Sering tampak pengurus masjid mengalami kesulitan tehnis dalam mengkordinasikan pelaksanaan sholat Idul Fitri, terutama di lapangan. Adanya fenomena inilah sehingga aplikasi manajemen dipandang sebagai salah satu jalan keluarnya. Ajaran Islam menegaskan, Allah meninggikan kaum muslim yang hatinya tertambat di mesjid, yakni mereka yang menjadikan sarana ibadah itu sebagai sarana syiar Islam, di samping ibadah untuk dirinya masing-masing. Itu mempunyai pengertian mendalam. Siapa pun bila sudah bersikap demikian dengan otomatis akan berupaya sekuat mungkin untuk meningkatkan mutu operasionalnya dalam kegiatan sholat Idul Fitri. Bila dalam pengurus masjid antara lain ada pakar manajemen (seperti alumnus/mahasiswa dari jurusan Tehnik Industri), misalkan, tentu mereka akan memanfaatkannya untuk meningkatkan citra mesjid, khususnya dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri. Karena toh banyak materi dalam wawasannya seputar manajemen bisa diaplikasikan untuk itu. Tidak harus tertuju pada manajemen dalam artian duniawi selama ini. Memang sudah waktunya dipikirkan cara mengendalikan jemaah sholat Idul Fitri secara profesional di mana solusinya berupa antisipasi terhadap segala bentuk gangguan. Apalagi pakar manajemen dari kalangan muslim semakin banyak. Apa salahnya mereka diajak untuk memperdayakan kegiatan sholat Idul Fitri. Minimal untuk program pelaksanaan Sholat Idul Fitri saja. Pakar manajemen pun berperan pula mengantisipasi gangguan pada pelaksanaan sholat Idul Fitri karena adanya shaf yang tidak lurus, bicara yang tidak perlu, dan lewati jemaah yang sholat. Itu tidak bisa diatasi hanya dengan himbauan plus berbagai slogan tempel di dinding : Harap Tenang ; Shaf Harus Lurus ; Harap Tertib. Kemampuan melakukan pendekatan dengan metode manajemen personal mau tidak mau harus dimiliki pengurus masjid selaku pelaksana sholat Idul Fitri selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Terutama terhadap jemaah dari kalangan anak remaja. Yaitu dengan mengamati karakteristik khas jemaah yang tentu kebanyakan masyarakat sekitarnya. Kemudian dipelajari sampai pada keputusan berupa tindakan persuasif. Memang tidak akan menjamin seratus persen. Tetapi yang jelas akan ada dampak positifnya. Ah, sungguh indah dan sejuk bila sholat Idul Fitri bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Sekaligus akan menunjang bagi tercapainya kekhusu'an. Baik imam maupun setiap makmum tanpa terkecuali mampu menempatkan dirinya secara sempurna. Salam, Nasrullah Idris