Para pembaca yang budiman,

  
Sebelum kita mengakhiri   Tahun 1999,   perkenankanlah saya
mengirim 'Catatan Akhir Tahun' saya, khusus ditujukan kepada
saudara-saudara saya,   Pro-Otonomi    yang  hampir sebagian
besar masih menetap untuk sementara di Timor-Barat. Adapun
isi selengkapnya dari catatan saya terbaca demikian:
  
Selama ini dan bahkan masih sampai saat ini serta mungkin se-
terusnya, saudara-saudara saya, Pro-Otonomi terus dibombardir   
dengan berita-berita   negatif    dari  'Western Colonization Group'  
(WCG),   sebagai  'Manusia Paling Brutal'  dari  'Timor   Primitive   
Island'   (TPI). WCG  dipromotori  plus dibiayai oleh   "PANZUS" 
('Portugal, Australia, New   Zealand   and   The United States of 
America).

Bahkan saudara-saudara   mereka   sendiri   yang  sama-sama 
anggota TPI,  Pro-Kemerdekaan (Pro-Kem),  pendukung  utama   
WCG, ikut  terpengaruh  mengecam  saudara-saudara   mereka  
sendiri, Pro-Otonomi, seolah-olah mereka semua (Pro-Kem plus 
WCG)     merupakan   kumpulan    'Manusia  Paling Suci'    dari 
'Holyland'.  

Tidak hanya itu,  Bapak Suci   dari    Vatikan  terheran-heran me-
lihat  tingkah laku umatnya di Timor-Timur yang tidak bisa  hidup 
damai dalam gembalaan Uskup Belo. Padahal kalau Uskup Belo,   
peraih   'Nobel  Perdamaian'   di Bumi,  punya    iman yang sama 
seperti Uskup Desmond  Tutu dari Afrika Selatan yang bisa  men- 
damaikan  'Hitam vs. Putih',  berarti  Uskup  Belo    bisa   dengan   
mudah mendamaikan 'Hitam vs. Hitam' di  Timor-Timur.

Pada kenyataannya,  mereka  semua  (Pro-Kem   plus  WCG) dan 
saya plus  saudara-saudara saya, Pro-Otonomi,  kami  semua  ke-
banyakan mengaku  beragama  Kristen, Tuhan  kita Yesus Kristus 
telah  mengajarkan  kepada kami semua:

     "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
      maka  engkau  akan melihat dengan jelas untuk mengeluar-
      kan selumbar itu dari mata saudaramu" (Matius 7: 5).
          
Sudah   tidak   dapat   dipungkiri,   WCG  merupakan   kumpulan   
'Manusia  Paling Brutal'  dari 'Hollywood'   yang   punya   reputasi  
dan sudah berpengalaman  ber-ratus-ratus  tahun menjajah  dunia.  
Bahkan   mereka   punya   bekas tanah    jajahan dimana-mana di 
dunia.  Sedangkan INDONESIA   ('Penjajah    Kelas Teri')    belum   
ada  apa-apanya   sama  sekali jika dibandingkan dengan  PORTU-
GAL ('Penjajah Kelas Kakap') (Bandingkan: 24 tahun vs. 450 tahun 
di Timor-Timur).

Begitupun juga tidak dapat dibantah bahwa kekalahan INDONESIA  
di  Timor-Timur  semata-mata didasarkan  kepada 2 (dua) hal pokok
yang paling mendasar:

(1). INDONESIA kurang berpengalaman  di dalam soal jajah-men-
      jajah, karena   INDONESIA  tidak punya bekas tanah jajahan
      dimanapun di dunia.

(2). INDONESIA  diserbu ramai-ramai oleh WCG lewat "Pasukan
      Paling Canggih" mereka di dunia, INTERFET.

Sedangkan, Pimpinan   INTERFET   dari 'Negara Kecoa' (Australia)
sedang   dilatih   oleh   senior-senior mereka dari WCG untuk  bisa
tampil sebagai 'New Colonizer' dari Selatan. Buktinya: John Howard
yang paling munafik,  karena pernah   me-'White-Policy'-kan Orang
Aborigin,   tetapi     tidak   pernah   ada  semacam 'KPP HAM'-nya 
INDONESIA, nangis-nangis  di  TV   minta   dukungan   agar   bisa 
tampil sebagai 'Deputy  Sheriff'   di   Asia,   selain   telah   terbiasa 
tampil sebagai   'Sheriff'   dimata Orang Aborigin di Australia.

Selanjutnya, Pro-Kem  yang selalu bangga-bangga  dengan  angka 
rekayasa   mayoritas  "79 %"  yang dihadiahi oleh WCG dengan di-
suarakan secara  simbolis  oleh Tuan yang maha kuasa   di  Bumi,   
Kofi   Annan,   tentu   bukan   Tuhan  Yang Maha  Kuasa di Surga, 
merupakan 'Pro-WCG' yang 'Sudah  Terbiasa'    menjajah  saudara-
saudara mereka sendiri.

Sedangkan, Pro-Otonomi yang hanya mengantongi angka minoritas
"21 %"    sebagai    'Nilai    Refendum Murni' (NFR ---> NEM  = Nilai
Ebtanas   Murni),   justru    merupakan    'Anti-WCG'    yang   'Tidak
Terbiasa' menjajah saudara-saudara mereka sendiri.

Untuk lebih jelasnya, bila seorang anak sekolah yang rapornya 
banyak merah   ('Timor-Timur')   mengikuti   EBTANAS   ('Jajak 
Pendapat')   dan   berhasil   meraih   NEM   yang sangat tinggi 
("79 %"),   berarti    PASTI    ada permainan ('rekayasa') antara 
orang  tua murid ('WCG') dan Kepala  Sekolah   ('Sekjen PBB')   
serta    pejabat-pejabat   penting   lainnya ('UNAMET') di dalam 
memanipulasi NEM.

Oleh   karena  itu,   Pro-Otonomi   justru  lebih benar pendirian
mereka,   karena  mereka memilih  untuk tidak mau dijajah ber-
ramai-ramai.  Thus, "GO AHEAD,  MAKE  YOUR DAY"!.    Se-
dangkan,    Pro-Kem    merupakan    kumpulan     orang-orang 
"Broken-Home"  yang  mengikuti  'Gaya   Hidup WCG'  dimana  
mereka    memilih   untuk   tetap dijajah ber-ramai-ramai. Thus, 
"GO AHEAD, MAKE YOUR DREAM"!.

Kesimpulannya, "Mayoritas   dimana-mana  di dunia ini selalu
lebih   jahat   daripada  minoritas  sehingga   tepat sekali kata
Yesus Kristus:  "Ya Bapa, ampunilah  mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23: 34).
 
SELAMAT  TINGGAL TAHUN 1999 DAN SELAMAT DATANG
TAHUN 2000.

            
Salam dari tetangga Pro-Otonomi,
  
Yusuf L. Henuk

Kirim email ke