--- On Sun, 3/15/09, agussaf...@yahoo.co.id <agussaf...@yahoo.co.id> wrote:

> dalam al-Quran memang ada ayat yang berbunyi "arrijalu
> kawamuna 'alannisa", apakah makna tekstual dan
> kontekstual dari ayat ini memang mengharuskan bahwa pria lah
> yang memimpin, atau spt yang mas Fakhru tulis "kalo ada
> wanita yg 'nglanangi' (tomboy?) itu boleh
> mimpin"..apakah bila ini terjadi kemudian masyarakat
> Indonesia yang mayoritas notabene ISLAM akan menghantam
> dengan dalil "bila suatu kaum di pimpin oleh bukan
> ahlinya maka tunggulah kehancurannya"...terlepas bahwa
> seorang wanita muncul ke permukaan baik yang melatar
> belakanginya adalah keadaan (anaknya si Fulan) atau karena
> kedudukan(usaha dan kerja keras/cerdas) toh pasti alam
> (kauniy qadariy) yang akan menyeleksi nya. Mengapa?, karena
> sebenarnya saya yakin ada kesesuaian antara kauniy qadariy
> dan dinniy syar'i(alQuran, hadits, dll). maksud saya
> bisakah kita kaum laki-laki
>  menerima dengan keridhoan bahwa apa yang harus terjadi
> memang pasti terjadi tanpa harus melakukan penolakan minimal
> dalam hati yang menunjukkan  adalah selemah-lemahnya
> iman.Bahwa hasil suatu proses adalah tergantung masukan saya
> probadi meyakini spt itu. terlepas bahwa proses nya di nilai
> ada kecacatan mungkin itu permasalahan yang berbeda, tetapi
> disini justru ada indikasi bahwa dalam rububiyah memang akan
> selalu terjadi dinamika-dinamika sampai dengan waktu yang
> telah di tentukan oleh-Nya.bila pada suatu masa memang akan
> munucul para wanita2 ke permukaan yang salah satunya adalah
> dalam bentuk panggung politik ya bisa saja, hanya saja
> lantas timbul pertanyaan ada apa dengan kaum pria nya?..

Nek menurut aku, dalam perspektif rekayasa sosial, yang namanya dzat dan sifat 
ya harus menyatu padu, kalau enggak ya ngeri lho. Coba, di traffic light 
njenengan ditabok-tabok sama dielus-elus oleh perempuan perkasa yang lehernya 
menonjol itu, apa tidak gilo:-) Udah gilo, tahu-tahu dompet sampean mukhso:-)

Kalau ada yang memang bermasalah, ya analisis psikologi dan biologis yang 
komprehensif mesti dilakukan untuk memperjelas sifat dan dzat.

Dalam konteks yang lebih makro, rekayasa sosial, lagi-lagi yo miturut akal 
saya, Islam menginginkan harmonisasi gender, bukan kesetaraan gender. Kalau 
moco bukunya Daniel Crittenden (betul ndak tulisannya mas Gede), "Wanita Salah 
Langkah?", di Amerika sono banyak juga yang mulai menyesalkan kesetaraan 
gender, lalu sekarang menawarkan tradisionalisme baru.

Walhasil, "arrijalu kawamuna 'alannisa" mestinya dipahami secara aktif, bukan 
menerima saja tapi membentuk. Lhah, dalam proses masih ada gangguan, yang 
ditrimak-trimakne disik, sambil terus diperbaiki tho.

> ini hanya trigger saja, bisa saja poin lain saya munculkan
> adalah masalah fiqih waris (faroidh) misal. nash2 yang ada
> bahwa wanita mendapat 1/2 dari pria, bagaimana jika
> kondisinya orang tua yang meninggal memiliki seorang anak
> laki(yang telah berkeluarga)
>  dan dua orang anak wanita yang juga telah berkeluarga
> dimana salah satu anak wanitanya adalah janda yang juga
> memikliki anak, jika mengikuti nash yang tersurat bahwa
> wanita mendapatkan 1/2 pria, dan apalagi jika 1/2 ini adalah
> keseluruhan yang maksudnya 1/2 tsb akan di bagi untuk 2
> orang wanita sementara anak laki yang sorang tsb hidup layak
> krn memiliki pekerjaan yang baik.mungkinkah akan timbul
> pertanyaan ADIL kah ISLAM? ya memang ada dalil lain
> berkaitan degnan masalah anak yatim dan apalagi anak yatim
> tsb adalah ponakannya, hanya saja beranikah kita para orang
> tua yang memiki anak melakukan sesuatu demi kemaslahatan
> walaupun terkesan ada penentangan/pengabaian pada nash2 yang
> tersurat?..(jgn dianggap berlebihan pro feminis dgn maksud
> mencari untung lho..bersyukur walaupun 1, mudah2an ndak
> terpikir untuk 2,3,4..he..he..he..).

Lha ide ini, ide kunonya menteri agama siapa itu. Kalau dienya bilang mosok 
wong lanang Solo yang kerjanya hanya "metheti manuk" dapat 2x dari wanita, itu 
kan tidak adil.

IMHO, ini salah melihat permasalahan kan. Rijal muslim yang baik, ya tidak 
boleh tho kerjanya hanya "metheti manuk", sementara yang nisaa malah banting 
tulang membantu mencari nafkah.

Lha kalau ada rumah tangga yang kerja istri, ya hasil kerja itu jadi hak milik 
istri tho? Lha kalau ada orang tua melihat anak putrinya lebih giat kerjanya 
dari anak lakinya, atau melihat anak putrinya posisi sosial ekonominya lebih 
lemah dari anak lakinya, kan bisa diambil tindakan sebelum si orang tua mati:-) 
Jadi, nanti meski warisan dibagi sesuai syari'nya secara strict, tetapi anak 
putri sudah mendapat tambahan berupa pemberian sebelum si orang tua mati.

Lagi pula, bila rekayasa keluarganya bener Islami, mosok tak saling tolong 
menolong di antara sedulur. Bukankah zis, itu lebih utama diberikan kepada kaum 
kerabat dulu?

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:"Apa saja 
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, 
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam 
perjalanan". Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah 
Maha Mengetahuinya. (QS. 2:215)

> menjabat khalifah pernah melakukan sesuatu yang terkesan
> bertentangan dengan nash yang muhkamat spt yang di lakukan
> oleh kedua Umar (bin khattab
>  dan bin aziz) baik dalam maslah ghanimah ataupun zakat
> profesi, begitu juag dengan Ali r.a demi kemaslahatan pada
> saat itu.

Memang mas, tapi Umar, misalnya, punya dalil yang kuat (muhkamat) juga ketika 
diprotes para asykar:

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang 
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, 
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, 
supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara 
kamu.Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang 
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada 
Allah.Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

BTW, untuk soal-soal ijtihad semacam ini kita perlu hati-hati mencermati, 
soalnya ada yang inginkan asal "pokoknya semua bisa diubah lah ya".

Salam hangat
B. Samparan




      
_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke