http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217048&kat_id=3
Kamis, 13 Oktober 2005
Mengganjal Kado Lebaran untuk Sang Ustadz
Setelah mendapat remisi 4,5 bulan pada peringatan Hari Ulang Tahun
(HUT) Republik Indonesia (RI) ke-60, Ustadz Abubakar Ba'asyir kembali
akan mendapat remisi. Remisi atau pengurangan hukuman jilid II itu
akan diberikan dalam waktu dekat. Tapi, ustadz yang dapat ''kado
lebaran'', Australia yang kebakaran jenggot.
Tak tanggung-tanggung, protes atas rencana pemberian amnesti kepada
pimpinan Pondok Pesantren Ngruki, Sukoharjo, langsung datang orang
nomor satu di Canberra, John Howard. Seperti dikutip AFP, perdana
menteri Australia itu bahkan mengatakan remisi akan menimbulkan
''kemarahan yang dalam dan abadi'' di negaranya.
Howard pun mengaku akan memerintahkan Duta Besar Australia di
Indonesia, David Ritchie, agar menyampaikan penolakan Canberra atas
remisi bagi Amir Majelis Mujahidin Indonesia itu. ''Kami menerima
jaminan dari otoritas di Indonesia bahwa remisi secara otomatis tidak
akan diberikan kepada orang-orang tertentu,'' tandas Howard.
Mengapa Australia marah-marah? Ternyata masalahnya karena negara Benua
Kanguru itu telah 'memvonis' Ba'asyir bersalah dalam Bom Bali I yang
menewaskan 202 orang, 88 di antaranya warga Australia. Padahal, proses
peradilan di Indonesia yang berputar-putar, hanya mampu membuktikan
sang ustadz melakukan pelanggaran imigrasi. Itu saja.
Tapi tuduhan-tuduhan dari Canberra terus meluncur. Menteri Kehakiman
Australia, Chris Ellison, bahkan menyebut Ba'asyir sebagai pimpinan
Jamaah Islamiyah. Sayangnya, tudingan itu tidak disertai fakta kepada
publik sehingga bisa diverifikasi. Tak ubahnya seperti provokator yang
melempar isu secara hit and run.
Apa sikap Jakarta? Sikap berang Canberra itu langsung diladeni Wakil
Presiden, Jusuf Kalla. Kalla mengaku bisa memahami keberatan Howard
atas remisi Ba'asyir. Tapi orang nomor dua itu menegaskan penentu
remisi adalah pemerintah. ''Kita tidak ingin diintervensi walaupun
kita tetap memahami aspirasi itu,'' katanya, pekan lalu.
Soal kembali terseret-seretnya nama Ba'asyir dalam Bom Bali II, Kalla
enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan Ba'asyir masih di
dalam penjara dan dalam pengawasan pemerintah. ''Memang, untuk luar
negeri, apapun yg terjadi di Indonesia, selalu dikait-kaitkan dengan
pendukung Abu Bakar Ba'asyir,'' sindirnya.
Para pengacara Abubakar Ba'asyir berharap pemerintah mengabaikan
Canberra. Menurut salah seorang pengacara, Mahendradatta, Australia
sudah terlalu jauh mengintervensi sistem hukum di Indonesia yang
seharusnya adil dan independen. Harapan senada dikemukakan pengacara
Ba'asyir lainnya, Moh Assegaf.
Ustadz Ba'asyir sendiri tampaknya bersikap nothing to loose dalam soal
remisi yang diributkan itu. ''Soal remisi, Ustadz Baasyir tidak
berharap, menolak, maupun mengajukan permohohan. Posisi menunggu atau
pasif saja,'' kata Mahendradatta. Bila dapat remisi, kata dia,
Ba'asyir kemungkinan akan bebas Mei 2006.
Mahendradatta mengaku sudah memberitahu Ba'asyir soal pernyataan
Pemerintah Australia. Ba'asyir hanya tersenyum. Ba'asyir, kata
Mahendradatta, mengatakan itu merupakan konsekuensi orang yang
memperjuagnkan keyakinan agamanya. ''Itu adalah bagian fitnah. Ustadz
mengatakan sabar sajalah,'' katanya.
Menurut Mahendradatta, Ba'asyir tidak terlalu ngotot soal remisi,
walaupun itu berimplikasi terhadap kebebasannya. Sebab, kata dia,
Ba'asyir menilai remisi bukanlah belas kasihan atau campur tangan,
melainkan penilaian internal lembaga pemasyarakatan. Bila Ba'asyir tak
dapat remisi, kata Mahendradatta, Ba'asyir bebas Juni 2006.
Tapi Mahendradatta sendiri mengaku ngotot. Sebab, kata dia, merupakan
hak Ba'asyir mendapat remisi pada Idul Fitri, sebagaimana narapidana
beragama Islam lainnya. Apalagi, kondisi kesehatan Ba'asyir di dalam
sel tahanan juga tidak terlalu prima. Sang ustadz sering
sakit-sakitan.
Ketua Dewan Pengurus YLBHI, Munarman, menilai pernyataan Howard
tentang Ba'asyir tak ubahnya teror baru yang dilakukan oleh negara.
Australia tersebut telah menabrak semua teori peradaban, HAM, dan
demokrasi, serta menciptakan kebiadaban baru. Sebab Australia ingin
seseorang yang tidak terbukti bersalah terus dihukum. ''Ini jahat,''
tandasnya.
(run/uba )
BERITA LAIN
o [57]Bank Nagari Buka Unit Syariah Akhir Tahun 2005
o [58]Zakat Mengentasan Kemiskinan di Era Otda
o [59]Nigeria Kerja Sama Dengan IDB
o [60]Bank Islam Emirat Promosi Kredit Mobil
o [61]Ekonomi Iran Membaik
o [62]BI Pertahankan Bunga, Kurs Tembus Rp 10.100,
o [63]Target 10 Juta WP, Dirjen Pajak `Buru` Presiden dan Ketua DPR
o [64]Menkeu Turunkan Insentif PPA
o [65]Kritik Ary Suta untuk Investor Myopic
o [66]Indonesia Lamban Merespons Bursa Syariah Dunia
© 2005 Hak Cipta oleh Republika Online
Dilarang menyalin atau mengutip seluruh atau sebagian isi berita tanpa
ijin tertulis dari Republika
| [67]Kirim Artikel Koran | [68]Kontak Webmaster |
[spacer.gif]
References
1. http://www.republika.co.id/default.asp
2. http://www.republika.co.id/default.asp
3. http://www.republika.co.id/about.asp
4. http://www.republika.co.id/koran.asp
5. http://www.republika.co.id/arsip.asp
6. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=45
7. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=100
8. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=253
9. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=375
10. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=3
11. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=366
12. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=102
13. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=164
14. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=256
15. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=4
16. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=363
17. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=329
18. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=340
19. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=301
20. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=103
21. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=306
22. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=59
23. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=318
24. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=13
25. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=89
26. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=286
27. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=215
28. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=123
29. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=152
30. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=298
31. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=7
32. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=6
33. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=84
34. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=61
35. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=308
36. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=389
37. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=54
38. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=379
39. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=362
40. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=319
41. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=41
42. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=391
43. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=364
44. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=338
45. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=104
46. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105
47. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=387
48. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=382
49. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=386
50. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=311
51. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=383
52. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=166
53. http://www.republika.co.id/koran.asp
54. http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=3
55. _javascript_:kirim()
56. _javascript_:cetakBerita()
57. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217058&kat_id=256
58. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217054&kat_id=256
59. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217055&kat_id=256
60. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217056&kat_id=256
61. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217057&kat_id=256
62. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217049&kat_id=4
63. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217050&kat_id=4
64. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217059&kat_id=4
65. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217052&kat_id=4
66. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=217053&kat_id=256
67. mailto:[EMAIL PROTECTED]
68. mailto:[EMAIL PROTECTED]
_______________________________________________ is-lam mailing list is-lam@milis.isnet.org http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam