WARNING:

Jika Anda tidak berkenan dengan tulisan ini silakan langsung dihapus; jika 
tertarik silakan didiskusikan; dan jika isinya sesat dan tidak benar tolong 
beritahukan.





********************************************************





KEAJAIBAN DOA IBU

(Oleh: Fariq Gasim Anuz)



   Ketika saya sedang duduk di ruang kerja di kantor Islamic Center di Jeddah, 
Saudi Arabia di penghujung bulan Dzulhijjah 1429 H atau di akhir bulan Desember 
2008 M, masuklah seorang anak remaja dengan mengenakan gamis, kopiah dan sorban 
merah sambil mengucapkan salam.



   Setelah saya berkenalan dengannya ternyata dia adalah keponakan salah 
seorang pengurus dan relawan di kantor Islamic Center yaitu ustadz Muhammad Ash 
Shubhi yang datang ke kantor tiap hari Jumat untuk memberikan ceramah kepada 
para mualaf yang berasal dari Philpina. Nama anak tersebut Muadz Ash Shubhi 
berumur 17 tahun dan masih duduk di kelas 2 SMA.



   Tampak dari anak tersebut wibawa dan penuh kedewasaan, saya tinggalkan 
pekerjaan saya dan duduk menemani Muadz untuk mengenal dia lebih jauh lagi. 
Ternyata dia telah selesai menghapal Al Quran 30 Juz, dan sekarang dia rajin 
mengulang hapalannya agar tidak lupa dan hilang. Ia terkadang mengimami shalat 
berjamaah di Masjid dekat rumahnya jika imam terlambat atau berhalanagan hadir. 
Dia juga aktif berperan sebagai muadzin di masjid tersebut sejak umur 14 tahun. 
Hanya saja terakhir ini pengurus masjid menggantikannya dengan muadzin dari 
orang dewasa dengan alasan dia masih anak-anak dan menjanjikan kepadanya jika 
telah selesai sekolah maka dia bisa menjadi muadzin lagi.



   Saya memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara lebih banyak, diantara 
hal yang menarik dari pembicaraan Muadz yaitu ketika dia bercerita tentang masa 
kecil Syaikh Doktor Abdul Aziz Fauzan Al Fauzan. Ketika itu, orang tuanya 
memiliki banyak kambing dan anak-anaknya mendapatkan tugas untuk menggembalakan 
kambing secara bergantian sepulang mereka dari sekolah.



Hari ini bagian Muhammad kakaknya, keesokan harinya giliran Abdul Aziz dan 
besoknya lagi giliran adiknya. Saat giliran adiknya bertugas untuk 
menggembalakan kambing maka adiknya datang kepada ibunya sambil menangis dan 
berkeberatan untuk menggembalakan kambing. Karena merasa kasihan kepada anaknya 
yang paling kecil maka si ibu menyuruh kakaknya yang paling besar yaitu 
Muhammad untuk menggembalakan kambing. Kakaknya menolak dengan alasan bahwa dia 
sudah menjalankan kewajibannya 2 hari yang lalu. Maka si ibu menyuruh Abdul 
Aziz untuk menggembalakan kambing, Abdul Aziz menuruti permintaan ibunya dan 
tidak membantahnya. Keesokan harinya giliran kakaknya yang tertua bertugas 
menggembalakan kambing, maka kakaknya datang kepada ibunya sambil menangis pula 
berkeberatan untuk mengembalakan kambing. Si ibu menyuruh Abdul Aziz lagi untuk 
menggembalakan kambing. Abdul Aziz menjalankan perintah ibunya tanpa membantah 
sedikitpun. Akhirnya setiap hari Abdul Aziz menngembalakan kambing milik orang 
tuanya.



   Syaikh Abdul Aziz merasakan banyak sekali kemudahan yang Allah berikan 
kepadanya dan beliau berpendapat diantara sebabnya adalah  bakti seorang anak 
dan doa kedua orang tuanya. 

   

   Kisah yang diceritakan Muadz sangat berkesan dihati saya, cerita tersebut 
mengingatkan saya kepada ucapan Profesor Doktor Abdul Karim Bakkar dan Profesor 
Doktor Shalih Al Ayid dalam bukunya.




   Profesor Doktor Abdul Karim Bakkar berkata,



"Sesungguhnya doa kedua orangtua untuk anak-anaknya ada dua macam, ada yang 
disebabkan rasa iba dan kasihan, hal ini dilakukan oleh kedua orang tua 
meskipun anak-anaknya kurang berbakti kepada mereka. Ada lagi doa dari orang 
tua diucapkan dari lubuk hati yang paling dalam, doa tersebut merupakan 
ungkapan rasa senang, puas, ridha dan kagum kepada perbuatan dan bakti anak 
mereka, doa yang seperti inilah yang lebih pantas untuk dikabulkan oleh Allah.

(50 lilin untuk menerangi jalan hidup kalian) 




   Profesor Doktor Shalih Al Ayid berkata,



"Sesungguhnya doa ibu tidak mungkin meleset, ibuku -semoga Allah merahmatinya- 
selalu ridha terhadap anak-anaknya dan sangat mencintai mereka, oleh karena itu 
ia selalu berdoa memohon kebaikan untuk mereka di setiap waktu, berdoa dengan 
hati yang bersih tanpa ada dendam dan kebencian, oleh karena itu saya melihat 
dalam segala urusanku adalah hasil dari doa beliau secara nyata dan tidak ada 
keraguan sedikitpun, berapa banyak pintu kebaikan terbuka untukku dengan tidak 
disangka-sangka dan berapa banyak tipudaya orang-orang yang hasad dan dengki 
menjadi runtuh karena karunia Allah disebabkan doa ibuku yang dikabulkanNya."



(Dam'ah 'ala qabri ummi)




Original Message : Abu Ishaq 

Kirim email ke