Gencarnya apresisasi dan kuatnya mobilisasi "Tahun 2000 sebagai abad XXI" di seluruh dunia tampaknya tidak bisa ditandingi oleh pernyataan "Abad XXI muncul Tahun 2001". Masalahnya sekarang ini bukan lagi pertarungan intepretasi terhadap kalkulasi kalender. Karena mustahil masalah ini saja tidak bisa dihitung dengan cepat oleh para pakar Matematika. Duduk persoalannya bisa jadi karena faktor selera. Artinya, mereka lebih fresh kalau hitungan abad XXI dimulai tahun 2000 ketimbang tahun 2001. Mungkin rekan-rekan punya komentar lain ? Salam, Nasrullah Idris