Karena yang di Akhmim dijaga oleh satu orang, foto penjaganya saya juga ada
kalau mau, dia minta 100 pound (Rp200K). Saya kasih 25 pound supaya bisa
turun ke lubang galian dengan alasan saya mahasiswa Al Azhar. Saya tunjukin
SIM dia mangut aja dengan 25 pound. Selain itu saya kemana-mana diantar sama
polisi. Dikiranya saya pejabat. Mulai dari Provinsi Al Fayum di luar Cairo
sampai ke Sohag saya diantar mobil polis secara estafet dari pos ke pos.
Aneh. Mungkin karena saya sewa satu mobil secara pribadi. Tapi yang kawal
ini tidak minta duit. Saya kasih coke aja takmau. Beda dengan yang dekat
kuburannya Om Fir yang mungkin ketularan Om Fir, pulpen aja ajak latihan
maraton. Dua hari kemudian dari Provinsi Sohag ke Luxor (Al Uqsur) juga
diantar secara estafet. Kurang kerjaan kale ya.

 

Antara Sohag ke Luxor, jalan rayanya bagus kelas TOL tapi tak dipungut
bayaran (sebenarnya dari Cairo ke Sohag juga begitu). Lampu jalannya terang
banget. Kenderaannya tak pakai lampu malam hari, hanya lampu dim saja untuk
say halo sama temannya. Di sepanjang jalan sore harinya para penduduk duduk
di tepi jalan sambil memanggul senapang kayaknya jenis AK57. Mungkin ini
maksudnya saya dikawal polis supaya jangan jual beli senjata ya J .
Sepanjang jalan ini juga banyak penjual madu hitam dan madu putih. Jangan
terkecoh, madu hitam itu manisan dari gula tebu yang memang ditanam di
kawasan itu. Madu putih itu yang madu lebah.

 

Kehidupan penduduknya masih seperti dalam Film Gods Might be Crazy, rumah
dari batu merah tanpa plaster dan kebanyakannya diikat dengan tanah liat.
Atap rata karena tidak pernah hujan kecuali gerimis 2 kali setahun.
Kenderaan utama adalah himar (keledai) dengan ukuran 50cc yang kecil dan 110
yang agak besar. Himar memang kuat. Sudah ditindih dengan muatan ladang
diduduki lagi di atasnya. Tapi si Himar santai saja jalannya. Unta jarang
sekali, mungkin lagi liburan ya. Hanya jumpa beberapa ekor mengangkut rumput
papyrus untuk atap atau pagar rumah dan unta ini tidak ada manusianya. Jalan
sendiri, mungkin pakai remote control ya. Saya tangkap gambarnya, dia marah,
dia ludahi saya. Ludahnya lengket di kaca mobil. Dasar piaraan Om Fir. Kuda
hanya saya lihat di Luxor untuk menarik dokar bawa turis-turis. 5 pound
putar-putar untuk satu jam. Di Sohag saya sempat juga ke sawah sama petani
kampong. Potong gandum yang lagi panen dan naik Himar yang 70cc. Ikut juga
macul untuk tanam mint. Asiik. Aman.. karena tak ada "Intel Inside" yang ada
Ideo Outside.

 

Nanti diupdate lagi dengan versi lanjutan.

 

Salam,

 

Wong

 

 

From: is-lam-boun...@milis.isnet.org [mailto:is-lam-boun...@milis.isnet.org]
On Behalf Of AFR
Sent: 12 Mei 2009 7:20
To: is-lam@milis.isnet.org
Subject: Re: [is-lam] RE : [Is-lam] Nabi Musa A.S. dan Pak Firaun --c|

 

gambarnya jelas. dan karena memang biasanya amat ketat, 

apa ini diambil dgn fee ditukar ballpoint itu? hehehehe

 

yg blm kebayang, ribuan tahun yg lalu patung itu diperlakukan 

bak apa gitu? kalo skrg mah jadi hiasan saja 

 

 

salam,

Fahru

  _____  

From: Wong Lim Pok <wong.lim....@gmail.com>
To: is-lam@milis.isnet.org
Sent: Tuesday, May 12, 2009 6:34:36 AM
Subject: [is-lam] RE : [Is-lam] Nabi Musa A.S. dan Pak Firaun Was: RE:
KENAPA AGAMA BERBEDA? PADAHAL SUMBERNYA SAMA, lanjutan 3


Ini salah gambar dari galian di Akhmim, Propinsi Sohag Mesir. Di tempat
galian ini diprediksi sebagai istana Firaun masa Nabi Musa AS.

Salam

Wong




 

_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke