MENGAPRESIASIKAN SLOGAN FISIKA BERNUANSA TAUHID
-----------------------------------------------------------

     Oleh : Nasrullah Idris

     Para ilmuwan Islam tempo dulu dalam mempelajari sains sering disertai
komunikasi dengan Allah. Karena memang bermotivasikan religius. Jadi bukan
sekedar aspek duniawi dalam rangka memenuhi kebutuhan, agar dalam
melaksanakan kegiatan sehari-harinya jadi serba lebih praktis serta efisien,
juga meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.
     Kita bisa mengambil contoh dari "Energi". Kalau mempelajarinya hanya
bermotivasikan "duniawi", tentu yang kita pikirkan, bagaimana merekayasanya,
agar menunjang pembuatan sarana fisik yang berkekuatan tinggi bagi
transportasi, misalnya. Tapi kalau juga bermotivasikan "religius", mungkin
saja kita akan menghubungkannya dengan kalimat Tauhid : "La Khaula Wala
Quata Illa Billah" (Tidak ada daya dan usaha kecuali dengan bantuan Allah),
sehingga menghasilkan berbagai slogan Fisika bernuansa Tauhid, seperti
"Tidak ada daya kecuali dari Allah" dan "Tidak ada usaha kecuali dari
Allah".
     Dalam kalimat Tauhid tersebut ada makna "energi" yang merupakan
kebutuhan manusia tiap detik, sejak baru lahir sampai masuk kubur. Tanpa
energi, manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan yang dinamakan manusia
pun tidak ada. Sebab secara biologi, manusia dapat terwujud jika ada energi.
Karena itu, kehadiran energi harus disyukuri oleh tiap manusia dengan cara
bertaqwa terhadap Sang Maha Pencipta.
     Sedangkan jenis energi sangat banyak. Di antaranya energi : nuklir,
panas bumi, gas, minyak, dan listrik. Tapi tetap dalam induk "energi", yaitu
unsur yang dapat mengubah suatu keadaan jadi keadaan lain, seperti
perpindahan tempat dalam waktu tertentu.
     Sedangkan energi merupakan hasil dari berbagai perkalian "itu" dan
"ini". Misalkan : E (energi) = F (gaya) x s (jarak). Sedangkan "F = m
(massa) x a (percepatan)" dan s = v (kecepatan) x t (waktu). Slogan Fisika
bernuansa Tauhid yang bisa kita petik dari sana saja antara lain : "Tidak
ada gaya kecuali dari Allah", "Tidak ada jarak kecuali dari Allah", "Tidak
ada waktu kecuali dari Allah". Masing-masing pun dapat dijabarkan lagi,
sehingga berapa banyak slogan ilmiah semacam itu yang dapat kita utarakan.
     Slogan ilmiah seperti itu akan membuat kita bersyukur kepada Allah,
seperti tiap kali memperoleh rezeki dalam bentuk listrik untuk lampu di
rumah atau kemampuan menggerakkan badan".
     Pengertian "Lakhaula Wala Quata Illa Billah" sangat luas, termasuk
semua macam energi yang ada di alam semesta. Singkatnya "Tiada energi
kecuali dari Allah". Ini yang harus ditanamkan pada nurani, agar kita saat
memanfaatkan energi, seperti bensin, solar, dan gas, selalu ingat kepada
Allah. Dengan demikian, tiap kita mulai menggunakan energi akan selalu
mengucapkan "Basmalah".
     Karena dalam Fisika terjadi hubungan antar rumus secara kompetitif,
seperti "waktu dengan kecapatan", "waktu dengan massa", dan "kecepatan
dengan massa", maka dapat diambil slogan Fisika bernuasa Tauhid : "Tiada
Fisika kecuali dari Allah". Jika kita sudah memahami ini, maka dengan
otomatis akan berkata, "Tiada alam semesta kecuali dari Allah", sekaligus
mengaitkan dengan kalimat Tauhid "Alhamdulillahirabbil'alamin" yang berarti
"Segala puji bagi Allah seru sekalian alam".
     Jika kita terus mendalami masalah Fisika serta dikaitkan dengan
"LakhaulaWala Quata Illa Billah", maka kita akan dapat memahami
"Walamyaqullahukufuan Ahad" yang berarti "Tiada satu pun yang dapat
menyerupai Dia". Jadi janganlah membayangkan wujud Allah dengan zat yang
tampak oleh kita.
     Karena itu, dalam mempelajari Fisika harus diniatkan juga untuk
meningkatkan Tauhid kita. Karena memang tujuan Fisika diciptakan antara lain
untuk mendekatkan kita kepada Allah, yakni dengan melaksanakan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
     Marilah kita gemakan slogan Fisika bernuansa Tauhid. Bukan saja untuk
hal yang baru saja disebutkan bagi saudara kita yang muslim, juga
membuktikan bahwa Fisika bukan sekedar sarana urusan duniawi, juga ukhrowi.
Dengan kata lain, Fisika dan Islam bukan dua unsur terpisahkan. Malah tidak
ada alasan untuk memisahkan keduanya. Apalagi dalam banyak ayat dalam
Al-Qur'an tentang Fisika. (Nasrullah Idris, bidang studi : Reformasi Sains
Matematika Teknologi)






Kirim email ke