From: zUlFaN K <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, January 06, 2000 18:08 Subject: [Sabil] AMBON : Muslim Amerika Kutuk Pembantaian di Maluku Kamis, 06/01/2000 - 14:45 WIB Muslim Amerika Kutuk Pembantaian di Maluku New York Sejumlah kalangan muslim di Amerika mengutuk pembantaian atas umat Islam di provinsi Maluku, khususnya di Ambon dan Halmahera, yang menewaskan ribuan orang, selain menyesalkan tidak adanya perhatian pemerintah dan LSM-LSM Barat atas tragedi yang dialami kaum muslimin itu. "Ketika golongan mereka jadi korban di Timtim, mereka ribut. Itu pembantaian masal dan pemusnahan etnis. Tetapi ketika golongan mereka membantai dan muslim jadi korban, mereka diam saja. Mana suara mereka?" kata Dr Mohammad Zubayer, tokoh muslim Amerika asal Bangladesh di New York. Sementara Erol Avdovic, wartawan muslim AS asal Bosnia yang menjadi Presiden Asosiasi Koresponden PBB (UNCA), menyayangkan media massa Barat yang tidak mengangkat pembantaian umat di Maluku sebagai berita utama sebagaimana ketika memberitakan kasus Timtim. Erol Avdovic mengatakan dia pernah menyaksikan laporan CNN yang justru membantah adanya pembantaian masal seperti yang diberitakan di media massa nasional. "Kenapa LSM muslim tidak bisa merevisi berita tersebut jika memang berita itu benar. Kalau tidak dibantah, berita dari CNN itulah yang lebih dipercaya dunia internasional," katanya. Ia menyayangkan mengapa media muslim tidak bisa seperti media Barat, padahal negara-negara muslim juga cukup banyak uang, negara Arab kaya-kaya dan banyak orang muslim yang sudah pintar-pintar. "Tetapi mengapa tidak ada media muslim yang punya pengaruh internasional?" katanya. Dr. Zubayer mengatakan semua itu sumbernya karena kaum muslim itu tidakmau bersatu karena diadu domba terus. Kalau umat muslim ini mau jaya harus bersatu dan tidak bercerai berai. "Hentikan segala pertikaian yang tak berguna. Hentikan segala buruk sangka yang tak berfaedah dan mulai belajar memahami keberagaman pikiran," katanya. Sekarang ini, katanya, umat lebih suka ribut urusan sepele, seperti doa qunut, tarawih delapan 8 rakaat atau 20, sedekap atau tidak sedekap, zakat profesi atau zakat maal, hak Abu Bakar vs hak Ali, tawassul dan tabaruk, yang ujung-ujungnya menyalahkan sesama muslim dan terus memperburuk silaturahmi. Presiden Amanah Internasional Inc itu meminta agar para pemimpin umat dan kiai untuk dapat menyejukkan hati umat dan sekaligus menumbuhkan "ghiroh fisabilillah" Para pemimpin agama itu diperlukan suara dan kiprahnya untuk memimpin mobilisasi perhatian, syalawat, do'a, nasehat dan himbauan ke pemerintah dan TNI untuk mengatasi kasus Maluku secepatnya supaya umat tak lebih banyak lagi yang jadi korban, demikian Dr Zubayer. (antara)