Assalamu'alaikum Wr Wb.
 
yeee... kapan ngobrolnya kalo kerja terus.....(^-^)
 
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Anung R.E.
Mobile phone: 0811122045
email: [EMAIL PROTECTED]
----- Original Message -----
Sent: Thursday, April 21, 2005 12:51 PM
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA

Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Mas Hermanto, ini yg sampeyan maksudkan JIL itu JIL yg mana yaa? JIL nya Ulil ataukah "JIL" yang ada didalam diri saya sendiri to?
JIL nya si Ulil itu udah selesai kejadiannya, lha wong bedah bukunya udah selesai kog. Apa sampeyan mau melabrak si Ulil gitu? Bedah buku itu sudah lewat to... jadi ya ndak perlu dibahas lagi. Akan tetapi JIL yg ada didalam diri ini khan ya tetep masih gentayangan gitu to. Mana sekarang yg sebenar-benar musuh itu : setan (pikiran JIL) ataukah Ulil cs yaa ? Kalo sampeyan berhasil tangkep presidennya, tentu rakyatnya juga akan bungkem to...
 
JIL, Ulil, saya, itu ndak punya ilmu apa-apa kog mas. Ilmu itu hanya milik ALLAH. Saya ndak bisa ngaku-ngaku punya ilmu.
Orang yang pandai kata Rasulullah SAW adalah orang yang banyak2 mempersiapkan dirinya untuk kehidupan akhirat. So... orang bodoh itu kira-kira yang kayak gimana ya? Apa sama orang yg pandai dengan orang yang bodoh itu menurut sampeyan?
 
Ndak pa-pa mas kita ada beda. Mana bisa saya jadi sampeyan dan sampeyan menjadi saya to :)
 
Bingung.... kenapa kata "bingung" itu terciptakan ya? aah... pusing saya mas....
 
maap ya mas, tak tinggal kerja dulu ... saya lagi ada tamu nih....
 
maaf... maaf...
 
:)
wassalam,
Dewa Gede Permana


From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hermanto
Sent: Thursday, April 21, 2005 11:17 AM
To: Milis is-lam
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA

QS 3: ayat 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
 
Saya rasa mereka yg hadir dan pembicara dalam langkah "Ta'muru na bil ma'ruf wa tanhauna 'anil munkar".
JIL jelas munkar,
apakah cukup kita cuma melihat munkar dg membersihkan diri sendiri (karena merasa masih bodoh)...?
atau karena ilmu kita yg tidak sampai seujung rambutpun dibandingkan JIL, terus kita cukup nrimo...?
atau sebenarnya lagi bingung nich siapa yg Munkar apakah JIL apakah mereka yg anti JIL....?
atau sebenarnya lagi bingung mengenai makna Munkar itu sendiri....?
atau sebenarnya yang lagi bingung itu kita sendiri......?
atau agama Islam ini agama yg membingungkan.....(yakni agama yang harus "merasa bodoh")...?
 
Koq rasanya saya tidak sepakat dengan sikap "merasa bodoh" tuch mas Dewa GP. :-(
 
HM.
 

-----Original Message-----
From: Dewa Gede Permana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 21, 2005 2:59 AM
To: 'Milis is-lam'
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA

Nah, ya itu tuh mas yg saya maksudkan dengan segala sesuatu itu terjadi atas kehendak ALLAH. Peristiwa pertemuan itu sudah terjadi to…. kita musti ikhlas terima apapun peristiwa…. lantas teringat firmanNYA ttg kezaliman manusia sendiri, teringatkan pula sabda Rasulullah tuk tak berpecah….. tetapi pada akhirnya toh terjadi juga khan…. Jadi ndak meleset ayat2 Allah maupun sabda RasulNYA. Pada detik kesadaran semacam itu maka apa yg bisa dilakukan diri ini selain cuman tunduk dan membenarkan Allah.

