memang sedikit bias arti keta'atan itu. kalau
keta'atan itu dimaknai sbg perintah wajib yg
diantaranya dinisbahkan pd pemimpin, perintah itu
butuh penafsiran lagi. terlebih jika ternyata pemimpin
itu nggak punya sifat tauladan.

namun baiknya jgn bercermin mendamba keta'atan itu pd
mereka-mereka yg kafir spt kepemimpinan vatikan atau
para begundal pd boss gangsternya. sejelek itukah?

yg perlu diingat, sekuat apapun tafsiran perintah
ta'at pd pemimpin, itu tak pernah berakibat dosa jika
dilanggar. jangankan pd pemimpin (dhalim), enggan pd
emak-bapak yg ngajak kufur saja diperbolehkan, koq?
dan lagi kepemimpinan itu hanya urusan di dunia, di
akherat nggak ada lagi kepemimpinan, semua tanggung
sendiri.

rawannya jama'ah utk mesti patuh ta'at pd pemimpinnya
mengacalah pd segolongan ummat Islam (INA) yg punya
pemimpin bebal yg jatuhlah ummat pd taqlid buta. 

saya mengira, baiknya ummat Islam itu jgn
berta'at-ta'atan pd pemimpin itu diartikan sesederhana
sbg sosok pribadi yg diperkenalkan, sebab itu beresiko
manupulasi juga ujub, tapi lihat olehmu sendiri ilmu &
amalannya. kalau tak sanggup lihat sendiri kecuali
tahu dari org lain, ya berharap saja & tak boleh
langsung patuh begitu.

kalau sdh tahu kadar ilmu & amalnya, akan tahulah
ternyata kenampakan muka, kepemilikan atas harta
benda, pengenalan yg diada-ada bukan hal yg mesti bagi
sosok pemimpin sejati, itu akan terpancar sendiri pd
mereka yg pantas.

bgmana kalau nggak ketemu org spt itu? ya jgn
bergantung pd mereka, bergantunglah pd Ilahi. artinya
bekalilah dirimu dgn ilmuNya. siapa tahu dipertemukan,
atau itu ada pd diri sendiri?

wallahu 'alam.


salam,
Fahru
--- Raden Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bismillah,
> 
> Setiap muslim tidak ragu akan perintah TAATILAH
> ALLOH DAN 
> TAATILAH
> ROSUL DAN ULIL-AMRI.
> 
> Dalam kaidah FIQIH ada dua hal mendasar yaitu
> USHULUDDIIN 
> (pokok-pokok
> diniyah) dan FURUDDIIN (cabang-cabang diniyah). Ini
> bukan 
> penggolongan
> yang diajarkan Kanjeng Nabi Saaw, tetapi buah karya
> para 
> ulama dalam rangka
> melakukan pendekatan terhadap kesempurnaan pemahaman
> 
> diniyah.
> 
> Anak-anak saya semua belajar di sekolah Islam
> (sekolah 
> yang bermerk Islam).
> Tetapi tak pernah saya temui mereka diajari
> ushuluddin dan 
> furuddin.
> Saya punya teman yang pernah kuliah di IAIN. Di sini
> ada 
> sebuah jurusan yang
> bernama Jurusan Ushuludin.
> 
> Masalah ketaatan adalah hal yang WAJIB sebab
> pernyataan 
> dalam Al-Quran nya
> sangat jelas yaitu PERINTAH. Yang melaksanakan
> kewajiban 
> (perintah) mendapat
> pahala dan yang tidak melaksanakan kewajiban
> (mentaati 
> perintah) statusnya
> berdosa (saya tidak tahu apa dampak dosa dalam kasus
> ini, 
> apakah dosa disini
> berdampak masuk neraka atau tidak, dan bila dosa
> dalam hal 
> ini tidak berdampak
> masuk ke neraka maka boleh jadi mengabaikan hal ini
> tidak 
> akan masuk neraka,
> dan orang akan tidak peduli terhadap urusan
> ketaatan).
> Begitulah setidaknya sesuai pemahaman pada umumnya.
> 
> Dari film anak-anak yang berjudul CHILDREN OF HEAVEN
> saya 
> melihat ada segmen
> ketika anak-anak berbaris sebelum masuk kelas.
> Mereka 
> berteriak mengikuti
> ucapan-ucapan gurunya bersama-sama. Salah satu poin
> yang 
> mereka teriakan
> adalah KAMI TAAT KEPADA IMAM. Saya sangat terkesan
> dengan 
> hal ini, dimana
> anak-anak sudah dididik untuk mentaati pemimpinnya
> dari 
> sejak belia. Ucapan dan
> teriakan-teriakan yang mereka lakukan setiap hari
> akan 
> membentuk bawah sadarnya
> sehingga otak mereka merekam sebuah memori tentang 
> KETAATAN KEPADA
> PEMIMPIN. Bandingkanlah dengan anak-anak kita yang
> dididik 
> untuk (TAAT) KEPADA
> PANCASILA.
> 
> Mengapa urusan ketaatan menjadi salah satu persoalan
> yang 
> tak ada ujung
> pangkalnya di sini ? (Ketaatan yang saya maksudkan
> adalah 
> ketaatan risalah
> dan nubuwah).
> Menurut saya, di sini, ketaatan tak pernah dikaitkan
> 
> dengan urusan USHULUDDIN
> DAN FURUDDIN, alih-alih bisa menetapkan apakah
> ketaatan 
> bagian dari ushuluddin
> atau furuddin.
> 
> Bandingkan dengan orang Katolik yang sangat disiplin
> 
> dengan urusan kepemimpinan
> mereka terhadap Vatikan. Minimal, membereskan
> kepemimpinan 
> adalah solusi
> mengatasi kesemrawutan.
> 
> Urusan duniawi perlu beresnya kepemimpinan apalagi
> urusan 
> akhirat.
> 
> Mafia narkoba juga sangat disiplin dalam memelihara 
> kelanggengan kepemimpinan
> mereka.
> 
> Wassalamu'alaikum
> 


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Meet the all-new My Yahoo! - Try it today! 
http://my.yahoo.com 
 

_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke