Rekan IT
 
Cuplikan artikel yang anda sampaikan tersebut, serta merta membuat seakan - 
akan karir di bidang IT sangatlah rentan mempengaruhi pola pikir dan jiwa 
seseorang yang berkecimpung  dalam karir di bidan IT.
 
Menurut pandangan saya :
Bahwa IT bukanlah suatu momok kelas bawah yang memiliki EQ yang rendah seperti 
yang
terdapat pada cuplikan wacana tersebut.
 
Karir di bidang IT adalah suatu karir yang benar - benar Super; Super IQ dan 
Super EQ.
 
Alasan :

Super IQ : Tanpa memiliki IQ yang sehat, seseorang yang bekerja di bidang IT 
tidak akan dapat menghasilkan apa - apa
yang bersesuaian dengan posisi yang di geluti (berbagai bidang IT).
Super EQ : Tanpa memiliki EQ yang tinggi, bagaimana mungkin dapat berhubungan 
erat dengan ekosistem benda mati dan makhluk hidup.
Benda mati : Komputer , Makluk hidup : Manusia, dan makluk2 kecil lainnya 
(termasuk serangga yang masuk ke dalam PC).
 
 
Perlu di Ingat, bahwa karir di bidang IT sangatlah banyak, seperti:
 
- Network; Network administrator, Network controller, Network Consultant, dsb
- Design; Web, Editing, Kartunis, Animasi, graphic, dll
- EDP; entry data, training, survey, dll
- Helpdesk; maintenan hardware printer, pc, dll
- Manager; Network Adm Manager, Manager Design, Manager EDP, Manager Helpdesk, 
dll
- Programmer; Web, Software, dll
- Director; Director sumber daya dan pengembangan IT, Director Program.
 
Dari sedikit informasi di atas, dapat di simpulkan, bahwa posisi yang bekerja 
di IT tidak dapat mempengaruhi EQ personal tersebut.
EQ bukan Pekerjaan, Pekerjaan bukan EQ.
EQ bukan IT, IT bukan EQ.
 
 
Adapun bila di analisa sejak dahulu kala, bahwa personal yang memiliki EQ 
rendah tepatnya menduduki posisi - posisi seperti;
Qualit Control, Audit, Keuangan, yang tidak perlu memiliki Empati.
 

Jadi untuk rekan - rekan IT sekalian, jangan kwatir bila anak-anak anda hobby 
bermain komputer atau di bidang komputer, yang paling penting adalah memberikan 
pengarahan kepada mereka.
IT adalah posisi pekerjaan yang paling spesial saat ini.
 

Sanny



----- Original Message ----
From: JIMMY J.SIP <[EMAIL PROTECTED]>
To: ITCENTER@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 1, 2008 4:04:42 PM
Subject: [ITCENTER] Orang IT ber-EQ rendah?

*Artikel Dari Sebuah harian*


Pak Anthony Dio Martin,

Saya pernah mendengar Anda membahas di siaran radio soal orang IT 
(information technology) yang EQ (kecerdasan emosional)-nya rendah. Saya 
pun punya masalah yang sama. Seorang manajer di tempat kami yang berada 
di IT, orangnya pinter tapi kemampuan sosialnya kurang. Kalau bicara, 
sering saya tidak paham, begitu juga yang lainnya. Jadinya seringkali 
terjadi perdebatan.

Tadinya kupikir saya yang kurang pintar. Masalahnya, dia pegang sistem 
yang penting yang jadi jantungnya perusahaan.. Orangnya pun saya lihat 
tidak suka berbagi pengetahuan.

Pernah saya coba dekati tapi malahan saya yang jadi salah tingkah. 
Ngobrol-nya jadi kaku sekali. Maka, saya setop. Saya sebenarnya kasihan 
juga dan ingin bantu dia, tetapi tidak tahu bagaimana bicara sama dia.

Pertanyaan saya, apakah semua orang IT seperti itu? Saya pun ngeri 
dengan anak saya yang ada di SMA yang senang main komputer dan punya 
cita-cita masuk Teknik Komputer. Apa saran Bapak bagi para manager 
maupun orang tua seperti saya?

*Jarot S,* Bekasi

//


        Jawaban

Pak Jarot serta para pembaca, memang pernah ada penelitian di sekitar 
tahun 1997 yang mengungkapkan bahwa orang-orang IT secara EQ jauh lebih 
rendah dibandingkan dengan profesi lainnya. Bahkan topik ini pun pernah 
dimuat di salah satu majalah bisnis yang diakui kredibilitasnya, Harvard 
Business Review.

Menurut isi artikel tersebut, ada beberapa tanda yang biasanya dijumpai 
pada orang IT yang menyebabkan mengapa mereka kemudian dianggap ber-EQ 
rendah. Namun, sebelum membaca lebih jauh tanda-tanda ini, tentunya hal 
ini lebih merupakan sebuah stereotipe daripada kenyataan yang sebenarnya.

Karena saya pun percaya, tidak berarti semua orang IT demikian. Bahkan, 
saya mengenal banyak teman di IT yang pergaulan sosial serta kariernya 
luar biasa. Jadi, hal ini sebaiknya tidak digeneralisasikan untuk semua 
orang IT.

Beberapa ciri pada orang IT yang kemudian dianggap EQ-nya kurang 
seperti: (1) orang-orang IT dianggap lebih banyak menggunakan IQ 
daripada EQ dalam pekerjaannya, (2) mereka lebih sulit berempati dan 
jarang menggunakan perasaannya dalam bertindak, (3) secara sosial pun 
orang IT lebih sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, serta (4) 
orientasinya lebih banyak berhubungan dengan teknis (job) daripada 
manusia (people).

Hal ini diperparah lagi dengan berbagai realitas dan keluhan yang 
membuat orang IT dilabel demikian. Misalnya, kehidupan mereka yang 
berada di antara kotak komputernya. Bahkan, seorang istri pernah 
berkomentar soal suaminya, "Saat di depan komputer, itulah saat mereka 
di dunia mereka sesungguhnya".

Faktanya, kehidupan sosial merekapun jadi kurang, karena kebanyakan 
hanya bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang seminat dan 
kurang berbaur dengan unit lain di kantor. Bahkan, beberapa diantaranya 
sulit memahami kebutuhan orang lain, sehingga sering terjadi konflik 
dengan unit lain karena beda persepsi.

*Kurang fair*

Namun, realitas lain juga terkadang menunjukkan ada sikap kurang fair 
terhadap rekan-rekan kita di IT. Berbagai perlakuan 'khas' dan kurang 
fair yang seringkali dialami rekan-rekan IT misalnya: mereka 
diperlakukan hanya sebagai trouble shooter, hanya kalau ada masalah. 
Saat segalanya berjalan lancar, tidak diapresiasi sama sekali.

Orang ITpun jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan penting, hanya 
soal-soal teknis saja baru mereka dilibatkan. Makanya, jangan heran 
kalau orang IT sering jadi kehilangan konteks dengan gambaran besar 
suatu proyek yang tengah dikerjakan.

Dan buruknya, para orang IT-un sering dicap nerd, dikotakkan dan 
ditinggalkan. Mereka kurang dirangkul, baik dalam pergaulan sehari-hari 
maupun dalam berbagai proyek penting di kantor. Maka, kondisi sosial 
mereka yang buruk pun kadang menjadi tanggung jawab kita pula.

Di sinilah saya ingin menekankan mengapa EQ justru menjadi sangat 
penting bagi orang IT dewasa ini. Pertama, IT merupakan fungsi yang 
sangat vital. Banyak informasi dan data penting dapat diakses oleh orang 
IT. Dari data keuangan perusahaan hingga data pribadi setiap karyawan.

Bayangkan jika karakter orang IT itu bermasalah, data-data tersebut bisa 
disalahgunakan untuk hal yang merusak. Kedua, orang-orang IT pun 
sebenarnya banyak bersinggungan dengan pihak lain. Tidak diragukan lagi, 
IT adalah support bisnis yang penting dewasa ini.

Tanpa memiliki EQ yang baik, orang IT akan jadi sering konflik dengan 
pihak lain. Ketiga, tentunya ini juga menjadi tantangan bagi orang IT 
sendiri. Berbagai stereotipe pada orang IT yang dipaparkan di atas 
justru akan menjadi tantangan bagi mereka untuk menepis semua stereotipe 
yang keliru itu.

Nah, hingga di sini kita menjawab pertanyaan: apa saran serta tips yang 
bisa diberikan kepada para orang IT ini? Pertama-tama, orang IT harus 
Get out of your box. Jangan hanya bicara soal IT saja. Saya selalu 
menyarankan agar mereka berusaha punya minat dengan bidang-bidang lain, 
khususnya yang lebih banyak berhubungan dengan otak kanan seperti seni 
dan hobi lain.

Inilah yang harus Anda sarankan pada anak Anda. Terlibatlah untuk 
mengajaknya memasuki hobi yang berbeda, yang mengasah otak emosinya. 
Selain itu, di pekerjaan pun orang IT sangat disarankan untuk mau tahu 
serta terlibat dengan bidang-bidang lain.

Selain soal IT, saya selalu menyarankan agar para IT guys berusaha 
membangun business sense mereka. Bukan hanya bicara soal teknis saja, 
mereka pun harus bisa berbicara dari bahasa dan sudut pandang para user 
sehingga mereka akan lebih disukai. Inilah sebenarnya kendala utamanya.

Di sisi lain, saya menyarankan mereka lebih banyak membaca, mendengar 
bahkan sesekali mengikuti seminar yang berusaha mengimbangi hal-hal 
teknis IT dengan hal-hal yang bersifat people skills.

Akhirnya, saya pun menyarankan orang-orang IT selalu berusaha mengetahui 
area-area dalam EQ yang masih kurang. Caranya, dengan meminta feedback 
dari orang lain dan berusahalah menutupi area yang kurang tersebut 
dengan komitmen mengembangkan diri yang lebih baik.

Nah, untuk Pak Jarot dan juga pembaca lainnya, libatkanlah rekan-rekan 
IT dalam berbagai pergaulan dan pertemuan, sehingga mereka pun belajar 
mengasah EQ serta business sense mereka.

Akhirnya, saya seringkali mengatakan bahwa "Yang menakutkan kita 
bukanlah komputer yang bisa berpikir seperti manusia, tetapi manusia 
yang pikirannya seperti komputer".

Salah satu masalah komputer adalah mereka tidak berperasaan. So, 
tanggung jawab kita semua juga untuk mengembangkan orang IT yang ber-EQ 
tinggi!


Semoga Bisa Mengambil Maknanya. Jaya IT Indonesia


------------------------------------

-- 
www.itcenter.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia 
Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] 

Yahoo! Groups Links




      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

-- 
www.itcenter.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia 
Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] 

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke