Saya lagi-lagi tergugah untuk ikut komentar dengan statement sdr. Yusuf.
Anda mengatakan agama tidak menyelamatkan kita, namun di sisi lain iman yg
dimiliki-lah yg menyelamatkan kita. Bukankah bila kita beragama berarti
kita beriman, bagaimana mungkin beriman tanpa beragama? Selain itu agama
kan bukan hanya buat di dunia saja, tapi nanti setelah hidup kita di muka
bumi ini berakhir (akhirat / afterlife).
Saya percaya bila seseorang menjalankan agamanya dengan baik, dia akan
menjadi orang yg baik juga di tengah-tengah masyarakat di mana ia berada,
apapun agamanya.
Yang sering terjadi, ketika seseorang menjalankan agamanya di luar rambu yg
sudah ditentukan. Dilihatnya setiap orang yg berbeda keyakinan adalah
musuhnya, yg harus dilawan dan diperangi.
Al Kafiruun (Orang -orang Kafir)
Katakanlah: "Hai, orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak pernah pula menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku."
Anda mengutip Al-Quran surat Al-Kafirun, tapi saya pikir anda tidak
menempatkannya dengan pas. Ayat itu berkaitan dengan kejadian di mana
Rasulullah Muhammad SAW ditawari untuk ber-'kompromi' dalam menjalankan
agamanya oleh kaum Quraisy yg menyembah tuhan berhala / patung. Intinya
adalah dalam urusan agama jangan dicampur aduk dengan agama lainnya.
Sementara anda mengaitkannya dengan tulisan sdr. Nasrullah, yg menurut saya
ditujukan kepada sesama umat Islam. Mengapa anda terganggu dengannya, jika
anda tidak setuju diamkan saja. 'Untukku agama-ku, untukmu agama-mu.'
Kecuali bila caranya sudah tidak menghormati sopan santun bolehlah anda
menegurnya, tapi saya pikir sdr. Nasrullah masih dalam batas wajar.
Untuk sdr. Bambang, saya sependapat dalam hal dalam 'mempromosikan'
agamanya seseorang akan lebih baik melakukannya dengan tingkah laku yg
terpuji dibandingkan berteriak-teriak tanpa contoh tindakan nyata. Tapi
apakah seseorang yg berbicara tentang agama dapat anda dakwa sebagai
'religius basher', misalnya seorang ulama, pendeta, atau pemuka agama
lainnya menyampaikan tentang agamanya. Kecuali yah lagi2 itu, apakah sudah
di luar adab sopan santun...
Intinya, dalam urusan agama dan keyakinan semestinya kita saling
menghormati dan jangan sampai terjadi pemaksaan kehendak.