. Istri saya sudah stress banget. Selama empat
bulan di Semarang, kami sempat belajar bagaimana sifat
banyak orang terhadap suami-istri dari lain bangsa.
Kami belum punya anak. Setiap hari, kalau kami keluar
jalan-jalan, ke mana-mana, mesti orang tanya kepada
istri pertanyaan yang menyindir, istri saya dikira
pelacur melulu oleh sebab dia berjalan-jalan sama
'Londo'...di jalan, di Borobudur, di pertokoan,
dimana-mana "Mbak, mau ke hotel mana mbak!!?" Mbak,
jangan bawa satu saja mbak, bawa dua....duitnya lebih
gedhe!!!" "Mbak, hati-hati...bisa dapat AIDS dari
dia!!!" ya gini ini, sampai 15-20 kali sehari. kalau
saya, tidak terlalu stress soalnya, semuanya dalam
bahasa Jawa dan saya belum cukup fasih berbahasa Jawa.
Tapi istri saya pahami semuanya. Stres terus. Pengin
sekali dia pulang ke Australia. Habis pulang ke
Australia, kami bertemu dengan teman kami yang juga
orang Jawa asli Salatiga. Sebetulnya, dia, sama
beberapa orang indo lain sudah ngasitahu kami bahwa
hal itu akan terjadi...istri saya akan dianggap
pelacur, akan dihina terus tiap hari sama diminta
beliin emas, parfum dll. Makanya mereka sendiri sudah
males pulang ke Jawa. Katanya, kalau sudah punya anak,
sudah tidak dihina begitu. Tapi sering kalau
suami-istri jalan-jalan sama anaknya, istrinya yang
Indo ditanya apakah dia pembantunya si bule itu.
Kayaknya tadak pernah masuk akalnya orang sana bahwa
MUNGKIN SAJA itu istrinya. Nah, habis ini, saya
memutuskan, demi kepentingan istri saya, untuk jangan
lagi mencari pekerjaan di Indonesia. Demi istri saya,
saya memutuskan untuk menetap di Australia saja.(ada
teman saya, suaminya orang Australi, istrinya orang
Indo, bercerai, soalnya, istrinya sudah males pulang
ke Indo, tapi suami sangat pengin hidup di sana
lagi)Tapi pertama kali, yang rela berkorban adalah
istri saya yang sudah pengin banget pulang ke Autralia
habis nengok keluarganya, tapi rela mencoba tinggal di
Semarang demi kebahagianan saya, suami dia. Jadi,
pernikahan campuran bisa berhasil, kalau kedua
pikahnya rela mengorbankan diri demi kepentingan
pasangannya.
Salam,
DavidG
>
>
>
=====
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com