From: Ir. Donny Hosea MBA. <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Saturday, February 19, 2000 14:46 Subject: [doctors-l] Re: Memahami Kedokteran melalui Esensi Engineering pada Komputer *****Gatal rasanaya kalau tidak dikomentari; masalahnya, Bung Nas ini kok selalu menganalogi sesuatu yg abstrak, perhitungan dg manusia yg Super dalam segala halnya. #####Tidak ada maksud saya untuk menyamakan komputer dengan manusia. Karena bagaimana pun kompleksitasnya memori pada komputer tetap bersifat internalisasi (masih dalam ruang lingkup pengendalian). Sedangkan bagaimana pun minimnya memori pada otak manusia sifatnya selalu eksternalisasi, dalam artian, tidak bisa dikuasai oleh komputer secanggih apa pun. Saya ambil contoh yang simpel ya ! Begini : Seperti kita ketahui bahwa dalam ruang lingkup kedokteranm, setiap dokter untuk bidang spesialis apa pun mempunyai cara yang sama dalam hal memeriksa tensi darah pasien, yaitu menggunakan "tensi meter yang sama". Dalam ruang lingkuup Windows 95, setiap pengguna komputer untuk program apa pun akan menggunakan cara yang sama dalam hal "Mengkopi" dan "Mempaste", yaitu dengan menggunakan "Ctrl+C" dan "Ctrl+V". Ini bukan berarti menyamakan cara bekerja antara pengguna program komputer dengan dokter spesialis. Karena yang pertama menyangkut benda mati dan yang kedua menyangkut makhluk hidup. Tetapi bagi saya yang bukan dokter, dengan seringnya berhadapan Microsoft Word 97, Microsoft Excel, dan "Microsoft Explorer, entah kenapa, muncul pemahaman : mengapa untuk mengukur teknan darah cukup menggunakan tensi meter yang sama untuk beragam penyakit. Taroklah (tentang alat untuk mengukur tensi darah pasien) Spesialis Paru-Paru = A Spesialis syaraf = B Spesialis Kandungan = C Spesialis Kulit = D Spesialis Anak = E Tensi Meter Jenis "X" = F Maka dilihat dari teori Himpunan maka A irisan B irisan C irisan D irisan E = {F} Justru melalui himpunan itu pula memberikan inspirasi pada saya bahwa dalam tubuh manusia terkandung berbagai "persamaan mekanisme sel" di samping berbagai "perbedaan mekanisme sel". Karena hal itu pula saya sedang memperiapkan konsep tentang "DOKTER SPESIALIS MULTI FUNGSI" meskipun untuk memperoleh legitimasi kedokteran masih harus memerlukan sensor intelektual melalui para pakarnya. Salam, Nasrullah Idris