Ass.Wr.Wb.
Yang di bawah ini adalah persoalan yang diangkat
mengenai wanita atau perempuan dari milis "KRL-Mania". Diskusi ini bagi saya
cukup menarik. Tapi bukan karena alasan isteri saya yang tidak "kerja kantoran"
sehingga saya menganggap ini menarik. Semata-mata terjadinya
pembagian tugas antara suami dan isteri dengan tidak mengesampingkan
"potensi" sekecil apapun bagi isteri dan lingkungan yang ada (lingkungan
rumah, lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan dsb.).
Hal-hal yang menarik itu, antara lain
:
Pertama, ini menyangkut kesiapan seorang lelaki
pada saat mau menikah (yang memang sebelumnya sudah "benar-benar niat" untuk
menikah sesuai tuntunan Nabi SAW). Bahwa, sebagai seorang "initiator" dalam
mahligai perkawinan, maka sekaligus dia juga akan bersedia dan ridho atas segala
nafkah keluarga. Artinya, berprinsip sumber utama nafkah adalah dari suami
sedangkan jika ada sumber penghasilan dari isteri merupakan hak isteri yang bisa
juga untuk menambah nafkah yang merupakan tanggung jawab si suami.
Kedua, sebagaimana disebut di bawah ini, fitrah
seorang ibu adalah melahirkan. Di sini perlu penegasan bahwa melahirkan adalah
kewajiban yang fitrah bagi para isteri. Untuk selanjutnya, mendidik anak yang
seimbang oleh kedua orang tua (kasih sayang yang merupakan
dominasi para ibu dan penegakan hukum : disiplin, pemenuhan kewajiban,
pembelajaran, kestabilan rumah tangga oleh para bapak) menjadi prioritas yang
semestinya menjadi pertimbangan utama dan paling utama. Sementara sumber
penghasilan (bukan sumber nafkah) yang mungkin tadinya dipegang oleh para isteri
dimungkinkan "dikorbankan" untuk tujuan mulia yaitu : mendidik
anak.
Ketiga, peran yang dipesankan Qur'an kepada para
bapak ("ar-rijaalu qowamuuna 'ala nnisaa'" = lelaki yang rijal (jantan,
bertanggung jawab, mengayomi) adalah merupakan pemimpin para wanita). Tanpa
harus "mengurung" para wanita di dalam rumah, para bapak seyogyanya tetap
menjadi "pengarah" bagi sikap dan tingkah laku para isterinya termasuk
mengarahkan lingkungan pergaulannya maupun tempatnya bekerja. Jika lingkungannya
bisa dideteksi baik insya Allah akan baik juga bagi para isteri, tapi jika
sebaliknya maka kita harus siap-siap menjadi "orang kuat" dalam memanajemeni
isteri. Kenapa demikian? Karena demikian banyak faktor luar (eksternal) yang
harus dipertimbangkan dalam menyampaikan rambu-rambu kepada isteri. Mungkin
jamaah semua bisa mengkaji kenapa para selebritis sedemikian gampang
kawin-cerai? Hemat saya, karena : 1). punya penghasilan sendiri, 2). punya
lingkungan pergaulan sendiri yang mungkin suaminya gak tahu, 3). merasa "over
pede" karena faktor 1) dan 2), 4). lingkungan luar yang "serba instant" dan
"serba boleh", 5). ketergantungan pada pengabdian profesi daripada yang
seharusnya kepada suami. Singkatnya, ketergantungan pada materi daripada hal-hal
yang sifatnya non materi sebagai kewajiban berumah tangga.
Pesan yang ingin saya ingatkan adalah bahwa
seorang wanita bisa menyeret paling tidak 3 anggota keluarganya ke neraka (kalo
nggak salah ini Hadits) :
- bapaknya, yang mendidiknya pada saat
kecil,
- suaminya, yang bertanggung jawab / dibebani
amanah dalam rumah tangga, dan
- anaknya, yang karena tidak dididiknya menjadi
orang yang tidak berguna (kasus narkoba, kenakalan, dsb.)
Oleh karena itu, ada baiknya kita evaluasi keluarga
kita dan dudukkan rasa tanggung jawab membina keluarga secara proporsional
antara suami dan isteri menjadi prioritas. Ingat, harta itu bisa kita
usahakan untuk dicari tapi kedamaian dan ketenangan hanya bisa ditempuh melalui
proses di dalam keluarga itu sendiri. Wallaahu a'lam.
Wassalam / Jaerony.-
----- Original Message -----
From: Teguh
Febrianto
Sekedar
berpendapat
. Wanita itu fitrahnya
adalah hamil , melahirkan merawat anak-2nya dengan tangannya sendiri sehingga
dengan fitrahnya yg seperti ini diharapkan dapat mencetak generasi bangsa yg
berkualitas. Kalo wanita mengejar bekerja mengejar karir,hamil juga masih kerja
setelah melahirkan anak ditinggal dengan baby sitter atau parahnya dengan
pembantu atau juga ditinggal di mertua menurut saya itu sudah diluar fitrahnya
so kalo udah gitu mau umpel-2al di kereta?? Ya silahkan
saja
.. Maaf kali ini saya
setuju dgn KAI hilangkan TD!!
Contoh jepang Negara yg
sudah maju orang hamil stop kerja
atau kebijakan Airlines stop pramugari yg sdg
hamil
pramugari KA juga ya? Hormati orang Hamil ?
setuju yaitu dengan cara menghimbau pada para ibu hamil agar menjaga
kehamilannya dengan baik di rumah dan juga suami yg istrinya hamil/punya anak
kecil agar menyuruh istrinya kembali kerumah karena ada pekerjaan yg lebih
penting yaitu mendidik calon-2 pemimpin bangsa! Hormati ibumu,
hormati
ibumu,
hormati ibumu
..hormati ayahmu
Artinya mendidik anak
jauh memiliki bobot/nilai yg lebih mulia dibanding tugas seorang ayah yg mencari
materi. Cukup tidak cukup
adalah relative tinggal masalah gimana kita mensyukuri apa yg telah di
dapat. Persamaan
hak,..setuju,emansipasi
. Yes asal tapi jangan kebablasan..
Giliran masalah gaji
minta disamakan,jabatan juga minta disamakan tapi giliran naik kereta kok minta
prioritas,
nggak fair ah
Buat KAI jalan
terus
biar jutaan yg menentang saya mendukung! Berjuta maaf buat yg
tidak berkenan
.. *mendukung ibu yg kembali kerumah untuk mendidik buah
hatinya tercinta
jadikan generasi muda yang
berkualitas* From: Resti
Vurwarin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Aduuuh...mbok ya yg bikin aturan itu mikirin yg berhak
di TD khusus |
- [Ar-Royyan-2835] Fitrah Wanita jaerony