 

Untuk peristiwa yg akan datang gimana? Lha wong yang namanya pikiran JIL-modes itu sudah muncul sejak jaman kiwari kog. JIL = Jahil Ibnu Liar…. cuman gonta-ganti baju aja. Jahil pikiran itu apa obatnya mas…. ya tegakan kalimat ta’awudz sembari lakukan tadzkiyatun nafs, bersih-bersih diri, hati dan pikiran, agar tetap terjaga sinkron antara ucap dan laku perbuatan.

 

Kalo baca artikel tsb, sebetulnya ada yg lucu juga sih. Sampeyan tentu inget umat macam mana yg dituju dalam Qur’an yg sama-sama baca kitab tetapi ternyata saling berselisih, dan yg ini bahkan saling tuding segala dalam situasi yg panas-gerah…. di dalam sebuah mesjid lagi !!! dan udah gitu di dalam kampus yg notabene ngaku-ngaku golongan intelek. Itu apa ya ndak ada rasa takut sama Allah gitu….

 

Sekarang kalo digunakan istilah “pemurtadan”, walah…. gantian saya yang malah jadi bingung. Siapa yg memurtadkan dan siapa yg dimurtadkan? Bukankah mereka2 itu dari kalangan intelektual-terpelajar… situasi belajar, berdiskusi, berdialog….. lantas siapa yang mengancam siapa yaa? Saya rasa itu memang maunya mereka sendiri. Lha wong mereka maunya memang begitu…. ya sudah lah…. kan memang ndak ada paksaan dalam beragama to, dan mereka pun sudah menyadari hal itu. Jangan salah ya mas, mereka itu orang-orang pinter lho… cuman saya nya aja yang masih tetep bodoh….. J

 

Mendingan saya diskusi di milis ini sama sampeyan daripada jauh2 dateng ke ciputat cuman buat dengerin orang berantem.

 

Lumayan… udah lama nggak begadang, gini hari enaknya rebus indomie kali yaa.. he..he..he…

 

 

J

Wassalam,

Dewa Gede Permana

 


From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 20, 2005 5:09 PM
To: Milis is-lam
Subject: RE: [is-lam] Fwd: [yisc_al-azhar] MELAWAN "Setan JIL" DI SARANGNYA

 


Ya saya setuju sekali, bahwa diri sendiri dulu lah yg harus bersih,
namun apakah kita harus berdiam diri jika kita melihat, misalkan ada orang yang
dengan sengaja melecehkan Al-Qur'an dan Hadits...? apa kita berfikir ..
" ah sholat saya baru yang 5 waktu, yg sunnah belum bisa."
" ah puasa saya meragukan..."
" ah saya masih suka ghibah.."
" dll..."

tentunya minimal kita mengingatkan.....

Terhadap kejadian yg sudah/terjadi, tentunya bisa kita jadikan iktibar/pelajaran.
dan u/ kejadian yg akan datang yg kita yakin kita tidak mengetahuinya kapan terjadinya
tentunya kita persiapkan dari skrg.

Mungkin Mas Gede yang lebih tahu akan hal ini.

terima kasih

wassalam.wr.wb.
http://ngalorngidul.com







Mas Gede Nulis :

Walaikumussalam wr. wb.
 
Mas Jirman, JIL yang ada di "dalam diri" ini dulu yg musti dibersihkan. Diri sendiri dulu yg harus berdiri tegak-kokoh.
Kalo sudah bersih dan kuat barulah kemudian melirik keluar diri. Mana bisa tangan kotor itu membersihkan yg kotor2 ?
Bukankah sebelum dakwah ke luar tentu dakwah ke dalam dulu to.....
 
Btw, terhadap kejadian2 sudah lewat/terjadi, hal apa saja yg kira2 bisa kita lakukan?
Lantas terhadap kejadian2 yg akan/mungkin bisa terprediksikan, kira2 apa yg bisa kita lakukan?
Apakah kira2 sama jawabannya ?
 
Monggo silahkan mas.... saya nunggu saja...
 
:)
wassalam
Dewa


--
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.9.5 - Release Date: 4/7/2005


--
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.9.5 - Release Date: 4/7/2005


--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.10.1 - Release Date: 4/20/2005


--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.10.1 - Release Date: 4/20/2005


_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke