Sayangya belum semua penduduk indonesia punya hp dan tidak ada satu provider
yagn punya jangkauan coverage area sampai ke daerah pelosok bahkan sampai ke
tengah hutam, kecuali pake kartu Byru (satelit). FYI, handset telepon
satelit harganya masih sangat mahal sekali, begitu pula dengan pulsanya.


-----Original Message-----
From: ITCENTER@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of Alpha Bagus Sunggono
Sent: Friday, May 06, 2005 6:49 PM
To: ITCENTER@yahoogroups.com
Subject: Re: [ITCENTER] Pemilu lewat internet


Saya kira di Indonesia bisa dimulai dengan Simulasi
PILKADA dengan memakai SMS,
 mengenai tingkat keamanannya saya kira tetap bisa terkontrol,
tentunya dengan menggunakan:
 Kartu Perdana, mungkin ditunjuk provider tertentu.
 Saya kira bisa, sebab SMS juga digunakan sebagai
Mobile banking, termasuk transfer fund.
    Salam,
http://bagusalfa.blogspot.com

 On 5/4/05, d_nald <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pemilu lewat internet
>
> Pemilu lewat internet mulai sering kita dengar. telset merangkum
> ujicoba e-voting di sejumlah negara dari berbagai sumber. Banyak
> kritikan, tapi menjanjikan.
>
> Pemilu 2004 tinggal hitungan hari. Banyak media sudah menyediakan
> halaman, rubrik atau jam tayang khusus membahasnya. Partai-partai
> politik pun mulai rajin unjuk diri. Perlukah majalah ini menulis
> seputar pelaksanaan pemilu? Perlu! Karena Anda pasti membutuhkan
> informasi lain soal hajatan besar yang hanya berlangsung lima tahun
> sekali itu.
>
> Sejumlah negara sudah mulai memperkenalkan pemilu dengan memanfaatkan
> kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Di Benua Biru, Komisi
> Eropa aktif mengembangkan sistem teknologinya sejak beberapa tahun
> lalu. Pihak swasta, seperti Nokia dan sejumlah lembaga swadaya
> masyarakat digandeng.
>
> Program yang dinamai Information Society Technologies 1999, itu
> targetnya menciptakan sistem elektronik untuk pemilu yang aman.
> Pemilih bisa menyalurkan suaranya memakai ponsel, PDA, komputer dan
> perangkat lain yang bisa dipakai untuk mengakses internet.
> Mempermudah pemilih, hasil lebih akurat, tak ada lagi kerusakan
> kertas suara dan mempercepat penghitungan suara. Bagaimana hasil
> ujicoba itu?
>
> Kista, Stockholm, Swedia
> Proyek ujicoba ini dilakukan awal 2003 lalu. Warga kota Kista
> ternyata menyambut antusias proyek Komisi Eropa ini. Selama tiga hari
> pelaksanaaan 226 orang ikut berpatisipasi. Cukup repot juga panitia.
> Soalnya banyak juga orang berusia di atas 55 tahun ikut mencoba.
> Seperti halnya di Indonesia, kaum manula itu tak terbiasa mengakses
> internet. Jadi, panitia musti membimbingnya satu-persatu.
>
> Pemilu ujicoba itu dipusatkan di dekat perpustakaan umum di pusat
> kota. Panitia menyediakan tiga kios (semacam bilik suara), sebagai
> tempat pemilih `mencoblos' partai atau calon wakilnya di parlemen. Di
> dalam kios itu tak ada `paku' dan busa untuk landasan mencoblos.
> Melainkan komputer dan ponsel Nokia, Communicator 9210 untuk akses
> internet.
>
> Sebenarnya pemilih pun bisa melakukannya dari tempat tinggal masing-
> masing. Namun dari ratusan peserta itu hanya satu yang
> mempraktekkannya. Mayoritas datang ke tempat ujicoba sambil
> mengumpulkan informasi. Ternyata banyak juga warganegara Swedia yang
> gatek. Bayangkan, `benda' yang namanya mouse saja belum tahu
> fungsinya. Bahkan tak sedikit yang belum pernah meyentuh komputer.
> Wajar bila akhirnya memakan waktu untuk `memencet' pilihannya.
> Seorang pemilih rata-rata membutuhkan waktu lima belas menit di dalam
> kios.
>
> Saat mendaftar pemilih juga concern soal keamanan `suara'nya. Panitia
> memberikan surat dalam amplop tertutup berisi kode pin, seperti saat
> kita menerima kartu ATM. Syaratnya pemilih harus menunjukkan
> identitasnya seperti KTP, SIM, atau paspor. Setelah `mencoblos',
> kertas berisi kode pin itu harus dikembalikan pada panitia. Ini untuk
> mencegah terjadinya pemakaian kode rahasia itu lebih dari sekali.
>
> Ujicoba itu dilaporkan berjalan dengan sukses. Secara teknologi,
> terutama jaringan internet pun tak ada kendala berarti. Sebab
> dilakukan di pusat kota dengan infrastruktur yang sudah baik. Yang
> jadi evaluasi panitia adalah soal lamanya waktu pemilih berada di
> dalam bilik suara. Masih lebih lama daripada cara manual.
>
> Issy les Moulineaux, Perancis
>
> 860 sukarelawan dilibatkan dalam ujicoba pemilu dengan sistem
> cybervote, Desember lalu. Peserta sebagian hadir di kios pemilihan.
> Yang lain melakukannya dengan PC di rumah atau kantornya masing-
> masing. Ujicoba itu diselenggarakan oleh CNIL (Kantor Perlindungan
> Data Perancis) dan dihadiri pejabat terkait dari CNIL, Kementerian
> Interior, dan Kementerian Industri dan CNRS.
>
> Laporan hasil ujicoba itu juga menyatakan sukses. Penghitungan suara
> akhir memakan waktu kurang dari sepuluh menit. Saat proses pemilihan,
> pemilih yang hadir di kios umumnya tak menemui hambatan berarti.
> Sedangkan yang lewat rumah banyak yang mengalami keterlambatan proses
> mengakses. Itu terjadi pada para pelanggan internet lewat modem.
> Dibutuhkan waktu download hingga empat puluh lima menit untuk
> menunggu. Sementara yang berlangganan via ADSL dan kabel lancar-
> lancar saja.
>
> Khusus pemilih yang memakai komputer kantor dengan jaringan
> broadband, sama dengan datang ke kios. Tak ada istilah `internet
> lelet'. Untuk keamanan suara, cybervote menyediakan port khusus.
> Jadinya, tanpa izin khusus semua perusahaan tak bisa terhubung dengan
> sistem itu.
>
> Bremen, Jerman
>
> Rada berbeda dengan di Perancis dan Swedia. Peserta di Bremen
> dibekali dengan kartu pintar (digital signature card) untuk
> menyalurkan suaranya. Ujicoba itu dilakukan oleh Universitas Bremen
> untuk memilih `pejabat' rektorat, dekanat, dan senat mahasiswa pada
> Januari 2003 selama dua hari.
>
> Untuk menyalurkan aspirasinya, mahasiswa musti datang ke gedung
> Perpustakaan Fakultas Administrasi Universitas Bremen. Di sana
> disediakan PC dengan smart card reader. Untuk menjaga kerahasiaan dan
> keamanan saat memilih perpustakaan itu hanya dibuka pada jam-jam
> tertentu saja.
>
> Untuk keamanan suara, smart card sudah dilengkapi teknologi
> asymmetric encryption. Server pun sudah terhubung dengan secure
> client server sampai jaringan intranet balai kota Bremen. Mungkin
> lantaran terbatasnya PC dengan smart card reader plus terbatasnya jam
> buka perpustakaan menjadikan sedikit peserta. Hanya 47 mahasiswa yang
> memilih, atau seperlima dari jumlah seluruh pemegang smart card.
>
> Proses `pencoblosan' hanya memakan waktu 60-90 detik. Itu sudah
> termasuk otentifikasi dengan memasukkan PIN kartu pintar pada card
> reader, memilih tiga kandidat, dan mengeluarkan kartu itu. Sedangkan
> masa penghitungan suara kurang dari sepuluh menit. Tak ada kesulitan
> yang dialami peserta. Soalnya mirip dengan cara memakai kartu debit
> di mesin ATM.
>
> --------------
> sumber : Telset Magazine
>
> --
> www.ITCENTER.or.id <http://www.ITCENTER.or.id> - Komunitas Teknologi
> Informasi Indonesia
> Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED]
> ::: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! :::
> ## Jobs: ITCENTER.or.id/jobs <http://ITCENTER.or.id/jobs> ## Bursa:
> ITCENTER.or.id/bursa <http://ITCENTER.or.id/bursa> ##
>
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]





--
www.ITCENTER.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia
Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED]
::: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! :::
## Jobs: ITCENTER.or.id/jobs ## Bursa: ITCENTER.or.id/bursa ##


Yahoo! Groups Links








-- 
www.ITCENTER.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia 
Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] 
::: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! ::: 
## Jobs: ITCENTER.or.id/jobs ## Bursa: ITCENTER.or.id/bursa ##

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke