MODEL DAN POLA RANCANG 
http://www.socineer.com/sains-patmodel.html


Bagaimana cara seseorang mengolah informasi dalam otaknya? Kita 
ambil contoh, bagaimana cara Anda membaca tulisan ini? Bahasa 
Indonesia dibaca dengan cara dieja. Huruf B dan A, dibaca "BA", dan 
demikian seterusnya. Coba kita lihat kata "bahasa". Apakah otak Anda 
sewaktu melihat kata "bahasa" akan mengeja keenam huruf tersebut 
baru kemudian bisa diambil kesimpulan, bahwa keenam huruf b-a-s-a-
h-a itu harus dibaca sebagai "bahasa"? Well, untuk umumnya orang, 
tidak. Manusia mengenali kata "bahasa" dari bentuk, bukan dieja, 
kecuali untuk anak-anak sekolah dasar tingkat awal. Jika otak harus 
mengeja setiap kata yang dibaca, betapa meletihkan pekerjaan tersebut. 
Tetapi otak tidak menggunakan cara yang melelahkan tersebut, 
melainkan dengan cara mencocokkan pola (pattern matching). Dengan 
jumlah perkataan dalam bahasa yang cuma ada beberapa puluh ribu 
kata, tidak sulit bagi seseorang untuk mengumpulkan pola-pola dalam 
otaknya. Cara yang sama juga dilakukan oleh pembaca huruf kanji 
tionghoa, yang mempunyai puluhan ribu bentuk berbeda. Bahwa 
seseorang mampu mengenali ribuan jenis huruf kanji yang berbeda itu 
bukan keajaiban, tetapi merupakan kemampuan dasar dari otak manusia. 
Umumnya setiap orang akan mampu melakukannya jika memang 
berniat mempelajarinya.

Pengenalan pola memungkinkan otak manusia untuk menangani 
banyak sekali masukan dari alat indera kita. Tanpa pengenalan pola, 
manusia lumpuh. Edward de Bono meneliti tentang mekanisme berpikir 
dan menyimpulkan bahwa *1): "If the brain were not a pattern-making 
system, we would not be able to read, write, or talk. Every activity, like 
getting dressed in the morning, would be a major time consuming task. 
Sport would be impossible - for example, a golfer would have 
consciously to direct every part of every swing..." -Jika otak bukan 
sistem pemetaan pola, kita tidak akan mampu untuk membaca, menulis 
atau berbicara. Setiap kegiatan seperti berpakaian di pagi hari, akan 
menjadi kegiatan yang berat dan melelahkan. Sport tidak mungkin 
dilakukan, misalnya, seorang pemain golf harus dengan sadar 
menghitung setiap ayunan yang dia lakukan.-

Kali ini kita tidak akan membicarakan mekanisme berpikir lebih lanjut, 
tetapi contoh penggunaan pola dalam mekanisme berpikir merupakan 
sebuah contoh yang bagus untuk memperlihatkan bagaimana cara 
pengenalan pola memungkinkan effisiensi di bidang lain.

Salah satu dorongan terbesar pada perkembangan teknologi informasi 
dalam dua dekade terakhir tahun terakhir ini, adalah implementasi dari 
cara pemrograman berbasis pola. Secara luas, sistem semikian 
mendasarkan pada Bahasa Pola (Pattern Language). Implementasi 
Pattern Language bukan sekedar pada cara pengembangan produk, 
tetapi juga sudah masuk dalam spesifikasi produk itu sendiri sendiri.

Walaupun teknologi informasi dan enjinering elektrikal saat kini 
merupakan bidang-bidang yang paling banyak menggunakan dasar 
pemikiran berbasis pola, tetapi yang pertama kali merumuskannya 
secara komprehensif bukan seseorang yang berasal dari latar belakang 
teknologi informasi atau enjinering elektrical, tetapi seorang arsitek 
bangunan yang merancang pembangunan kota. Namanya Christopher 
Alexander. Bersama dengan rekan-rekannya, dia menulis buku yang 
ternama dan menjadi karya klasik di bidang arsitektur, dan digunakan 
dalam banyak bidang lain, yaitu "A Pattern Language" pada tahun 
1977 *2).

Buku tersebut diatas merupakan sumbangan buat bidang arsitektur, 
tetapi pengaruhnya di enjinering perangkat lunak terlihat jauh lebih 
besar daripada pengaruhnya di bidang arsitektur. Buku itu kemudian 
diterjemahkan dalam bahasa enjinering perangkat lunak oleh The Gang 
of Four pada tahun 1995, dengan judul "Design Patterns: Elements of 
Reuseable Object Oriented Software" *3).

POLA RANCANG (DESIGN PATTERN)

Sang Sensei Christopher Alexander mengatakan, "Each pattern 
describes a problem which occurs over and over again in our 
environment, and then describes the core of the solution to that 
problem, in such a way that you can use this solution a million times 
over, without ever doing it the same way twice". -Setiap pola 
mendeskripsikan sebuah permasalahan yang terus muncul dalam 
lingkungan kita, dan kemudian mendeskripsikan inti solusi dari 
permasalahan tersebut sedemikian rupa sehingga Anda bisa 
menggunakan solusi ini sejuta kali tanpa harus melakukannya dengan 
cara yang sama dua kali.-

Sederhana sekali, dan sebenarnya tanpa dia katakan sekalipun, semua 
orang juga sudah tahu tanpa disadari. Roda bulat sudah diciptakan dari 
jaman dahulu kala, lalu rancangan itu dipergunakan dimana-mana 
dalam banyak rancangan lain. Seorang perancang membuat satu pintu, 
lalu dipakai dimana-mana di banyak rancangan. Anak-anak kecil juga 
merupakan ahli dalam bidang pola. Mereka bisa merangkai mainan 
Lego sedemikian rupa sampai mencapai bentuk yang rumit, yang hanya 
merupakan repetisi dari elemen-elemen sederhana. Ada yang 
merancang rumah dengan ukuran besar yang bisa dimasuki oleh 
manusia dari butir-butir kecil lego tersebut.

Jadi apa yang dikemukakan oleh Christopher Alexander itu tidak ada 
yang luar biasa. Tetapi dia mengemukakan hal yang belum benar-benar 
disadari banyak orang sebagai satu fondasi penting dalam rancang 
bangun. Kemudian dia membicarakan tentang Katalog Pola (Pattern 
Catalog) yang tidak lain adalah pengorganisasian pola-pola yang ada. 
Itu juga sudah dilakukan orang sejak lama. Kalau kita pergi ke 
perusahaan supplier, umumnya mereka menyediakan buku katalog 
produk-produk mereka. Dari perusahaan bahan bangunan, kita diberi 
katalog bahan-bahan bangunan. Dalam katalog itu disusun bahan-bahan 
dan komponen-komponen secara teratur, misalnya bagian Pintu, bagian 
Pegangan Pintu yang terdiri dari bermacam-macam pegangan, bagian 
komponen dapur, dsb.. Apa yang dimaksud dalam Bahasa Pola tentang 
Katalog Pola, adalah persis apa yang direpresentasikan oleh buku 
katalog itu. Jadi apa susahnya? Tidak ada...

Dimulai dengan pengetahuan bahwa pattern itu gampang, kita memulai 
explorasi kita dalam dunia pattern ini. Terkadang, cuma bahasa dan 
jargon-jargon yang bikin seseorang pusing, padahal konsep 
dibelakangnya sederhana sekali.

MODEL VS PATTERN

Umumnya kita lebih mengenal Model daripada Pattern. Itu disebabkan 
Model adalah konsep yang sudah matang, dan dipelajari di banyak 
tempat. Kita mengenal pesawat model, yaitu pesawat dalam bentuk 
yang lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Ketika kontraktor ingin 
membangun sebuah gedung, dia membuat model gedung dalam ukuran 
kecil, sehingga para investor bisa mendapatkan gambaran tentang 
gedung yang ingin dibangun. Para perancang pakaian menggunakan 
model untuk mempromosikan baju-baju rancangan mereka. Jadi 
sebelum seorang wanita memutuskan membeli pakaian tersebut, 
lihatlah bagaimana pakaian itu dikenakan oleh sang model Naomi 
Campbell, dan calon pembelipun membayangkan dirinya seperti Naomi 
(walaupun mungkin dengan ukuran vital badan yang terbalik).

Model adalah abstraksi dari realitas. Realitas di dunia dalam pandangan 
pertama terlihat seperti chaos, tak teratur. Model memfilter bagian-
bagian yang tidak diperlukan untuk memperlihatkan kerangka bagian 
utama, dan menjadikannya sebagai pengganti dari realitas tersebut 
untuk diamati atau dimengerti. Misalnya, sebuah patung pualam dari 
seorang wanita di Roma. Wanita sebenarnya yang dibuat patung 
mempunyai banyak sekali bulu-bulu di kulit, bintik-bintik di muka, 
semua itu disepuh halus pada pualam, dan memperlihatkan wanita 
secara sempurna. Tidak heran ada pengukir yang jatuh cinta pada 
patung yang diukir. Rumus-rumus dalam ilmu fisika merupakan model 
dari realitas juga, dan selalu berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Para 
ekonom sering menggunakan kata ceteris paribus ketika 
mengemukakan sebuah model sederhana, yang berarti model itu 
berlaku jika semua hal lain dianggap sama (yang dalam realitas 
sebenarnya pasti berbeda).

Pola atau pattern itu terutama bukan abstraksi dari realitas. Pattern lebih 
mengacu pada pengalaman (experience) berrealitas. Pengalaman 
memperlihatkan adanya repetisi dari realitas. Suatu pattern selalu 
berulang (kalau tidak berulang, maka tidak lagi dinamakan sebagai 
pattern). Dari pengalaman seorang tukang jahit, dia bisa mendapatkan 
bahwa pola-pola baju pelanggannya mempunyai bagian yang sering 
berulang. Dari pengalaman itu, dia bisa membuat pola standar, dan 
kemudian pola ini baru disesuaikan ke badan setiap orang 
(customization). Setiap benda di dunia ini, jika dipotong terus menerus 
menjadi kecil-kecil, dan akan sampai saatnya ketika benda itu tidak 
bisa lagi dipotong tanpa menjadikan bagian-bagian potongan menjadi 
bahan lain. Bagian terkecil itu kita sebut molekul. Setiap molekul 
dengan molekul lain membuat pola yang terus menerus berulang, dan 
dengan kemudian membuat benda dalam ukuran besar, dan pada 
akhirnya membentuk jagad raya. Kita melihat jagad raya begitu luas 
dan kompleks, tetapi sebenarnya semua itu hanyalah pengulangan pola-
pola dari molekul-molekul sederhana.

Baik Model maupun Pattern, punya satu tujuan utama, yaitu mengatasi 
kompleksitas masalah. Model mengatasi kompleksitas masalah dengan 
memfilter hal-hal yang tidak signifikan untuk mendapatkan bagian 
yang terpenting yang bisa direpresentasikan. Sedangkan Pattern 
mengatasi kompleksitas dengan mendapatkan repetisi / pengulangan 
dari pola-pole dasar.

Model itu bersifat struktural, sedangkan Pattern itu bersifat literal. 
Dengan Model, kita melihat bagaimana komponen-komponen dalam 
model tersebut saling berhubungan secara struktural dalam membangun 
model tersebut. Dengan Pattern, kita melihat bagaimana pola-pola 
dasar saling melengkapi untuk membuat suatu gambaran yang lebih 
besar.

Kita menggunakan Model dan Pattern untuk mengatasi kompleksitas 
dari realitas. Perpaduan antara model dan pattern, akan menghasilkan 
kekuatan ganda dalam mengatasi kompleksitas. Kita bisa mendapatkan 
Modelling with Patterns, dan Patterns of Models. Semua ini adalah 
usaha untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengatasi persoalan 
yang semakin lama semakin rumit. Tidak ada yang menyangkal bahwa 
persoalan teknologi saat ini jauh lebih rumit daripada puluhan tahun 
lalu. Tetapi banyak perancang dan ahli teknologi masa kini merasa 
bahwa tugas mereka malah semakin mudah, berkat digunakannya 
Model dan Pattern. Dua konsep yang sebenarnya sederhana, tetapi 
mampu membuat pembedaan yang berarti.

(- footnotes deleted -)

Last Revised:Jan 26, 2006







-- 
www.itcenter.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia 
Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] 
:: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! :: 
## Jobs: itcenter.or.id/jobs ## Bursa: itcenter.or.id/bursa ##
$$ Iklan/promosi : www.itcenter.or.id/sponsorship $$

[@@] Jaket ITCENTER tersedia di http://shop.itcenter.or.id 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke