Berikut ini dua rubrik konsultasi dari 2 situs berbeda yang berawal dari bagaimana / solusi baik pra PHK atau pensiun dini/muda dalam memilih antara kembali bekerja di kantor atau berwirausaha (buka usaha). Semoga bermanfaat.
 
 
BEKERJA DI KANTOR
ATAU BUKA USAHA

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 724/XIV

Pak Safir yang terhormat,

 Saya adalah ayah dari dua anak. Sejak dua tahun lalu saya di-PHK. Usia saya saat ini 38 tahun. Sampai sekarang saya belum mendapat pekerjaan tetap kendati sudah banyak lamaran yang saya kirim. Saya pun mencoba berusaha sendiri, antara lain dengan membuka katering, biro iklan, wartel, saham, dan lain-lain. Namun hasilnya belum sesuai harapan. Ada sejumlah hambatan. Antara lain sulit meyakinkan keluarga bahwa yang namanya bekerja tidaklah harus di kantor sebagai karyawan. Hal ini mempengaruhi keseriusan saya dalam berusaha karena tidak mendapat kebanggaan atas usaha saya sendiri.

Dengan rendahnya suku bunga deposito, saya berusaha mengoptimalkan uang saya dengan bekerja sama dengan teman-teman yang memiliki usaha dan memerlukan modal. Namun ada kekhawatiran saya, apakah uang saya dapat ditarik kembali. Bagaimana saran Pak Safir? Apakah saya harus terus mencari pekerjaan? Atau sebaiknya berwirawasta? Perlukah pula menanam uang/modal di tempat yang aman? Terima kasih sebelumnya.

Ir. Y - Jakarta


Jawab:

Bapak Y di Jakarta,

Mengingat semakin meningkatnya jumlah pengangguran, belum pastinya iklim perekonomian, serta dan mempertimbangkan usia Anda saat ini, maka saya sarankan Anda agar jangan terpaku kepada sumber penghasilan dari gaji sebagai karyawan saja. Akan lebih baik lagi jika sambil mencari pekerjaan, Anda juga terus mencari peluang untuk melakukan bisnis sendiri. Ingat bukan diri Anda saja yang harus Anda pikirkan, tapi juga istri dan kedua anak Anda.

Kebutuhan hidup terus berjalan, tidak hanya saat ini, tapi terus-menerus dan bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Terkena PHK tidak berarti bahwa Anda juga berhenti merencanakan masa depan keluarga Anda, justru ini merupakan kesempatan Anda untuk mengembangkan potensi diri Anda yang lain. Apakah Anda berniat untuk melamar lagi ke perusahaan lain atau menjadi seorang wirausaha, tentunya Anda yang lebih tahu mana yang terbaik untuk Anda.

Sebelum sampai kepada keputusan itu, maka yang pertama-tama harus Anda lakukan adalah merencanakan pengelolaan keuangan keluarga sementara Anda belum bekerja. Untuk itu dana yang ada pada saat ini, baik itu berbentuk tabungan, deposito, uang pesangon, dan sebagainya, hendaknya diatur dengan hati­hati sehingga dapat memenuhi kebutuhan Anda saat ini dan di masa depan.

Untuk dapat memaksimalkan penggunaan dana yang ada pada Anda saat ini, di bawah ini adalah saran-saran saya :

  • Prioritaskan dulu pembayaran hutang Anda pada pihak lain, terutama yang terkena bunga. Bagaimanapun beratnya kondisi keuangan kita, pembayaran hutang harus diprioritaskan, apalagi jika hutang itu berbunga. Karena jika tidak terbayar akan mengakibatkan jumlah hutang Anda membengkak dari bulan ke bulan.

  • Bentuk dana cadangan yang besarnya 12 x pengeluaran keluarga sebulan, dan gunakan dana ini untuk membiayai pengeluaran Anda selama 12 bulan ke depan.

  • Ambil asuransi jiwa atas nama Anda (jika belum punya) dengan uang pertanggungan yang jumlahnya ­ bila terjadi risiko kematian pada Anda - kira-kira bisa mencukupi kebutuhan keluarga yang Anda tinggalkan, setidaknya selama beberapa tahun ke depan.

  • Gunakan sisa dana yang ada untuk diinvestasikan, baik dalam bentuk investasi keuangan maupun modal usaha.
Jangan lupa bahwa penghasilan seseorang tidak selamanya harus selalu didapat dengan bekerja sebagai karyawan, tapi banyak juga sumber-sumber penghasilan yang bisa Anda dapat. Saat ini Anda sedang mempertimbangkan cara apakah yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghasilan kembali, karena itu dibawah ini saya usulkan beberapa alternatif sumber penghasilan. Yaitu:
  1. Bekerja pada orang lain/karyawan. Penghasilan anda sebagai pegawai berasal dari gaji tiap bulan. Jika Anda terkena PHK seperti yang Anda alami saat ini, maka penghasilan Anda yang berasal dari gaji akan terhenti

  2. Bekerja lepas. Anda memiliki suatu keahlian yang diperlukan orang lain. Mereka yang mau memakai jasa Anda harus membayar sesuai tarif. Profesi yang dapat digolongkan sebagai pekerja lepas adalah penjahit, pelukis, dokter, artis, penyanyi, guru les, ahli reparasi, dan masih banyak lagi. Sebagai pekerja lepas, besar kecilnya penghasilan Anda tergantung dari seberapa banyak orang atau klien Anda yang membayar atas hasil pekerjaan Anda. Jika Anda berhenti bekerja maka penghasilan Anda juga berhenti

  3. Wirausaha atau pemilik bisnis. Anda memiliki bisnis dan menggaji orang yang bekerja untuk Anda. Jika Anda memilih untuk tidak bekerja lagi Anda tetap mendapatkan penghasilan karena usaha Anda tetap bisa berjalan tanpa kehadiran Anda.

  4. Investor atau penanam modal. Anda memilki sejumlah dana yang Anda tempatkan ke dalam suatu bisnis atau ditempatkan kedalam produk-produk investasi sehingga menghasilkan uang lagi bagi Anda. Baik Anda bekerja atau tidak maka Anda tetap mendapatkan penghasilan.
Nah, dari pilihan­pilihan di atas maka diketahui bahwa ada penghasilan yang hanya bisa didapat jika Anda bekerja (penghasilan aktif ) yaitu pilihan no. 1 dan 2, dan ada juga penghasilan yang tetap bisa Anda dapat baik Anda bekerja maupun tidak (penghasilan pasif) yaitu pada pilihan no. 3 dan 4. Yang paling ideal adalah jika sumber penghasilan Anda berasal dari gabungan minimal dua di antara empat pilihan tersebut. Sehingga jika salah satu sumber penghasilan Anda terhenti maka Anda masih memiliki cadangan sumber penghasilan lainnya.

Bagi Anda yang sudah terbiasa bekerja sebagai karyawan, tentunya tidak mudah untuk berubah menjadi pekerja lepas, pemilik bisnis atau penanam modal, karena Anda harus memiliki komitmen dan kesabaran yang luar biasa serta kemauan yang tinggi untuk belajar. Akan ada banyak suara­suara sumbang dan komentar-komentar negatif dari lingkungan Anda, bahkan mungkin keluarga dekat Anda sendiri. Anda tahu kenapa?

Jawabannya seringkali karena mereka tidak tahu bagaimana menjadi no. 2, 3 atau 4. Orang yang tidak tahu biasanya menjadi takut dan khawatir. Jadi, jika Anda kurang mendapat dukungan dari keluarga, saya yakin bukan karena mereka tidak bangga pada Anda, tapi semata-mata karena ketakutan dan kekhawatiran tadi. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah bahwa keluarga Anda mungkin tidak menguasai seluk-beluk usaha tersebut sebaik Anda menguasainya

Dengan mempertimbangkan usia Anda maka kemungkinan akan sulit mendapatkan pekerjaan yang gajinya minimal sama dengan gaji Anda terdahulu. Dengan demikian mungkin akan lebih efektif jika Anda menggunakan waktu luang Anda untuk lebih fokus kepada usaha­usaha milik Anda sendiri, dengan cara melakukan pengembangan dan peningkatan potensi diri dengan mengubah kebiasaan hidup bekerja sebagai karyawan menjadi seorang pekerja lepas. Lalu secara berangsur-angsur menjadi seorang pemilik bisnis.

Dengan uang pesangon serta simpanan dana Anda saat ini yang mungkin tidak begitu besar, saya juga tidak menganjurkan Anda menempatkan atau memutar dana kepada usaha­usaha atau investasi yang tidak Anda ketahui betul seluk-beluknya. Karena itu, entah mengembangkan usaha sendiri maupun bergabung bersama teman Anda, maka pengetahuan yang cukup mengenai bisnis tersebut mutlak diperlukan. Terutama pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran. Karena betapapun bagusnya suatu produk, barang maupun jasa, jika tidak ditunjang dengan strategi pemasaran yang tepat akan sulit dijual.

Apa pun pilihan Anda maka jika Anda belum mempunyai pengetahuan mengenai pemasaran maka sebaiknya Anda belajar sambil mempraktekkannya dari suatu sistem bisnis yang sudah terbukti berhasil.

Saya menganjurkan Anda bergabung saja kedalam suatu sistem bisnis yang mempunyai peluang keberhasilan tinggi dan tidak memerlukan modal besar untuk memulainya. Dalam bisnis ini Anda mempunyai banyak kesempatan untuk belajar mengenai strategi pemasaran. Contohnya, bisnis network marketing (membangun jaringan pemasaran). Bisnis ini selain sudah terbukti berhasil dan mempunyai catatan prestasi yang bagus juga memiliki sistem distribusi dan memberikan program kompensasi yang sukses selama bertahun-tahun. Selain itu bisnis ini juga mempunyai program pendidikan jangka panjang yang terus berlangsung yang bertujuan mengembangkan potensi diri Anda.

Perubahan pola penghasilan serta kebiasaan sebagai seorang karyawan menjadi seorang wirausaha tidak mudah, apalagi jika Anda tetap ingin melakukan kedua-duanya. Dengan memulai bisnis ini Anda akan selalu diberi motivasi untuk mengembangkan potensi diri sekaligus dibimbing dalam mempraktekkannya, sehingga diharapkan kepercayaan diri Anda semakin meningkat , sebab rasa percaya diri yang kuat mutlak diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha. Selamat bekerja dan semoga sukses menyertai Anda!

Rencana Berwirausaha Menjelang Pensiun Dini
Bapak Bram Yth.,
Saya tertarik dengan rubrik Ayo Berwirausaha yang bapak asuh. Saya umur 41 tahun. Profesi saya sekarang adalah process engineer. Saya bekerja pada sebuah perusahaan minyak yang berkantor di Singapura dan sekarang ditugaskan di lepas pantai Atlantic Ocean, Gabon, Afrika Barat dengan jadwal kerja enam minggu masuk dan enam minggu libur untuk pulang ke rumah di Bandung.

Saya sudah 21 tahun bekerja di lepas pantai. Saya memiliki keinginan yang sangat kuat untuk memulai wirausaha. Kebetulan saya memiliki latar belakang yang lainnya, yaitu S1 Administrasi Niaga.

Rencana saya memulai usaha setelah 25 tahun bekerja atau umur 45 tahun. Keputusan itu saya ambil dengan pertimbangan supaya saat saya memulai usaha tidak terlalu tua. Karena, saat itu saya akan memerlukan energi dan pikiran yang sangat banyak.

Tetapi, saya bingung kira-kira usaha apa yang akan saya mulai itu. Untuk bapak ketahui, saya mempunyai keahlian di bidang otomotif yang cukup mendalam, hobi mengurus tanaman, dan berolah raga.

Dalam persepsi saya, untuk memulai usaha, seseorang harus mempunyai syarat-syarat, yaitu keahlian, pengalaman, relasi, termasuk untuk promosi, modal dan jiwa wiraswasta. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah persepsi saya betul demikian? Mohon penjelasannya.

Kira-kira usaha apa yang menurut bapak cocok buat saya? Usaha di bidang apa saja yang masih memberikan peluang? Dan buku-buku apa saja yang bisa saya baca sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan?

Sekian dan terimakasih.

Y. Romya Rusyaman
Jl. Denki V No. 26, Bandung



Jawab:
Pak Rusyaman Yth.,
Anda sebetulnya sudah memiliki modal yang sangat baik untuk mulai berwirausaha. Latar belakang dan persepsi Anda, menurut saya, tidak ada yang salah. Barangkali tinggal selangkah lagi, yaitu mewujudkannya menjadi nyata.

Memang pertanyaan yang seringkali ditanyakan pada saya adalah usaha apa yang cocok? Sebetulnya banyak potensi usaha yang cocok yang ada pada mereka (termasuk Pak Rusyaman), hanya saja mungkin tidak terlihat. Mengapa?

Salah satu keberhasilan sebuah bisnis adalah pengetahuannya yang cukup mendalam terhadap bisnis yang akan diterjuni. Tentu saja pengetahuan itu bisa didapat dari mana saja. Bisa dari pekerjaan yang pernah dialami, hobi, atau keahlian lainnya.

Untuk Anda, keahlian pada otomotif dan bisnis bengkel mobil mungkin bisa cocok. Apalagi bisnis bengkel ini masih memiliki peluang yang cukup baik, meski ketat pula persaingannya. Tetapi, selama mobil masih ''berkeliaran'' di jalan dan mobil baru terus saja diserap pasar, peluangnya masih tetap terbuka.

Menangkap peluang atau membuat sesuatu peristiwa/pengalaman atau benda menjadi sebuah peluang merupakan bagian dari karakter entrepreneur. Seorang entrepreneur akan terobsesi sekali dengan peluang.

Tentu saja tidak hanya mampu menangkap peluang, tetapi juga mengubahnya menjadi profit. Menjawab pertanyaan Anda mengenai usaha yang masih berpeluang, menurut saya, masih banyak sekali usaha yang bisa menjadi peluang dan memberikan profit. Anda harus jeli karena Anda seorang entrepreneur, bukan?

Bagaimana dengan yang tidak memiliki keahlian dan pengalaman? Bergabung dengan teman-teman merupakan salah satu pilihan, karena dengan demikian masing-masing anggota kelompok dapat menyumbangkan keahliannya. Ada cara lain lagi yaitu bertindak sebagai investor.

Artinya, kita mempercayakan bisnis itu pada orang lain yang ahli, sedangkan kita menyandang modalnya. Franchise (waralaba) juga pilihan yang bagus. Di sini kita dilatih dulu untuk memahami bisnisnya sebelum kita benar-benar terjun langsung bergelut dengan aktivitas bisnis sehari-hari.

Jadi Pak Rusyaman, ini semua rasanya sesuai dengan persepsi Anda. Mengenai relasi tentu dibutuhkan, bukan saja untuk promosi tetapi juga untuk menjadi rekan pemasok (supplier) atau juga sebagai pembeli (buyer) produk atau jasa Anda.

Membangun relasi atau networking juga merupakan kunci sukses seorang entrepreneur. Sedangkan modal, saya menyebutnya relatif. Karena, sekecil apapun modalnya atau sekecil apapun ukuran bisnisnya tidak menjadi soal. Yang penting, ada keinginan untuk bergerak maju dan menentukan pilihan hidup serta keberanian untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.

Mulai sekarang, dalam rangka menyiapkan bisnis Anda, cobalah mencari buku yang membahas teknis usaha seperti buku-buku mengenai usaha perbengkelan, atau usaha yang ingin Anda terjuni. Saya kira, sekarang di toko buku banyak sekali buku seperti itu.

Untuk menambah wawasan atau penyemangat mengenai nonteknisnya, juga sudah banyak bukunya. Seri Kekayaan Tersembunyi-nya Kompas, buku-buku mengenai self-development merupakan buku yang baik. Atau, Anda juga dapat membaca buku saya mengenai entrepreneurship yang akan terbit sebentar lagi.

Pak Rusyaman, semoga usaha Anda segera terwujud. Anda dapat mengunjungi www.titianbisnis.com untuk mendapatkan informasi mengenai bisnis dan kewirausahaan lebih lanjut. Bagi yang belum terbalas, saya mohon maaf karena banyaknya surat dan e-mail yang masuk. Semoga Anda mau bersabar.

Kirim email ke