From: P.Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]>
To: Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, December 21, 1999 11:52 AM
Subject: Textbook vs Journal (Re: Warning untuk Mahasiswa Kita di LN :
*****However, textbook dengan journal tetap lain (saya mau nulis :
hahahahaha, tapi saya tarik lagi, kesannya meremehkan)
#####Eh sama saja tahu. Coba perhatikan irisan antara keduanya, yakni
sama-sama mengandung pemikiran orang lain. Okelah kita sebutlah text
journal.
Tentu anda ke Oz tidak hanya menyantap pemikiran orang saja kan. Apakah
itu melalui textbook, text journal, atau text-email. Kemudian anda ajarkan
kepada mahasiswa di Ina, misalkan. Nanti para mahasiswa itu ngajarkan lagi
setelah jadi dosen. Gitu aja seterusnya.
*****Textbook dengan 'email' waaaah jelas jauh berbeda lagi.
#####Ya jelas sama, yakni sama-sama bisa dibubuhi kata "text". Ini bisa anda
pahami kalau anda tidak bersikap status quo sains matematika teknologi.
Nanti kapan2 akan saya bahas tentang karakteristik dari pengikut status quo
bidang ini.
*****So, kalau anda ingin kemajuan bagaimana supaya konsumen komputer tidak
usah beli Pentium V, VI, VII .. etc karena yang Pentium III sudah kuno, maka
terobosannya adalah melakukan pemograman processornya, nah proses
pemrograman processor di mana depan itu bisa dilakukan dengan melakukan
segala update di 'journal' dan tidak akan ada di textbook.
#####Pentium yang saya maksudkan itu hanya sekedar ilustrasi. Maksud saya
begini : bagaimana pun sama pintarnya dua orang profesor, tetapi kalau otak
yang satunya ibarat pentium I dan otak yang lainnya ibarat pentium II, maka
kecepatan enginering, kecepatan kalkulasi, dan kecepatan analisisnya akan
berbeda juga antara keduanya.
Suruh aja dua orang profesor Bahasa Indonesia membuat karangan yang
sama panjang. Yang satu diberi komputer Pentium I dan yang lain diberi
komputer pentium II. Software sama. Pintarnya juga sama. Apakah kecepatan
kerjanya pun akan sama?
Coba ulasan saya dikomentari lagi. Soalnya komentar anda meskipun
tampak kren tetapi masih memperlihatkan sikap normatif.
Salam,
Nasrullah Idris