Oleh: Farid Wadji
Publikasi 08/09/2004

Tragedi bom Beslan benar-benar memilukan. Hari-hari pertama sekolah, yang biasanya disambut gembira oleh para anak-anak, berubah menjadi suasana panik dan menakutkan. Sekolah nomor 01 di Beslan, Ossetia Utara, Rusia inipun menjadi saksi tragedi kemanusiaan yang berakhir dengan banyaknya korban. Dari lebih dari 300 korban yang tewas, diperkirakan 156 diantaranya anak-anak. Angka ini diperkirakan terus meningkat. Tentang siapa pelakunya, belum ada yang bisa memastikan. Namun, biasanya, pemerintah Rusia selalu menuduh pejuang Chechnya yang ingin membebaskan diri dari Rusia sebagai pelakunya. Sementara kemungkinan lain yang muncul adalah organisasi kriminal Rusia atau tragedi ini merupakan operasi intelijen pemerintah Rusia sendiri. Namun tuduhan yang paling banyak ditujukan kepada pejuang Chechnya.

Yang jelas, tindakan pemboman seperti ini, kalau dilakukan oleh pejuang Chechnya, jelas tidak membantu upaya Chechnya untuk bisa melepaskan diri dari Rusia. Pembunuhan yang dilakukan terhadap anak-anak yang tidak bersalah, jelas akan mengurangi dukungan dunia, bahkan dari kaum muslim sendiri. Sebaliknya bagi pemerintah Rusia, peristiwa ini akan memberikan legitimasi yang kuat untuk lebih keras lagi memerangi pejuang Chechnya, dengan alasan memerangi terorisme. Pertanyaannya, mungkinkah pejuang Chechnya mengambil langkah yang justru merugikannya sendiri ini?


Kemungkinan pemerintah Rusia, justru dibalik peristiwa ini, tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, banyak keuntungan besar yang bisa dicapai Rusia dengan peristiwa ini. Selama ini, Rusia sering dikecam dalam perlakuan mereka memerangi pejuang Chechnya. Rusia juga sudah sejak lama ingin memasukkan pejuang Chechnya sebagai teroris internasional, namun banyak negara, termasuk AS belum sepakat tentang ini. Tragedi penyanderaan 1.181 orang di Beslan ini, bisa dipakai oleh pemerintah Rusia untuk menunjukkan bahwa pejuang Chechnya adalah teroris.

Putin tampaknya akan menjadikan tragedi Beslan ini sebagai serangan 11 Septembernya Rusia. Dengan dalih terorisme, Putin akan melakukan apa saja. Tampak dari pernyataannya yang akan melakukan perang mati-matian (all out) melawan terorisme. Presiden Putin mendesak warga Rusia agar bangkit bersama, dan menghadapi ancaman terorisme. Dalam pidato nasional di televisi, Putin mengatakan negaranya harus bangkit untuk menghadapi teror, sebab cara lain berarti menyerah kepada pemerasan, atau jatuh dalam kepanikan. Menurut Putin, teror merupakan tantangan bukan hanya bagi presiden, tapi bagi seluruh negara. Putin mengatakan, teroris internasional telah menyatakan “perang penuh” terhadap Rusia, dan akibat hancurnya Uni Soviet, bangsa Rusia tidak bisa bereaksi secara efektif (BBC Online, 4/09/2004).

Dukungan lokal maupun internasionalpun tampaknya mulai mengalir kepada Putin. Melihat itu, bukan mustahil tragedi ini merupakan operasi intelijen yang dilakukan oleh Rusia sendiri. Hal ini diperkuat oleh berbagai misteri dibalik tragedi ini yang belum terjawab. Seperti siapa sebenarnya pelaku penyanderaan ini, apa sebenarnya tuntutan para panyendera, mengapa petugas keamanan nasional Rusia termasuk para pejabat tinggi yang tidak tampak di Beslan.

Lepas, dari perdebatan siapa sebenarnya pelaku dibalik semua ini, peristiwa ini menunjukkan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh negara selalu akan memunculkan kekerasan baru. Apa yang dilakukan oleh Rusia selama ini di Chechnya, telah membuahkan kekerasan baru, yang kadang-kadang menimpa pihak yang tidak bersalah. Selama ini, sudah banyak organisasi HAM internasional yang mengkritik Rusia atas perlakuan mereka terhadap rakyat Chechnya. Pembunuhan, penahanan tanpa peradilan, pemerkosaan, hal yang sudah sehari-hari disaksikan oleh rakyat Chechnya. Banyak wanita yang kemudian siap melakukan apa saja untuk menyerang Rusia, setelah menyaksikan suami dan anaknya dibunuh oleh pasukan Rusia.

Muslim Chechnya telah menghadapi berbagai tindakan brutal dari militer Rusia mulai pembunuhan, penyiksaan dan perkosaan. Pada tanggal 3 Juli 2002 di desa Meskyer Yurt, 21 orang yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak diikat satu, kemudian diledakkan. Sisa tubuh mereka kemudian dilempar ke dalam parit. The Society for Russian-Chechen Relations yang bekerjasama dengan sebuah lembaga Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa dalam waktu sebulan 15 Juli sampai dengan 15 Agustus 2002, 59 warga telah ditembak mati, 64 orang diculik, 168 terluka serius dan 298 penduduk Chechnya disiksa. Banyak laki-laki yang menghilang setelah ditangkap oleh tentara Rusia atau polisi dinas Rahasia. Selama operasi militer di Chechnya Aul pada tanggal 21 Mei sampai 11 Juni 2002, 22 orang laki-laki dibunuh, yang mayoritas berusia muda. Banyak kuburan masal ditemukan di sekitar Grozny, Chechen Yurt, Alkhan-Kala dan Argun. Diduga sebagian besar adalah korban kebrutalan pasukan Rusia (Khilafah.com, 31/10/2002). Menurut laporan Komite Hak Asasi Manusia PBB tahun 2002, dalam tahun pertama aksi militer Rusia di Chechnya 24 orang anak telah menjadi yatim piatu, 6 ribu anak-anak tersebut cacat karena perang, 30% anak-anak Chechnya mengalami gangguan psikologi yang perlu direhabilitasi dan sejak serangan Rusia 20% populasi Chechnya berkurang.

Artinya, kalau memang benar-benar dunia ingin menghentikan siklus kekerasan ini, kekerasan negara-lah yang pertama kali harus dihentikan. Namun, sayang, dunia sering tidak peduli atau pura-pura tidak tahu, kalau pelaku kekerasan ini adalah negara. Apalagi negara yang bersangkutan, merasa legal untuk melakukan kekerasan, semata-mata karena pelakunya adalah negara. Fakta yang jelas, bagaimana tindakan keji Israel kemudian tidak banyak mendapat perhatian yang serius oleh banyak negara. Dengan alasan, Israel sebagai negara, sah untuk mempertahankan keamanan negaranya. Tanpa kemudian diperdebatkan, sahkah keberadaan negara Israel. Tanpa kemudian dikritisi, apakah tindakan Israel tersebut sudah melalui prosedural hukum atau tidak. Banyak pihak yang hanya melihat, pejuang palestina sebagai teroris tanpa melihat bahwa semua itu merupakan reaksi dari kekejian yang dilakukan Israel atas nama negara.

Hal yang sama terjadi di Afghanistan dan Irak. Dengan alasan memerangi terorisme, AS menjadi sah melakukan apa saja di Afghanistan dan Irak. Tanpa melihat lagi, apakah keberadaan AS sebagai negara sah dikedua negara tersebut. Kalau muncul bentuk perlawanan, banyak pihak yang menganggap hal tersebut sebagai upaya pemberontakan, bukan perlawanan. Yang terjadi di Chechnya juga mirip dengan itu, pejuang Chechnya banyak dicap sebagai pemberontak atau seperatis yang ingin memisahkan diri dari Rusia. Tanpa melihat sahkah Rusia menduduki Chechnya saat ini.

Reaksi dunia mengutuk kekerasaan ini jelas pantas dipuji sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan. Tapi berdiam diri terhadap kekerasan yang dilakukan oleh negara Rusia selama ini yang menjadi pemicu reaksi kekerasaan balik jelas sangat naif. Membiarkan kekerasan negara juga tentu tidak sesuai dengan kemanusiaan. Apalagi kemudian tidak perduli terhadap perlakuan keji negara atas nama memerangi terorisme, pemberontak, atau seperatisme. Seharusnya, pemerintahan di dunia, juga mengecam tindakan brutal yang selama ini dilakukan oleh Rusia. Siklus kekerasan ini, sekali lagi akan bisa diputus, kalau kekerasan negara seperti yang dilakukan oleh Israel di Palestina, Rusia di Chechnya, AS di Irak dan Afghanistan, dihentikan.

Bagi kaum muslim perlu mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslim saat ini, termasuk krisis di Chechnya. Mengingat, apa yang terjadi sekarang adalah merupakan akibat kebijakan penjajahan negara-negara Kapitalisme rakus, maka umat Islam harus memiliki kekuatan yang seimbang. Kekuatan yang global dan ideologis juga, yakni Daulah Khilafah Islam. Negara ideologis inilah yang nantinya akan membebaskan negeri-negeri Islam dari pasukan penjajahan. Sekali lagi, penting kita serukan kewajiban menegakkan kembali Daulah Khilafah Islam ini. Bersatu menegakkan Daulah Khilafah.


Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail is new and improved - Check it out!

///// MEDIA JIM: Memurnikan Tanggapan Umum Melalui Penyebaran Ilmu dan Maklumat
//////////////////////////////////

Nota: Kandungan mel ini tidak menggambarkan pendirian rasmi Pertubuhan
Jamaah Islah Malaysia (JIM) melainkan yang dinyatakan sedemikian.

Berminat menjadi ahli JIM? Sila isi borang keahlian "online" di: http://www.jim.org.my/forms/borang_keahlian.htm

Langganan : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]
Unsub     : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke