Ass.Wr Wb.
Pak Adjie,
Bukan promosi, yang jelas
setelah saya compare antara E*I* dan F*e*s* dari satu sisi
yang menurut saya lebih penting yaitu
tariff sudah jelas Pak S*a*
O*e lebih murah karena untuk call out saya pake itu
yang M*T*X tetap hanya untuk menerima saja.
Comparenya harus aple to aple Pak.
CDMA 1 dengan
CDMA 2 (harus sama-sama pasca bayar
atau pra bayar)
Begitu ceritanya.
Wass.Wr Wb
From: Adjie Praz
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, June 18, 2005 5:41
AM
To: jamaah@arroyyan.com
Subject: RE: [Ar-Royyan-1652] CDMA
Flexi dan Handset
Ass. Wr. Wb.
Terima kaseeh buat respon dan tanggapan bapak2 sekalian.
P'Wysnu, ditanya Flexi koq njawabnya Esia. Promosi ya? :-)
P'Januardo, salut buat kecintaannya sama Telkomsel. :-X
Klo saya udah migrasi ke IM3 Indosat Sinyal Kuat! Sori bukan promosi,
tapi kebetulan dikantor yang mendingan memang sinyal Mentari dan IM3!
P' Roziqin, informasi bapak sangat membantu !! Siapa yang gak
percaya ama Nokia. Cuma handsetnya masih selangit harganya.:-(
Oh iya, ini ada informasi yang mudah2an nggak basi.
Masih seputar Flexi dan CDMA.
Rabu, 15 Juni 2005
Penetrasi
TelkomFlexi Makin Kokoh
TelkomFlexi berhasil menembus tiga juta
pelanggan. Tahun 2005 pelanggan diperkirakan mencapai 4,5 juta.
TelkomFlexi merilis sepuluh fitur baru. Layanan terbaru ini dirilis di Plaza
Senayan, Jakarta,
Jumat (10/6) pekan lalu. Tak hanya merilis layanan baru, TelkomFlexi juga
mengumumkan keberhasilan menembus pelanggan sebanyak tiga juta.
Tercapainya jumlah pelanggan sebanyak itu, lebih cepat enam bulan dari
prakiraan semula. Manajemen PT Telkom Indonesia sebelumnya mentargetkan
tiga juta pelanggan pada akhir tahun 2005. Cepatnya pertumbuhan pelanggan
TelkomFlexi, pada gilirannya menjadi suatu gambaran bahwa layanan nirkabel
berplatform code division multiple acces (CDMA), mulai diterima masyarakat.
Selain Telkom Indonesia,
di Jakarta ada tiga operator yang menyediakan layanan ini.
Yakni Indosat (StarOne), Bakrie Telecom (Esia) dan Mobile-8 (Fren).
TelkomFlexi, StarOne dan Esia memberikan layanan dengan kategori nirkabel
dengan akses terbatas (fixed wireline acces). Sedangkan Fren memberikan layanan
dengan akses terbuka, seperti layanan seluler berplatform GSM yang diberikan
Telkomsel, Exelcomindo atau Indosat.
Dibandingkan dengan StarOne atau Esia, pertumbuhan pelanggan TelkomFlexi memang
sangat tinggi. Akhir tahun 2004, jumlah pelanggan mencapai 1,5 juta. Pada
triwulan pertama tahun ini, jumlah pelanggan bertambah sekitar 300 ribu menjadi
1,8 juta. ''Periode April dan Mei, ada penambahan pelanggan sebanyak 1,2 juta
atau bertambah sekitar 600 ribu setiap bulan,'' papar Direktur Utama PT Telkom Indonesia,
Kristiono.
Cepatnya pertumbuhan pelanggan TelkomFlexi disebut Kristiono tak lepas dari
skala yang melekat pada layanan ini. ''Telekomunikasi membutuhkan suatu skala.
Jika skala terpenuhi, ia akan tumbuh cepat,'' papar Kristiono kemudian.
Strategi pemasaran TelkomFlexi sendiri juga sangat gencar, dengan melibatkan
jajaran PT Telkom Indonesia melalui mekanisme side job, guna menjamin
ketersediaan ritel pulsa, kemudahan pelanggan mendapatkan pulsa isi ulang.
Selain itu program bundling--penjualan kartu perdana sekaligus handset--, juga
ikut mendorong cepatnya pertumbuhan pelanggan.
Pada sisi yang lain, Kristiono mengungkapkan bahwa luasnya coverage TelkomFlexi
juga menjadi faktor yang ikut menentukan pertumbuhan pelangan layanan ini.
''Dalam rentang waktu 2,5 tahun, layanan TelkomFlexi telah menyebar merata di
Jawa dan luar Jawa,'' paparnya. Layanan TelkomFlexi telah menjangkau 219 kota di Indonesia.
Sebanyak 55 persen kota-kota di Jawa dan 45 persen kota-kota di luar Jawa. Area layanan TelkomFlexi jauh lebih luas dibandingkan
operator lain. StarOne, baru melayani Jakarta
dan sejumlah kota
di Jawa.
Dalam waktu dekat, area layanan akan dikembangkan ke 15 kota
lain di Indonesia.Esia telah menjangkau area Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Pekan lalu,
Esia meluncurkan layanan baru di 15 kabupaten/kota di Jawa Barat dan Banten.
Esia sebelumnya memiliki area layanan di Bandung
dan Jabotabek. Area layanan TelkomFlexi, juga
terus dikembangkan. ''Setelah Ambon menikmati layanan TelkomFlexi bulan lalu,
sekitar Juli atau Agustus kami akan memperluas layanan untuk wilayah Papua,'' kata
Kepala Divisi Fixed Wireless Network, PT Telkom Indonesia, Dian Rachmawan.
Dengan tersedianya layanan di Papua, praktis seluruh
provinsi telah terjangkau layanan TelkomFlexi. Untuk mendukung
layanan tersebut, TelkomFlexi telah memiliki 1.328 unit base transreceiver
station (BTS). Dian menambahkan pihaknya akan terus memperluas area layanan dan
menambah BTS untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kepada
pelanggan. Dari tiga juta pelanggan TelkomFlexi, sebanyak 97 persen adalah
pelanggan FLexyCity, sedangkan pelanggan FlexiHome tercatat sebesar 3 persen.
Dari pelanggan FlexiCity tadi, sebanyak 69 persen masuk kategori pelanggan
prabayar (prepaid), sedangkan pelanggan paska bayar (postpaid) tercatat
sebanyak 31 persen.
Berbicara mengenai pertumbuhan TelkomFlexi ke depan, Kristiono optimis
pertumbuhan akan tetap tinggi. Ia memperkirakan hingga akhir tahun 2005, jumla
pelanggan akan mencapai angka 4,5 juta. ''Ini perkiraan kami. Kemungkinan
tumbuh menjadi lebih besar lagi tetap ada,'' paparnya. Guna mendorong
pertumbuhan tadi, dikembangkan berbagai inovasi layanan termasuk peningkatan
kapasitas akses jaringan dengan mengimplementasikan teknologi CDMA 20001x EVDO.
''Layanan berplatform EVDO masih dilakukan
ujicoba. Diharapkan akhir tahun 2005 TelkomFlexi sudah memberikan
layanan ini,'' ujar Kristiono. Pelanggan
TelkomFlexi juga akan menikmati 10 fitur baru. Layanan baru, antara lain
ringback tone (FlexiTone), SMS Suara (FlexiVSMS), FlexiHunting , FlexiPBX,
FlexiMultiIISP.
Menurut Kristiono, tak semua fitur baru yang
dikembangkan TelkomFlexi ada di GSM. ''Fitur baru merupakan gabungan
dari fitur yang ada di wireline ( telepon tetap) dengan fitur yang ada di
GSM,'' paparnya. Ia kemudian menunjuk layanan FlexiHunting
atau FlexiPBX. ''Layanan ini hanya
ada di wireline. Belum ada operator yang memberikan layanan ini,'' paparnya.
Ihwal handset, Kristiono menyatakan bahwa kalangan vendor telah memberikan
perhatian terhadap pertumbuhan pelanggan CDMA di Indonesia. Hal ini tercermin
dari makin banyaknya handset berplatform CDMA di pasaran. CEO BUMN Terbaik 2004
ini berharap dengan makin bervariasinya handset akan tumbuh pasar sekunder
CDMA. ''Pertumbuhan pasar sekunder, memberi kontribusi untuk mendorong
pertumbuhan pelanggan CDMA,'' katanya menjelaskan. Ia kemudian menunjuk
pertumbuhan GSM. ''Tumbuhnya pasar sekunder telah mempercepat pertumbuhan
GSM,'' kata Dirut Telkom Indonesia.
Oleh karena itu tumbuhnya pasar sekunder di CDMA juga akan mendorong
pertumbuhan pelanggan CDMA semakin cepat lagi.
(tar )
Sekali lagi terima kasih...
Wassalam
Adjie Praz
At 6/15/2005 08:02 PM, you wrote:
Saya pake Flexi, sepanjang ini sinyal bagus (saya di blok DN). Apalagi
kalo kita bawa jalan2 ke Cibinong & Bogor, sinyal penuh...
Handset-nya saya pake nokia, lupa serinya, keluhan pada baterai, 2 hari harus
men-charge..
Januardo Henry Salvetti
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Wah Pak Adjie ketinggalan info......
Itu dulu Pak, beda dengan
sekarang karena semenjak pemancar Telkomsel ada disamping rumah Pak Ichsan,
sinyal GSM Telkomsel sudah kuat kok Pak he..he..he.
Memang dulu kita sering keluar rumah kalo mo telpon
atau pas terima telpon. Malah saya pernah ngalami mesti naik diatas lemari
(males keluar rumah) karena ternyata diatas lemari sinyalnya maih terpampang 2
bar.
Salam,
Januardo H Salvetti
-----Original
Message-----
From: Wysnu Eka Lesmana [
mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, June 16,
2005 8:50 AM
To: jamaah@arroyyan.com
Subject: RE: [Ar-Royyan-1652] CDMA Flexi dan Handset
BDB...Nokia....STAR ONE
OK
--------------------------------------------------------------
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913
Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com