AWW Ada satu tips yang pernah saya dapatkan dari tetangga juga mengenai utang piutang, yaitu, jika kita meminjamkan sesuatu (uang/barang) kepada tetangga kita, sebaiknya (jika memang mau meminjamkan) berikan pinjaman sebatas yang anda anggap pinjaman itu diasumsikan tidak akan pernah kembali... Artinya, kalo ada tetangga yang minjam duit 1 juta karena sangat terpaksa sekali, dan kita gak yakin dengan 5C-nya orang tersebut, sebaiknya jangan ditolak mentah2, tapi tetap dipinjami 100ribu misalnya, jadi kalo ternyata gak balik ya sudah, anggap saja amal...tapi tetep ditagih loh..kalo enggak kasihan dia nanti di akhiratnya.. kita jadi ikut salah juga kan karena gak nagih. Nah, cara ini lebih baik daripada menolak mentah2, karena akibatnya, kita jadi dianggap pelit dan hubungan kita dengan tetangga tersebut jadi gak baik. Tapi kalo emang gak ikhlas karena tahu persis track recordnya ya sebaiknya jangan, namanya juga gak ikhlas ya toh...he..he.. Tapi (dengan tidak bermaksud mengungkit masalah yang sebelumnya), kalo kita ditipu, sebaiknya jangan sakit hati ... karena sakit hati itu penyakit yang bikin kita sengsara seumur hidup, saya bisa bilang begitu karena saya sendiri juga pernah ditipu, dan disakiti hati, tapi kalo kita bisa memaafkan si penipu dengan cara memahami kondisi keluarganya yang serba kekurangan misalnya, hapus saja dari hati dan ingatan kita lalu serahkan kepada Allah, beres dah... Menurut saya, walau saya yakin banyak yang sudah paham masalah sakit hati, tapi saya gak yakin sudah banyak yang mengaplikasikannya, karena memang membutuhkan latihan berkali2. Ciri2 orang yang sudah menghilangkan sakit hati dalam salah satu sifat jeleknya adalah tidak pernah marah jika dihina dan tidak pernah membenci orang lain jika ditipu dll, apapun penyebabnya, dan bagaimanapun caranya, meskipun hinaan itu di depan orang banyak, kuncinya adalah kita kerja keras berupaya agar jangan sampai dihina atau ditipu, yakinlah bahwa segala sesuatu terjadi karena memang Allah menghendaki... WWW Lana's
------------- Original message follows ------------- postingan saya di milis "assunnah" beberapa waktu yang lalu ... ----- Original Message ----- From: "IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi" <[EMAIL PROTECTED]> To: <assunnah@yahoogroups.com> Wa'alaikum salam Wr.Wb. Niat menolong orang itu sangat-sangat baik. Tapi apapun perbuatan kita haruslah dalam proporsi yang tepat. Kita semua bisa melihat bahwa di sekitar kita teramat banyak orang yang dalam kesusahan daripada yang "kelihatan berpunya". Marilah kita pilah-pilah orang yang "kesusahan" terkait dengan keseringan kita "meminjamkan uang" : 1. Orang yang dalam keadaan darurat termasuk yang terkena musibah. Inilah orang yang wajib kita tolong apapun yang kita miliki untuk menolongnya. 2. Orang yang senantiasa tekor dalam urusan keuangan rumah tangganya tapi dia mantap dalam segala usaha yang dijalankannya dengan segala kejujurannya. Ini tipe orang yang harus ditolong sekaligus diberdayakan atas apa yang diusahakan kalau perlu dipinjamkan modal usaha. 3. Orang yang selalu tekor keuangannya, tapi keseriusan dan kejujurannya dalam berusaha tidak begitu jelas. Ini tipe orang yang harus ditolong secara terbatas. Berkata "tidak" mungkin perlu disampaikan sekali-sekali. 4. Orang yang tekor dikarenakan tidak bisa mengurus keuangannya sebagaimana pepatah "besar pasak daripada tiang". Terhadap tipe yang seperti ini pertolongan diberikan dengan "sangat" terbatas dilihat tingkat daruratnya. 5. Orang yang tekor keuangannya karena "malas". Kategori ini barangkali termasuk orang yang bodoh dan tidak punya akses karena kurangnya silaturahmi dan mungkin sombong (menyombongkan diri). Yang tipe seperti ini juga harus ekstra hati-hati karena salah-salah dia akan bergantung kepada kita. Kita bisa beri dia pancingan pekerjaan semisal membersihkan halaman rumah dan kita upah. Lalu kita nilai bagaimana cara kerja dia, rajinkah? tekunkah? 6. Tipe penipu. Yang satu ini pada saat datang kepada kita bisa langsung saja "ditolak" dengan cara yang baik. Mengatakan "tidak punya uang" pada tipe orang yang satu ini menurut saya bukan termasuk berbohong karena menghindari penipuan. Saya kira jika kita proporsional dalam merespon orang yang datang kepada kita maka kita terhindar dari tipe orang yang dalam Islam dilarang, yaitu "orang yang kikir" dan "orang yang boros". Kuncinya, dan ini sering kita dengar, bagaimana kita bisa mengatakan "TIDAK" atas hal yang memang tidak bisa kita penuhi tentu saja dengan jawaban halus yang tidak menyakitkan. Mau lebih canggih lagi? Pakailah rumus 5C yang dipakai perbankan dalam mengevaluasi setiap jenis kredit yang diajukan. Terus, bagaimana uang yang sudah terlanjur dipinjamkan? Sama, seperti perusahaan kalau memang si peminjam lagi "tidak punya uang" mau diapain? Paling-paling diajukan ke Pengadilan Perdata sebelum si Peminjam dinyatakan pailit. Kata Preman : "Kalo gue bilang kagak ada duit, mo apa Lu?" Wallaahu a'lam. Wassalam / Jaerony.- -------------------------------------------------------------- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com