Dampak Avian Flu: Shuttlecock Bulutangkis Dikawatirkan Semakin Langka (http://www.gatra.com/artikel.php?id=93205)
Brussels, 23 Maret 2006 00:34 Ketika flu burung membinasakan sebagian besar kawanan ternak unggas di seluruh dunia, kekawatiran muncul bahwa akan ada kelangkaan bulu untuk membuat shuttlecock bulu tangkis kualitas tinggi, kata para wakil dari Yonex Co. Jepang. "Butuh 16 bulu, sama dengan seekor angsa, untuk membuat sebuah shuttlecock bulu," kata Herman Moens dari Distrisport, yang mengimpor produk Yonex untuk Belgia, Belanda dan Luxemburg. Yonex adalah unggulan dunia untuk peralatan golf, tenis dan bulutangkis. Yonex melayani 50 persen pasar di Belanda dan 80 persen di Belgia. "Di Jepang, misalnya, 10 juta orang bermain bulu tangkis. Per tahun mungkin diperlukan 12 shuttlecock per orang," Moens mengatakan. Sejak mulainya krisis flu burung terakhir, industri bulu tangkis kekurangan bulu untuk membuat shuttlecock, Moens mengatakan. "Jika krisis tidak berhenti, masalahnya hanya akan semakin membesar." "Saya telah memperingatkan satu setengah tahun lalu bahwa evolusi penggunaan sejenis shuttlecock akan tiba, namun sedikit orang mau mendengar, sayangnya." Bulu tangkis dapat dimainkan dengan shuttlecock yang terbuat dari bulu atau nylon. Perbedaannya seperti menggunakan plastik atau bola bulu dalam sepakbola, menurut Moens. "Tentu saja anda dapat bermain dengan bola plastik, tetapi semakin baik anda mendapatkan, semakin banyak anda ingin bermain hanya dengan material terbaik yang tersedia," ia menjelaskan. Hanya pemain bulu tangkis peringkat rendah menggunakan shuttlecock nylon, kata Guido Claes dari federasi bulu tangkis Belgia. Claes mengatakan bahwa shuttlecock nylon berguna untuk latihan tetapi bahwa karena sekitar delapan shuttlecock dipakai dalam setiap pertandingan, biaya masih bertambah. "Saya heran bagaimana mungkin bahwa tidak ada alternatif yang didapatkan untuk shuttlecock bulu, yang menyamai kualitasnya," ia mengatakan. Ada satu alternatif --bulu bebek. Bulu angsa telah digantikan sebagian dengan bulu bebek sejak krisis terakhir itu, tetapi ini punya dampak pada shuttlecock tersebut. Sementara bulu bebek lebih halus dan anda dapat bermain dengan shuttlecock itu lebih lama, shuttlecock tersebut paling tidak presisi, menurut Moens. Juara Belgia dan pemain internasional Wouter Claes lebih suka dengan shuttlecock bulu. "Mereka punya kemampuan terbang lebih baik dan dapat dipakai jika anda mempunyai teknik lebih maju," ia mengatakan. Para pemain profesional seperti dia tidak dapat membayangkan sendiri bermain dengan, katakan, shuttlecock bulu ayam. Dan ini persis jenis shuttlecock yang digunakan di negara-negara seperti Indonesia dan China dimana olahraga ini paling populer, karena bulu ayam adalah bahan yang paling murah. Alasan lain penyebab turunnya kualitas bahan untuk membuat shuttlecock terbaik adalah perubahan dalam produksi daging. "Metode penyembelihan burung sudah sangat industrialis dalam tahun-tahun belakangan, semakin banyak produk sampingan dihancurkan daripada digunakan untuk hal-hal lain," Moens mengatakan dalam penjelasan mengenai kelangkaan yang terbayang. Bulu perlu dicuci dan dijemur di bawah matahari sebelum diseleksi kualitasnya. Sementara dimasa lalu angsa Hungaria sering dipakai untuk membuat shuttlecock, pada masa sekarang kebanyakan bulu datang dari China. Taiwan pernah merupakan satu dari produsen shuttlecock bulu terbesar di dunia tetapi memindahkan perusahaan-perusahaannya ke China daratan karena biayanya rendah. "Ini merupakan penyeimbang terhadap kenaikan harga yang tajam yang kita perkirakan karena langkanya bulu," Moens mengatakan. "Bahkan, dalam 30 tahun harga satu tabung isi 12 shuttlecock berlipatganda." Tahun lalu sendiri saja harga sebuah tabung yang sama telah naik dari 10 euro menjadi 14 euro. Ratusan juta burung telah dibunuh karena avian influenza, dan kini penyakit itu telah menyebar ke Eropa dan Afrika juga. [EL, Ant] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] For additional commands, e-mail: [EMAIL PROTECTED] -------------------------------------------------------------- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com