Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam
  Dengan nama Allah, Maha Pemurah Maha Penyayang
   
   
  [9.42] Kalau apa yang engkau serukan kepada mereka (wahai Muhammad) sesuatu 
yang mudah didapati, dan satu perjalanan yang sederhana (tidak begitu jauh), 
nescaya mereka (yang munafik itu) akan mengikutmu; tetapi tempat yang hendak 
dituju itu jauh bagi mereka. Dan mereka akan bersumpah dengan nama Allah dengan 
berkata: "Kalau kami sanggup, tentulah kami akan pergi bersama kamu". (Dengan 
sumpah dusta itu) mereka membinasakan diri mereka sendiri, sedang Allah 
mengetahui bahawa sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta (tentang 
tidak sanggupnya mengikutmu). 
   
  SodaqAllahul'Adzim
   
   
  KENYATAAN HIDUP DISEBALIK PERMAINAN INI

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada anak 
muridnya. Ia duduk menghadap anak muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di 
tangan kanannya ada kayu pemadam. 
   
  Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri 
saya ada kapur, di tangan kanan ada kayu pemadam. Jika saya angkat kapur ini, 
maka sebutlah "Kapur!",
jika saya angkat kayu pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" 

Anak muridnya faham dan seterusnya menyebut dengan betul. Guru bersilih-ganti 
mengangkat tangan kanan dan kirinya, semakin lama semakin cepat.

  Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.

  Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat kayu 
pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja 
murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun 
lambat laun, mereka kembali biasa dan tidak kekok lagi.

  Selang beberapa saat, permainan berhenti. 

Guru tersenyum kepada anak muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. 
Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas 
membezakannya. Namun kemudian, satelah musuh kita memaksakan kepada kita dengan 
perbagai cara untuk menukarkan sesuatu, perkara yang haq telah menjadi bathil, 
dan sebaliknya. Pada mulanya agak sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi 
kerana terus disosialisasikan dengan pelbagai cara menarik oleh mereka, lambat 
laun kita akan terbiasa dengan hal itu, seterusnya kita mulai dapat 
mengikutinya. Musuh-musuh kita
tidak pernah berhenti membolak-balik dan menukar nilai murni akidah/hukum Islam 
dari masa ke semasa. 

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak 
lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, 
sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan 
panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi 
suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, 
anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan 
kemaksiatan. Faham?" tanya Guru kepada anak muridnya. 

"Baik untuk permainan kedua..." Gurunya meneruskannya...... 

"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda 
berdiri diluar karpet. Permainannya adalah , bagaimana caranya mengambil Qur'an 
yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" 

Murid-muridnya berfikir . Ada yang mencuba dengan tongkat, dan
selainnya. 

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. 
Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet .."
   
  Murid-murid, begitulah ummat Islam dengan musuhnya. .. Musuh Islam tidak akan 
memijak-mijak anda dengan terang-terangan. 
   
  ..Kerana tentu anda akan menolaknya dengan mentah. Orang biasapun tak akan 
rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan monolak kita secara 
ansur-ansur, sehingga kita tidak sedar. 

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. 
Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.

  Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn 
tapaknya dulu, tentu saja dinding dan peralatan akan dikeluarkan dulu, 

kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah 
dihancurkan. ..." 

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan
menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan merusakan kita.

  Mulai dari perangai kita, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga 
meskipun kita muslim, tapi kita telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti 
cara mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena 
Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh 
kita... " 

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak kita, cikgu?" tanya 
murid- murid. 

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang Islam, misalnya Perang 
Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi."

  "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, 
akhirnya hancur. Tapi kalau diserang secara terang-terangan, kita akan bangkit 
serentak, baru mereka gerun". 

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita
berdoa dahulu sebelum pulang..." 



 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke